Nomor Punggung Pertama

Backpass

by Dex Glenniza Pilihan

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Nomor Punggung Pertama

Cristiano Ronaldo dijuluki CR7 karena inisialnya CR dan nomor punggungnya 7. Jika Cristiano Ronaldo sudah menjadi pesepakbola sebelum 25 Agustus 1928, julukan tersebut kemungkinan besar tak melekat padanya. Sebelum tanggal tersebut, sepakbola tidak mengenal nomor punggung.

"Sebanyak 35.000 penonton dapat memberikan pengakuan untuk setiap hal kepada individu yang tepat, karena tim diberi nomor, dan angka-angka besar berwarna hitam pada latar kotak berwarna putih memungkinkan setiap orang untuk diidentifikasi tanpa masalah," tulis The Daily Express, dua hari setelahnya.

Pada hari yang sama, The Daily Mirror juga menulis artikel serupa. Mereka menulis dengan judul "Numbered Jerseys A Success"; mencerminkan jika hal sederhana yang diletakkan di punggung para pemain tersebut adalah sebuah revolusi yang sangat dihargai.

Arsenal dan Chelsea adalah dua kesebelasan revolusioner tersebut, meski keduanya tidak saling berhadapan. Mereka adalah kesebelasan pertama yang menggunakan nomor di setiap punggung para pemainnya, kecuali penjaga gawang The Blues.

Saat itu Arsenal membuka First Division menghadapi Sheffield Wednesday, sementara Chelsea memainkan pertandingan pertama di Second Division menghadapi Swansea City. Pada dua pertandingan hari itu, Arsenal kalah 2-3 sementara Chelsea menang 4-0.

Seluruh pemain Arsenal memakai nomor punggung dari 1 sampai 11. Berbeda dengan The Gunners, Chelsea hanya memasang nomor punggung 2 sampai 11 untuk para pemain outfield mereka. Mungkin karena penjaga gawang seragamnya berbeda sehingga tak mungkin tertukar untuk dikenali.

Nomor-nomor punggung dipasangkan sesuai dengan formasi 2-3-5 yang saat itu populer, dengan ketentuan: kiper (1), full-back kanan (2), full-back kiri (3), right-half (4), center-half (5), left-half (6), outside-right atau penyerang sayap kanan (7), inside-right (8), center-forward atau penyerang tengah (9), inside-left (10), dan outside-left atau penyerang sayap kiri (11).

Baca juga: Sang Inventor yang Terlupakan

Kemudian Chelsea terus memakai nomor punggung sampai mereka melakukan tur ke Argentina, Uruguay, dan Brasil pada akhir musim tersebut. Berkat tur tersebut, Chelsea kemudian sempat mendapat julukan Los Numerados ("Yang Dinomori") oleh para penduduk lokal.

Walau Chelsea yang mendapatkan julukan Los Numerados, sosok yang paling berjasa dalam penggunaan nomor punggung ini berasal dari Arsenal.

Manajer legendaris Arsenal, Herbert Chapman, disebut sebagai penemu atau pionir penggunaan nomor punggung di jersi pemain pada saat Arsenal membuka pertandingan pekan pertama First Division pada 1928. FA lalu menjadikannya sebagai aturan resmi pada 1939. Semua kesebelasan yang bermain harus menggunakan nomor punggung 1-11 untuk para starter-nya.

Sampai sekarang, beberapa nomor punggung bisa dikatakan mewakili posisi para pesepakbola di atas lapangan, sama seperti tujuan awal dari penggunaan nomor punggung, yaitu untuk mempermudah mengenali pemain yang bertanding di lapangan.

Meski saat ini formasi 2-3-5 sudah ditinggalkan, nomor yang yang masih identik dengan posisinya antara lain adalah 1 untuk kiper, 2 untuk bek sayap kanan, 3 untuk bek sayap kiri, 7 untuk sayap kanan, 11 untuk sayap kiri, dan 9 untuk penyerang utama.

Selain keenam nomor di atas, nomor-nomor lain yang identik dengan beberapa posisi adalah—sesuai gambar di bawah ini—nomor 8 dengan gelandang tengah, nomor 5 dengan bek tengah, nomor 6 atau 4 dengan gelandang bertahan, dan nomor 10 yang identik dengan playmaker atau jagoan utama sebuah kesebelasan.

Baca juga: Posisi dan Peran Pemain Berdasarkan Nomor Punggung

Dari semua nomor, nomor 10 memang dianggap yang paling memiliki klenik hingga saat ini. Beberapa pemain yang dianggap paling hebat biasanya memakai nomor ini, seperti Diego Maradona, Pele, Lionel Messi, Zinedine Zidane, Francesco Totti, Roberto Baggio, dan Michael Platini.

Maradona bahkan memakai nomor 10 di saat kondisi saat itu tak mendukung. Hal itu terjadi saat Piala Dunia 1982 di Spanyol. Skuat Argentina menentukan nomor punggung berdasarkan abjad pemainnya. Berkat ketentuan itu, Ossie Ardilles menjadi pemain Argentina yang memakai nomor punggung 1.

Meski Ardilles bukan seorang penjaga gawang, namun karena namanya diawali huruf "A" dan ia menjadi nama dengan abjad terdepan, maka ia mendapatkan nomor 1. Dari semua pemain Argentina saat itu, hanya satu pemain yang diizinkan membangkang dari ketentuan tersebut untuk memakai nomor 10: Maradona. Padahal, jika diurutkan, Maradona seharusnya memakai nomor punggung 12.

Peraturan Nomor Punggung Saat Ini

Saat ini peraturan penggunaan nomor punggung sudah lebih fleksibel. Liga Inggris sempat menetapkan 1-11 untuk starter mengubah peraturan itu pada 1993. Sejak itu, pemain bebas memilih nomor punggung dari 1-99 asal nomornya permanen selama satu musim. Nama punggung—diletakkan di atas nomor punggung—juga menjadi wajib sejak 1993.

Meski demikian, FA tidak selalu mengizinkan pemain untuk memakai nomor besar. Dua contoh pemain yang sempat ditolak untuk memakai nomor besar adalah Patrick Mboma yang meminta nomor 70 saat dipinjam Sunderland pada 2002 (akhirnya ia mendapatkan nomor 7) dan Renato Sanches yang meminta nomor 85 saat dipinjam Swansea City pada 2017 (akhirnya ia memakai nomor 35).

Sampai saat ini, pemain dengan nomor tertinggi yang pernah bermain di Liga Primer Inggris adalah pemain Manchester City, José Ángel Pozo, yang memakai nomor 78 saat City menghadapi Sunderland pada Desember 2014.

Selain Inggris, Liga Jerman menerapkan aturan nomor punggung permanen untuk pemain pada 1993/94. Sedangkan Spanyol dan Italia baru menerapkan pada 1995/96.

Baca juga: Riwayat Nomor Punggung dan Pernak-pernik Perkembangannya

Namun di Spanyol, aturan nomor punggung untuk penjaga gawang sudah terpatri pada nomor 1, 13, dan 25 (jika memiliki tiga penjaga gawang dalam skuat). Selain itu, nomor punggung juga dibatasi sampai nomor 25 pada skuat utama suatu kesebelasan. Apabila mereka menggunakan pemain dari tim junior, maka nomor 26 sampai 50 bisa dipakai oleh pemain tersebut.

Peraturan serupa seperti nomor penjaga gawang di Spanyol juga berlaku di Liga Perancis. Di Perancis, penjaga gawang harus memakai nomor 1, 16, dan 30. Nomor 33 juga harus dikosongkan untuk jaga-jaga jika ada pemain baru datang. Sementara jika ada penjaga gawang keempat, ia memakai nomor 40.

Berbeda di liga, berbeda juga di turnamen antar negara. Di Piala Dunia misalnya, satu tim nasional mendaftarkan 23 pemain yang memakai nomor punggung 1-23.

Meski ada peratuan-peraturan mengenai nomor punggung seperti di atas, pernah ada beberapa pemain yang memakai nomor punggung yang tergolong unik, seperti Hicham Zerouali (nomor 0 di Aberdeen), Rogério Ceni (nomor 01 di São Paulo), Edgar Davids (nomor 1 di Barnet), Luca Bucci (Kiper Parma yang pernah bernomor 7 dan 5), Jan Jongbloed (Kiper Belanda bernomor punggung 8), Iván Zamorano (nomor 1+8 di Internazionale Milan), Thomas Oar (nomor 121 untuk Australia saat menghadapi Indonesia di Kualifikasi Piala Asia 2011 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas), sampai Rui Patrício (kiper bernomor punggung 11 di Wolverhampton Wanderers).

Semua hal di atas mungkin tidak terjadi jika pada 25 Agustus 1928 Chelsea dan (terutama) Arsenal tidak memperkenalkan penggunaan nomor punggung di sepakbola.

Walau begitu, catatan penggunaan nomor punggung di sepakbola pernah didokumentasikan empat tahun sebelum itu. Pada 30 Maret 1924, St. Louis Vesper Buick bermain dengan menggunakan nomor punggung melawan Fall River Marksmen pada final US Open Cup 1923/24.

Komentar