Nyentrik Ala Nigeria 2018, Elegan Ala Venezia FC (Membaurkan Fashion dan Seragam Sepakbola Bagian 1)

Football Gear

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Nyentrik Ala Nigeria 2018, Elegan Ala Venezia FC (Membaurkan Fashion dan Seragam Sepakbola Bagian 1)

Berbicara soal sepakbola tidak lepas dari 11 lawan 11. Satu tim menggunakan seragam yang sama agar bisa membedakan mana kawan dan mana lawan. Fungsi dari seragam awalnya hanya untuk itu.

Aturan dan tujuan motif seragam sepakbola

Pada tahun 1891, secara resmi Football Association (FA) menerapkan aturan jika klub Inggris harus menggunakan seragam. Ketika seragam pertama sepakbola diterapkan, bahan seragam terbuat dari katun yang cenderung tebal, berat, dan berlengan panjang. Kemudian, saat itu kostum berkerah, hingga ada tali pengencang di bagian kerah.

Tiap tim memiliki perbedaan seragam tidak hanya dari warna, namun berkembang dengan menambahkan motif, seperti garis-garis vertikal maupun horizontal, kotak-kotak, polka dot, garis diagonal, dan pengembangan motif lainnya.

Di Inggris sendiri, tempat di mana pertama kali diaturnya seragam sepakbola memiliki tim dengan ciri khas motifnya, seperti Stoke City dan Sunderland yang masih mempertahankan garis-garis vertikal merah putihnya dari dulu hingga kini.

Kemudian di motif garis horizontal, ada Queens Park Ranger (QPR) yang masih memakai motif garis biru putih horizontalnya.

Wolverhampton yang awalnya memiliki motif yang serupa dengan Sunderland, yaitu garis vertikal merah putih diubah menjadi motif setengah diagonal oranye hitam. Alasan diubahnya motif tersebut adalah dalam peraturan FA tahun 1891, tiap tim tidak boleh memakai warna dan motif yang sama.

Yang dilakukan Inggris dalam menentukan seragam pada tim sepakbola, membuat tim-tim di Eropa mengadopsi aturan tersebut. Di Italia, Juventus menjadi salah satu tim yang memilih motif garis vertikal, dan masih menerapkan motif tersebut hingga kini.

Seragam untuk keseharian dan gaya

Selain fungsi fundamental sebagai ciri sebuah tim di lapangan, dan fungsi penampilan pemain di atas lapangan, seragam tim sepakbola berkembang sebagai fungsi estetika dan gaya.

Seorang penggemar ingin memiliki seragam yang dipakai oleh idolanya. Dengan begitu, sebuah klub sepakbola akan menjual seragam dengan versi asli yang dipakai oleh pemain atau versi untuk penggemar dengan harga yang lebih terjangkau.

Penjualan dari seragam pemain pun sudah menjadi bisnis tersendiri. Klub akan memutar otak agar desain di tiap tahunnya bisa dinikmati secara universal, bukan hanya penggemar klub atau penggemar sepakbola itu sendiri. Melalui apa? melalui sebuah estetika yang mengundang non-penggemar agar tertarik membeli seragamnya.

Karena, pasar yang dijangkau adalah bukan seperti pemain yang berolahraga di lapangan dan seragam yang dibeli bukan hanya dipakai untuk berolahraga, pembeli setidaknya memiliki keinginan memakai seragam tersebut untuk dipakai sehari-hari. Atau, bisa berlenggok dengan percaya diri ketika jalan-jalan di sebuah mall dalam kota.

Tampilan dari seragam klub sepakbola akan berganti tiap tahunnya. Bagus atau tidaknya tampilan sebuah seragam itu merupakan hal subjektif. Motif yang telah dibahas di bab sebelumnya kini semakin berkembang. Contohnya, Hull City yang menggunakan motif harimau, karena memang identitas Hull City dengan logo harimaunya. Atau, terbaru diterapkan oleh Napoli yang memakai motif loreng khas tentara pada seragam tandangnya di musim 2013/14 dan seragam ketiga Juventus musim 2020/21.

Nigeria dan seragamnya yang mencolok di Piala Dunia 2018

7 Februari 2018, sebelum Piala Dunia bergulir, jagat sosial media, terutama bagi penggemar sepakbola dihebohkan dengan sebuah seragam yang akan dipakai oleh timnas Nigeria. Set foto yang proper, dengan gaya bak seorang model membuat seragam super eagles berbeda dengan kontestan lainnya.

Apa yang dilakukan Nigeria dan Nike adalah untuk meraup pasar yang lebih luas, tidak hanya untuk penggemar sepakbola. Mereka memadukan olahraga dengan fashion streetwear.

Mereka menerobos tren yang saat itu digunakan oleh negara lainnya dengan memakai desain polos atau sedikit corak. Seragam nigeria memiliki desain dasar putih dengan motif gelombang runcing layaknya bulu elang berwarna hijau, dan warna hitam di bagian lengan. Desain seragam tersebut menjadi perbincangan di beberapa majalah di bidang fashion, salah satunya GQ.

Bahkan, sebelum penjualan seragam Nigeria dibuka, pemesanan sudah menembus angka tiga juta pesanan dan berpotensi mendapatkan pendapatan sebesar 225 juta dollar.

Dalam sebuah definisi, streetwear didefinisikan sebagai sebuah seni berpakaian dengan fashionable namun tetap terlihat santai, nyaman dan sesuai dengan ekspresi diri. Kemudian, streetwear memiliki cakupan yang luas, yaitu bagaimana sebuah budaya jalanan mempengaruhi perkembangan streetwear ini.

Awalnya, gerakan streetwear ini dirintis oleh pemilik brand bernama Supreme, James Jebbia, dan pemilik brand Stussy, Shawn Stussy. Bersama seorang Desainer bernama Dapper Dan, streetwear menjadi lebih bernilai di tahun 1980-an karena telah menciptakan sebuah gaya melalui dunia Hip-hop.

Streetwear dengan hip-hop sangat kental. Karena hip-hop merupakan budaya yang lahir di jalanan. Dan hip-hop lahir dipelopori oleh para imigran Karibia, pemuda Afrika-Amerika dan Amerika Latin di tahun 1970-an. Hip-hop terdiri dari empat elemen, di antaranya Rap, DJ, Graffiti dan Breakdance.

Promosi seragam Nigeria 2018 pun dilakukan oleh seorang Rapper bernama Skepta. Ia memakai seragam Nigeria 2018 dalam sebuah penampilannya di Laos. Rap merupakan salah satu seni yang termasuk kedalam budaya hip-hop.

Begitu pula dengan bagaimana Nigeria dan Nike memvisualisasikan promosi pada sesi foto timnas Nigeria untuk Piala Dunia 2018. Sesi foto tersebut tidak nampak seperti perkenalan pemain atau seorang atlet sepakbola, namun tampak seperti perkenalan sebuah brand fashion. Sepatu kets, jam tangan emas, kalung rantai, cincin, celana skinny, tentunya dengan atasan seragam Nigeria dan jaket, dengan gestur bergaya ala model fashion.

Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kontestan lain. Contohnya Inggris yang juga bersama apparel Nike memperlihatkan Marcus Rashford yang sedang berada di ruang ganti, menenteng sepatu, dan berpakaian full kit.

Venezia, estetika dan kemewahan seragam 2022/23

Kota yang memiliki estetika yang cantik hingga mengundang turis lokal maupun mancanegara mengunjungi kota Venezia. Tidak hanya estetika kotanya yang memiliki estetika, di musim 2022/23, klub sepakbola Venezia memiliki seragam yang terlihat mewah secara estetika. Meski, berkiprah di Serie B, Venezia menuai pujian ketika mempromosikan seragam terbarunya untuk musim 2022/23.

Dalam proses pembuatan desain seragamnya, Kappa selaku apparel Venezia, menggandeng sebuah studio visual kreatif asal Jerman, Bureau Borsche. Sebelum menangani desain seragam Venezia, Bureau Borsche telah menangani desain visual dari brand-brand adidaya seperti, Balenciaga, Nike, Supreme, On-Running, Audi, BMW Group, hingga Apple.

Selain berkontribusi dalam pembuatan seragam, Bureau Borsche turut andil dalam perubahan logo dari Venezia. Logo yang sebelumnya menampilkan Lion of Saint Mark dengan garis lingkaran luar dengan tulisan Venezia di atasnya, diganti menjadi lebih elegan dengan diintegrasikan ke dalam huruf V dengan bayangan singa sebagai ciri khas Venezia.

Gambar 1 - Tampilan akun Instagram @veneziafc

Jika dibedah dari seragam utamanya, Venezia mengedepankan tampilan yang minimalis namun elegan. Warna hitam menjadi dominasi, dengan tidak menghilangkan ciri khas garis oranye hijaunya di bagian tepi kerah dan di lengan. Kemudian logo V warna emas diletakkan di dada kiri, logo apparel Kappa berwarna emas di sisi dada kanan, kemudian di dada bagian depan tengah terdapat tulisan “Citta Di Venezia” dengan font berjenis serif berwarna emas.

Dari desain seragam yang minimalis nan elegan, tentu sejalan dengan apa yang dibawa oleh Bureau Borche. Studio tersebut memiliki trademark minimalis.

Gambar 2 - Tampilan website resmi Veneziafc.it

Gambar 3 - Tampilan akun Instagram @veneziafc

Selain itu, tampilan dari sosial media, hingga web Venezia memiliki tampilan layaknya sebuah majalah fashion. Foto model yang terpampang dalam pengenalan seragamnya pun diperagakan langsung oleh seorang model. Venezia menjalin kesepakatan dengan agensi model asal Yunani, dan menggaet seorang model wanita bernama Theopisti Pourliotopoulou.

Gambar 4 - Tampilan akun Instagram @veneziafc

Seorang model seragam berpose di atas perahu, gondola, dan di beberapa sudut kota Venezia. Selain memperkenalkan seragam tim kebanggaan kota kecil tersebut, Venezia FC memperkenalkan lebih jelas lagi bagaimana pesona eksotis kota itu.

Apa yang dilakukan Venezia dan Nigeria dalam memperkenalkan seragamnya, menjelaskan lebih luas, bagaimana sebuah klub mempromosikan dan berbisnis di bidang penjualan seragam.

Komentar