Pratinjau Liverpool vs Manchester City : Skema Baru Permainan Liverpool akan Menguji Variasi Taktik Manchester City

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau Liverpool vs Manchester City : Skema Baru Permainan Liverpool akan Menguji Variasi Taktik Manchester City

Liverpool melakoni laga berat dalam dua pekan berturut-turut. Pekan lalu, mereka bertamu ke kandang Arsenal di Stadion Emirates (9/10). Sekarang, The Reds harus menjamu Manchester City di Anfield dalam lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-11 hari Minggu (16/10).

Liverpool dipastikan tidak akan diperkuat oleh Trent Alexander-Arnold dan Luis Diaz akibat cedera. Naby Keita dan Alex Oxlade Chamberlain juga masih harus menjalani proses pemulihan. Kabar baiknya, Jurgen Klopp bisa menurunkan Ibrahima Konate untuk berduet dengan Virgil Van Dijk di lini belakang. Di kubu tamu, Kyle Walker, John Stones, dan Kalvin Phillips masih harus absen akibat cedera.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Liverpool dan Manchester City

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Liverpool dan Manchester City

Sorotan tertuju pada kubu tuan rumah karena hingga pekan ke-10, mereka masih bercokol di peringkat 11 klasemen sementara. Opini populer yang menjadi kelemahan Liverpool itu terpusat pada sisi kanan yang biasanya dihuni Trent Alexander-Arnold. Jika melihat jumlah peluang yang diderita The Reds, memang lebih banyak dari sisi kanan (18 peluang) dibanding sisi kiri (12 peluang).

Pada pertandingan ini bisa dipastikan Klopp akan menurunkan Joe Gomez bukan Arnold. Walaupun demikian, bukan berarti absennya Arnold akan menghapus kelemahan Liverpool seketika. Terbukti pada pekan lalu, Arsenal tetap leluasa mengeksploitasi sisi kanan Liverpool walau Arnold telah digantikan Gomez. Artinya, masalah unit pertahanan tuan rumah lebih luas dari hanya sekedar performa Arnold seorang.

Maka dari itu, tidak heran jika Klopp mulai menciptakan sistem baru. Harapannya, sistem ini akan menciptakan suatu keseimbangan yang lebih segar. Eksperimen dimulai ketika Liverpool bertemu Glasgow Rangers dan terus berlanjut hingga tengah pekan lalu. Hasilnya cukup memuaskan, yaitu dua kemenangan dan 12 gol dari tiga pertandingan.

Besar kemungkinan Klopp akan tetap melanjutkan eksperimennya agar sistem baru yang ia incar semakin cepat terbentuk dan pemain bisa menerapkan dengan maksimal.

Menggunakan Poros Ganda

Skema baru yang sedang dirintis Klopp adalah mengincar keseimbangan di lini tengah. Awalnya, serangan Liverpool lebih banyak berasal dari sisi kanan yang dikawal oleh Salah dan Arnold. Tetapi, taktik ini telah disadari oleh mayoritas tim di Liga Inggris dan berulang kali dimanfaatkan sebagai titik lemah Liverpool. Beban Arnold terlalu berat jika harus selalu membantu serangan dengan mengandalkan visi dan kreativitas sekaligus menjaga sayap lawan.

Ketidakseimbangan ini perlahan diperbaiki dengan mengubah formasi dasar menjadi 4-4-2 atau 4-2-4 dengan menempatkan dua holding midfielder. Pekan lalu, Klopp mempercayakan Jordan Henderson dan Thiago Alcantara sebagai pengatur tempo di lini tengah. Tapi, ia melakukan perubahan kala bertamu ke kandang Glasgow Rangers dengan menempatkan Henderson dan Fabinho.


Gambar 2 - Heatmap Sentuhan Bola Pemain Liverpool pada Gameweek 1-2 (atas) dan Gameweek 9-10 (bawah)

sumber : fantasyfootballscout

Ilustrasi di atas menunjukan bahwa dengan struktur yang baru, aliran serangan Liverpool tidak lagi bergantung pada satu sisi aja. Kedua sayap lebih seimbang dan memiliki porsi yang hampir setara.

Josep ‘Pep’ Guardiola berpotensi melakukan sedikit adaptasi untuk mengantisipasi perubahan struktur yang diterapkan Klopp. Salah satu caranya dengan menempatkan poros ganda atau double pivot untuk mengimbangi dua holding midfielder Liverpool. Rodri dan Gundogan bisa menjadi dua pemain kunci yang berpasangan di tengah. Sementara Kevin De Bruyne akan berperan sebagai pemain nomor 10 untuk menyuplai kreativitas kepada lini depan.

Dengan menggunakan double pivot, City bisa memaksimalkan penguasaan bola agar dua gelandang Liverpool tidak leluasa dalam memulai serangan. Musim ini, Pep pernah memasangkan Rodri dan Gundogan ketika City bertamu ke kandang West Ham United pada laga pembuka Liga Inggris musim ini.

Pada pertandingan tersebut, West Ham memasang dua holding midfielder yaitu Thomas Soucek dan Declan Rice dalam skema 4-2-3-1. Hasilnya, Manchester The Citizens mencatatkan 968 sentuhan dalam satu pertandingan. Rekor tersebut adalah jumlah sentuhan terbanyak dalam satu pertandingan yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Selain itu, double pivot meringankan beban dua bek sayap agar tidak selalu harus bergerak ke tengah untuk mendukung gelandang. Mereka bisa menghemat tenaga untuk lebih banyak menyisir sisi lapangan dan menjaga pergerakan sayap lawan. Dengan demikian, jika Klopp berusaha mengeksploitasi area sayap, Joao Cancelo dan Sergio Gomez punya tenaga dan dukungan yang cukup untuk meredam rencana tersebut.

Di samping itu, Klopp harus sadar bahwa yang akan dihadapi adalah City dengan skuad yang sangat dalam. Pep sangat leluasa menerapkan berbagai variasi taktik yang berpotensi mematahkan skema Liverpool yang baru dirintis. Sehingga ada kemungkinan Pep melakukan beberapa penyesuaian untuk mengantisipasi daya kejut dari skema baru tuan rumah.

Bermain Lebih Direct

Man. City di tangan Pep lebih banyak mengandalkan sirkulasi cepat dan akurat untuk membongkar pertahanan lawan. Mereka hampir selalu mendominasi penguasaan bola lalu menjaga struktur dan organisasi baik dalam fase menyerang, bertahan, maupun transisi. The Citizens sangat lihai untuk mempertahankan penguasaan bola menghadapi siapapun dengan gaya permainan lawan yang beragam.

Akan tetapi jika melihat kelemahan Liverpool ketika ditaklukan Arsenal pada pertandingan sebelumnya, rasanya Man City perlu mencoba melepaskan direct ball sesekali. Meskipun skuad asuhan Mikel Arteta kalah dalam penguasaan bola, tapi mereka berhasil mengeksploitasi lini pertahanan Liverpool dengan umpan direct dari kaki Thomas Partey, Granit Xhaka dan Martin Odegaard.

Jika melihat skuad Man City yang sangat dalam ini, Pep memiliki Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, dan Gundogan yang punya kapasitas distributor direct ball tersebut. Terlebih, City dihuni pemain dengan keunggulan kecepatan seperti Foden, Mahrez, Grealish, bahkan Erling Haaland yang bisa menggapai direct ball dengan baik..

Taktik seperti ini belum pernah diterapkan oleh Pep di sejauh musim ini. Walaupun demikian, bukan berarti taktik tersebut tidak mungkin dilakukan oleh The Citizens. Mengingat jika Pep memiliki variasi taktik yang cukup baik dalam menghadapi setiap lawan-lawannya.

Jika Pep berhasil mencuri poin penuh, The Citizens akan merebut posisi puncak klasemen andai Arsenal kehilangan poin melawan Leeds United di Elland Road, Minggu (16/10). Maka Pep perlu memanfaatkan secara jeli apa kelemahan-kelemahan Liverpool seperti apa yang ditunjukan pada kekalahan sebelumnya.

Komentar