Mengembangkan Klub dan Brand Fashion Ala PSG (Membaurkan Fashion dan Seragam Sepakbola Bagian 2)

Football Gear

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengembangkan Klub dan Brand Fashion Ala PSG (Membaurkan Fashion dan Seragam Sepakbola Bagian 2)

Industri penjualan seragam dari sebuah klub sepakbola berkembang semakin luas. Klub-klub sepakbola tidak hanya menyasar para penggemar atau pecinta sepakbola dan olahraga, namun lebih dari itu.

Seragam sepakbola yang pada umumnya terbuat dari kain polyester, terlihat lebih sporty daripada modis. Berkembangnya waktu dan kebutuhan pasar, sebuah klub mengembangkan inovasi, bagaimana sebuah seragam klub bisa digunakan sehari-hari, hingga keperluan gaya hidup.

Akhir dekade ini, tidak sedikit klub berkolaborasi dengan brand-brand high-end untuk keperluan bisnis industri ini. Mereka ingin meraup pasar yang lebih luas dan lebih atas dalam penjualan seragam timnya.

Jordan Brand dan Paris Saint-Germain (PSG)

Di musim 2021/22, Paris Saint-Germain memperkenalkan seragamnya dengan merek apparel Jordan Brand. Yap, bagaimana sebuah klub sepakbola memiliki apparel yang kental dengan basket. Di sisi dada kanan pemain terpampang logo siluet seseorang sedang melakukan dunk atau populer disebut jumpman.

Jordan Brand melakukan “cek ombak” dalam sebuah crossover ini, bagaimana jika pasar yang identik dengan basket digabungkan dengan sepakbola. Ini diutarakan langsung oleh Wakil Presiden desain Jordan Brand, David Creech.

“Ini merupakan kesempatan besar bagi kami di Jordan, karena kami berasal dari basket. Kami sedang menyeberang dan melihat sejauh mana jangkauan dari brand (Jordan) ini,” ujar Creech. “Bagi kami, melihat Jumpman di lapangan sepakbola itu sungguh gila. Sungguh menakjubkan menjadi bagian dari brand untuk saat ini, ketika kami memasuki sepakbola dunia,” lanjut Creech.

PSG dan Jordan sama-sama melakukan crossover pasar antara sepakbola dan basket. Ini merupakan terobosan baru. Pasalnya, sebelum pertama kalinya Jordan Brand masuk sebagai apparel PSG, Nike masih menjadi apparel PSG di musim 2020/21. Nike merupakan induk yang melahirkan Jordan Brand pada tahun 1984.

Jordan Brand lahir ketika Nike dan Michael Jordan bekerja sama, dan Nike menjadikan Jordan sebagai wajah merek. Jordan keluar lapang dengan menggunakan sepatu Jordan 1s.

Jordan dan Nike melakukan evolusi dalam pembuatan desain sepatu basket. Teknologi yang digunakan Nike Air Jordan 1 yang dikhususkan untuk Jordan saat itu melampaui apa yang dimiliki oleh pasaran. Sepatu tersebut menuai kontroversi, karena diduga teknologi tersebut membuat boosting kemampuan pemain di lapangan.

Jordan melakukan debutnya di Chicago Bulls dengan menggunakan sepatu tersebut tanggal 17 November 1984. Sepatu tersebut laku keras di pasaran dan meraih pendapatan hingga jutaan dolar di bulan pertama perilisannya.

Atas kesuksesan di tahun-tahun tersebut, Jordan menjadi anak perusahaan di bawah Nike dengan nama Jordan Brand di tahun 1997. Dan di tahun 1999, Jordan memperluas katalog dari yang mulanya hanya memproduksi sepatu.

Jordan Brand belum menemui titik akhir. Mereka berinovasi setiap masanya, termasuk melakukan crossover meraih pasar sepakbola lewat kerja sama dengan PSG.

Selain merilis seragam utama di atas lapang, Jordan merilis sebuah baju basket PSG dengan tulisan “Paris” melengkung di dada, logo PSG di dada kiri, dan Jumpman di dada kanan. Bahkan, baju tersebut dipakai oleh Travis Scott ketika dirinya manggung di Paris.

Desain yang paling kentara adalah ketika desain tampilan seragam PSG di tahun pertama Jordan Brand (musim 2021/22), mengadopsi desain seragam yang dipakai oleh Michael Jordan ketika membela Chicago Bulls.

Jordan mengaplikasikan ciri khas warna dan garis merah, putih, hitamnya. Meski PSG memiliki warna navy, namun setidaknya gelapnya navy tidak terlalu jauh dengan gelapnya hitam.

Desain baju kandang dan tandang 2021/22 cenderung polos dengan warna navy (kandang) dan putih (tandang). Di bagian pergelangan tangan dan kerah, terdapat garis putih, merah, putih, sebagai identitas dari Jordan Brand.

Yang paling kentara adalah motif yang diterapkan di bagian celananya. Motif yang diterapkan adalah motif yang sama dengan apa yang pakai oleh Jordan di Chicago Bulls. Garis dari pergelangan, menyatu dan membentuk segi lima di bagian paha luar.

Kerjasama PSG dengan Jordan Brand mendongkrak pendapatan PSG dalam penjualan seragam klub sebesar 470 persen. Di pekan pertama setelah rilis, seragam PSG dengan apparel Jordan Brand terjual sebanyak 40 ribu pasang. Bahkan, crossover pemakaian tidak hanya dipakai oleh pemain sepakbola, namun pemain basket di National Basketball Association (NBA), yaitu Ben Simmons, Draymond Green, dan Nicholas Batum memakai baju PSG.

Selain daya tarik Jordan Brand, ada andil bintang sepakbola dunia, Lionel Messi dalam penjualan seragam tersebut. Michael Jordan mendapat total 7 juta US dollar royalti dalam penjualan kaos Messi.

PSG x BAPE: Kolaborasi luar lapangan

Di tahun 2018, PSG pernah menggandeng sebuah brand streetwear asal Jepang, A Bathing Ape (BAPE) untuk bekerja sama dalam memproduksi sebuah katalog streetwear. PSG dan BAPE memproduksi dan merilis 13 koleksi, di antaranya jaket, hoodie dengan corak wajah hiu khas BAPE, kaos, dan celana pendek Ape Head. Selain, itu ada aksesoris berupa syal dan tas.

Kolaborasi PSG dan BAPE merupakan salah satu perayaan hari jadi tahun pertamanya sebuah toko BAPE di distrik Le Marais, Paris.

Yang dilakukan PSG ketika berkolaborasi dengan BAPE berbeda dengan kolaborasinya bersama Jordan Brand. Kolaborasi PSG dengan BAPE hanya berlaku di luar lapangan, yaitu produk streetwear yang dipakai untuk keseharian maupun untuk gaya hidup. Melihat dari identitas BAPE yang memang merupakan brand streetwear.

BAPE didirikan oleh fashion designer dan DJ asal Jepang, Nigo. Di awal kelahirannya, BAPE identik dengan eksklusivitasnya. Di awal penjualannya, BAPE hanya menjual 50 pasang kaos tiap minggunya. Nigo tidak menyukai gagasan jika orang-orang memakai pakaian yang sama. Namun, BAPE kini tidak se-eksklusif dulu. BAPE memiliki toko online, siapa saja bisa membeli produk dengan stok yang tersedia.

PSG besar tidak hanya sebagai klub, namun sebuah brand

PSG melakukan apa yang diinginkan oleh sang Presiden, Nasser Al Khelaifi, yaitu membangun sepakbola lebih dari sebuah klub, namun juga sebuah brand atau merek. Ini diutarakan oleh Nasser ketika telah mengakuisisi PSG. “Di tahun-tahun mendatang, kami akan bekerja untuk menjadikan PSG tim yang kuat dan brand yang kuat di kancah internasional,” kata Nasser.

Hingga kini, selain dengan Nike, Jordan Brand, dan BAPE, PSG pun telah melakukan kolaborasi dengan brand high-end, seperti Dior. Kemudian, di fashion streetwear, PSG pun pernah melakukan kolaborasi dengan Stussy.

Kolaborasi dan kerja sama tersebut dilakukan oleh PSG dalam upaya membesarkan bukan hanya klub, namun “brand” yang dimaksud oleh Nasser. Bahkan, per bulan Maret 2022 ini, PSG telah membuka toko unggulannya di New York, Amerika Serikat. PSG menjadi klub olahraga pertama yang membuka toko di New York.

Lagi-lagi, PSG mengglorifikasikan bahwa klubnya merupakan klub sepakbola atau olahraga dengan sisi brand yang kuat. “Pengembangan merek Paris Saint-Germain selama 10 tahun terakhir benar-benar unik. Menjadi tim olahraga pertama yang membuka butik/toko resmi di New York City adalah tonggak penting untuk menjadikan klub sebagai salah satu brand olahraga terbesar di dunia,” ujar Direktur Merchandising PSG, Fabien Allegre.

Komentar