Bammou, Austin dari Perancis

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bammou, Austin dari Perancis

Saat publik Inggris masih menikmati dongeng Charlie Austin dan mencoba lebih mendalaminya, orang-orang di Perancis tidak menaruh banyak perhatian terhadap kisah sukses tersebut karena mereka memiliki sebuah cerita yang serupa tapi tak sama.

Lima tahun lalu, pemain bernama lengkap Charles Austin tersebut masih bermain di divisi kesembilan dalam piramida sepakbola Inggris. Saat ini Austin, walau sementara, menyandang status pencetak gol terbanyak di antara semua pemain berkebangsaan Inggris yang terdaftar di Premier League musim ini. Seperti Austin, tiga tahun lalu Bammou masih membela L’Athletic Club Boulogne Billancourt di kasta keenam liga sepakbola Perancis.

Dan sama seperti Austin, Bammou juga mencari penghasilan di luar sepakbola sebelum mendapatkan kontrak profesional pertamanya. Berbeda dengan Austin yang bekerja sebagai buruh bangunan, Bammou berprofesi sebagai penjaga toko di kota kelahirannya di Paris. Tepatnya di fanshop resmi milik klub kebanggan kota tersebut, Paris Saint-Germain.

Pekerjaan yang ia jalani membuat Bammou cukup sering bertemu dengan sosok-sosok besar sepakbola di PSG, termasuk di antaranya adalah Leonardo Araújo; eks direktur olahraga PSG. “Saya sering melihat Leonardo setiap pagi di toko klub,” kenang Bammou.

“Pernah suatu kali ia keluar dari lift dan saya berkata kepadanya ‘permisi, Leonardo, saya bermain sepakbola ketika saya sedang tidak bekerja, apakah menurut Anda saya dapat berlatih dengan PSG?’ Ia tertawa!” kisah Bammou.

Leonardo, lanjut pemain setinggi 1,88 meter tersebut, kemudian bertanya kepadanya apakah ia benar-benar pemain sepakbola. Ketika Bammou menawarkan diri untuk menunjukkan kebolehan kepada Leonardo, ia mendapatkan penolakan halus.

Tak menemukan jalan di Paris, Bammou mewujudkan impiannya untuk bermain di Ligue 1 bersama Football Club de Nantes setelah menghabiskan satu musim di L'Association Sportive Évry Football dan satu tahun bersama Vendée Luçon Football.

“Pemain seperti Yacine, yang tidak melalui jalan konvensional menuju sepakbola profesional, memiliki kemauan yang sangat besar untuk meraih sukses,” ujar Franck Kita, putra dari presiden Nantes Waldemar Kita. Namun tentunya kemauan besar saja tidak cukup. Permainan gemilang yang ditunjukkan oleh Bammou sebagai penyerang banyak terbantu oleh masa lalunya sebagai seorang pemain tengah.

“Seorang gelandang lebih sering melakukan kontak dengan bola ketimbang penyerang. Saya rasa itu yang membuat saya merasa nyaman menguasai bola,” ujar Bammou yang sudah mencetak tiga gol dan dua assist dalam sembilan belas pertandingan pertamanya di Ligue 1.

Walaupun Bammou tidak setajam Austin, kisahnya tetap dapat menjadi pengingat bahwa tidak pernah ada kata terlambat. Bammou lahir 23 tahun lalu dan ia baru merasakan divisi utama musim ini. Bammou memulai karir sepakbola profesionalnya setelah berkepala dua, di era para debutan belia.

Komentar