11 Pemain Terburuk di Paruh Musim 2015/2016

Cerita

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

11 Pemain Terburuk di Paruh Musim 2015/2016

Rasanya akan kurang apabila hanya menentukan sebelas pemain terbaik sepanjang paruh pertama liga-liga top Eropa musim 2015/2016 ini. Meskipun ada beberapa pemain yang menunjukan peforma impresif, di sisi lain ada juga pemain-pemain yang nyatanya tidak bermain maksimal dan tidak berhasil memenuhi ekspektasi yang dibebankan kepadanya.

Serupa dengan apa yang menjadi aspek penilaian terhadap tim terbaik, yang akan menjadi poin utama yang diamati dalam sebelas pemain yang gagal menampilkan peforma terbaik adalah statistik dan kontribusi yang dilakukan oleh pemain tersebut sepanjang paruh pertama musim ini.

Berikut kami pilihkan sebelas pemain yang menampilkan peforma minor sepanjang paruh musim 2015/2016 :

Kiper : Asmir Begovic (Chelsea)

Diplot untuk menggantikan Thibaut Curtouis yang mengalami cedera, nyatanya mantan kiper Stoke City ini tampil minor kala berdiri di bawah mistar gawang Chelsea. Mengawal gawang Chelsea yang menjalani musim ini dengan status juara bertahan, Begovic memiliki catatan minor dibandingkan kiper-kiper tim juara bertahan liga lain seperti, Kevin Trapp, Gianluigi Buffon, Manuel Neuer dan Claudio Bravo.

Kiper asal Bosnia ini menjadi yang paling banyak kemasukan dengan 18 gol, lebih banyak dibandingkan Buffon (13 gol), Kevin Trapp (sembilan gol), Neuer dan Bravo yang masing-masing baru kemasukan delapan gol. Begovic juga berada di urutan kelima, kiper yang paling sedikit mencatatkan cleansheet di Liga Primer, sejauh ini dirinya baru berhasil menjaga gawangnya agar tetap perawan sebanyak empat kali.

Bek Tengah : Branislav Ivanovic (Chelsea)

Peforma Branislav Ivanovic jelas terlihat sangat merosot pada musim ini, bek asal Serbia tersebut dinilai sudah tidak bisa lagi mengimbangi kecepatan dari penyerang-penyerang tim lawan di Liga Inggris yang memang mengutamakan kekuatan fisik.

Sepanjang paruh pertama musim, catatan tekel sukses Ivanovic bisa dibilang sangat buruk, Dari 60 percobaan hanya 26 diantaranya yang berhasil, ditambah catatan lain, sudah sebanyak tiga kali Ivanovic melakukan tekel yang berujung diberikan kartu oleh wasit. Dua dari sekian gol yang bersarang ke gawang Chelsea musim ini diakibatkan oleh kesalahan yang dilakukan Ivanovic.

Bek Tengah : Dante (Wolfsburg)

Dante tersingkir dari FC Bayern setelah tim asal Bavaria tersebut mendatangkan Mehdi Benatia. Bek asal Brasil tersebut mencoba peruntungannya di tim runner-up Bundesliga musim lalu, VFL Wolfsburg. Bersanding dengan rekan senegaranya, Naldo, di jantung pertahanan, nyatanya Dante termasuk salah satu pelaku menurunnya peforma Wolfsburg musim ini.

Dari 21 gol yang masuk ke gawang kiper Diego Benaglio, tujuh di antaranya berasal dari kesalahan defensif yang dilakukan oleh Dante. Sepanjang musim ini Dante sudah membuat 24 pelanggaran yang membuat dirinya mengoleksi 3 kartu kuning dan satu kartu merah. Catatan ini membuat dirinya menjadi pemain Wolfsburg yang paling banyak menerima kartu dari wasit.

Terlebih presentase kesuksesan tekelnya yang hanya mencapai 37% yang dimana terhitung minim untuk ukuran seorang bek. Hal ini membuat pemain bernama lengkap Dante Bonfirm Costa Santos ini menjadi pesakitan atas penampilan minor Wolfsburg musim ini.

Bek Tengah : Antonio Rudiger (Roma)

Roma terjerembab di peringkat lima klasemen, padahal jumlah kekalahan mereka sama seperti yang dimiliki oleh sang capollista, Inter Milan. Kedua tim sudah menelan kekalahan sebanyak tiga kali, namun Roma memiliki jumlah kebobolan yang lebih banyak, bahkan catatan kemasukan 18 gol Roma yang ada di peringkat lima lebih banyak dibandingkan Sassuolo yang berada di peringkat tujuh.

Peforma Bek muda asal Jerman, Antonio Rudiger ditenggarai sebagai salah satu penyebab kejatuhan Roma. Hanya separuh yang berhasil dari jumlah total 22 tekel yang dibuat oleh Rudiger. Dirinya juga terlalu banyak melakukan pelanggaran, sepanjang paruh pertama Rudiger sudah melakukan 24 pelanggaran. Catatan satu kartu kuning akibat memprotes wasit juga menjadi perhatian tersendiri bagi pemain yang disebut-sebut bek masa depan Jerman tersebut.

Gelandang Tengah : Ces Fabregas (Chelsea) , Emre Can (Liverpool) , Dani Parejo (Valencia)

Merosotnya peforma Chelsea pada musim ini salah satu penyebabnya adalah penampilan dirigen permainan mereka Cesc Fabregas yang menurun kualitasnya. Dimulai dari jumlah operan akurat Fabregas yang menurun drastis, di mana musim lalu gelandang asal spanyol tersebut berhasil memproduksi 2238 operan akurat, musim ini dirinya hanya berhasil mencatatkan 957 operan akurat.

Dua assist yang baru dibukukannya juga semakin memperkuat fakta bahwa gelandang Spanyol ini mengalami penurunan. Dari 18 assist yang ia ciptakan musim lalu 13 diantaranya dibuat pada paruh pertama, sangat jauh dari apa yang ditampilkan oleh Fabregas di sepanjang paruh pertama musim ini.

Nama selanjutnya adala Emre Can. Banyak yang tahu bahwa salah satu penyebab minornya peforma Liverpool adalah disebabkan oleh penampilan gelandang mereka, Emre Can. Meskipun memiliki kualitas teknik cukup baik pada kenyataannya Can sering melakukan blunder yang berakhir dengan bobolnya gawang Liverpool.

Blunder yang dilakukan oleh Can bermacam-macam, mulai dari kesalahan operan hingga tekel di area yang membahayakan gawang sendiri, salah satunya seperti yang terjadi saat Liverpool dikalahkan oleh Watford pekan lalu. Dan sepanjang tahun ini Can sudah membuat tujuh kesalahan yang berakibat bobolnya gawang Liverpool. Dan Emre Can adalah pemain paling banyak melakukan kesalahan berujung gol di Liga Inggris.

Sementara itu, kapten tim Valencia, Dani Parejo juga melengkapi daftar ini. Alumnus akademi Real Madrid ini tidak mampu mengembalikan timnya yang bermain maksimal di paruh pertama La Liga musim ini. Catatan operan suksesnya menurun drastis dari 1458 operan sukses menjadi 476 operan sukses hingga La Liga libur 19 Desember lalu. Hanya berhasil mencatatkan 19 tekel sukses dari 51 kali percobaan juga menjadi perhatian lain bagi gelandang bernomor punggung 10 ini.

Gelandang Kanan : Memphis Depay (Manchester United)

Kekecewaan berat jelas dialami oleh kubu Manchester United usai mendatangkan Memphis Depay yang disebut-sebut sebagai bakat terbaik Belanda, bahkan diberikan nomer punggung tujuh yang ikonik di klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut. Sepanjang paruh pertama Memphis tidak mampu menangani ekspektasi yang dibebankan kepadanya.

Datang sebagai pencetak gol terbanyak Liga Belanda musim lalu, sejauh ini Memphis baru mencetak dua gol di Liga Inggris. Sempat tampil luar biasa di babak kualifikasi Liga Champions, Memphis kembali melempem bahkan dengan tragis dirinya tergusur ke bangku cadangan seiring dengan kedatangan Anthony Martial.

Gelandang Kiri: Eden Hazard (Chelsea)

Gelandang Belgia ini dianggap sebagai sumber permasalahan yang dialami oleh Chelsea musim ini. Bahkan dalam tahapan yang lebih ekstrem fans Chelsea menganggap Hazard sebagai salah satu pemain yang bertanggung jawab atas ditendangnya Jose Mourinho dari Stamford Bridge beberapa minggu sebelum akhir tahun ini.

Statistik Hazard di paruh pertama juga menggambarkan kekecewaan yang ditunjukan oleh fans Chelsea adalah hal yang wajar. Hazard belum mencetak satu gol pun sepanjang paruh pertama musim ini, padahal apabila dibandingkan dengan paruh pertama musim lalu, Hazard sudah mengoleksi tujuh gol dari total 14 gol yang ia cetak sepanjang musim lalu.

Penyerang : Wayne Rooney (Manchester United) Edin Dzeko (AS Roma)

Segala cara dilakukan oleh pelatih Louis Van Gaal untuk mengakomodir penyerang utama sekaligus kapten tim Manchester United, Wayne Rooney. Mulai dari menempatkan Juan Mata sebagai sayap kanan hingga mendatangkan Bastian Schweinsteiger, semua dilakukan untuk mengembalikan produktivitas penyerang asal Inggris tersebut.

Sama halnya dengan yang terjadi di AS Roma, pelatih Rudi Garcia masih mencoba mencari formula yang sesuai agar bisa membuat Edin Dzekot tampil buas di muka gawang lawan.

Namun hasil yang didapat sama sekali tidak sesuai harapan. Sejauh ini Rooney baru mencetak dua biji gol, sementara Dzeko hanya satu gol lebih baik dibandingkan penyerang Inggris tersebut. Tentunya hal ini menjadi mengenaskan apabila dibandingkan dengan penyerang-penyerang top lain yang sepanjang paruh musim ini saja sudah mencetak belasan gol.

BAD TEAM 2015

Bagaimana menurut anda? Siapakah 11 pemain terburuk pilihan anda?

Foto: Pexels

Komentar