Sulitnya Menonton Sepakbola di Afrika

Cerita

by redaksi

Sulitnya Menonton Sepakbola di Afrika

Apa yang paling menonjol dari prestasi sepakbola Afrika, selain prediksi Pele yang mengatakan negara Afrika akan juara dunia? Penulis yakin, jarang di antara Anda yang ruting menyaksikan pertandingan liga-liga Afrika. Tapi berbeda dengan Piala Afrika. Meski jarang disiarkan televisi nasional, Piala Afrika biasanya hadir di televisi berbayar. Di situlah ironinya.

Warga Indonesia yang ribuan kilometer jauhnya dari benua Afrika, bisa menyaksikan bagaimana Didier Drogba bermain untuk Pantai Gading, menghadapi Samuel Eto’o yang bermain untuk Kamerun. Tapi, tidak semua warga Afrika, leluasa untuk menyaksikan partai paling akbar di benua tersebut.

Tingginya nilai hak siar—untuk ukuran Afrika, membuat sejumlah negara tidak bisa menayangkan pertandingan Piala Afrika. Ini karena distribusi hak siar diberikan pada perusahaan asing, karena perusahaan lokal tidak mampu untuk membeli dan menyiarkan pertandingan.

Selama ini, perusahaan Prancis, Sportfive, menjadi pemegang hak siar untuk Afrikan Nations Cup (ANC). Mereka juga memegang lisensi Piala Afrika U-20, Liga Champions Afrika, Liga Konfederasi Afrika dan Liga Super Afrika.

Sportfive berencana untuk menjual hak siar tersebut ke lembaga siaran televisi terestrial di Afrika. Namun, biaya untuk hak siar tersebut terbilang mahal. Pada 2012, Sportfive meminta satu juta Euro dari lembaga siaran di Afrika. Lalu, angka tersebut direvisi menjadi 600 ribu euro saja. Meskipun demikian, harga sebesar itu masih terlalu tinggi bagi perusahaan siaran Zimbabwe Broadcasting Company (ZBC).

ZBC mempertanyakan mengapa mereka harus membayar semahal itu untuk ANC. Padahal, pada 2010 mereka hanya membayar 150 ribu USD untuk hak siar Piala Dunia. Mereka juga tidak merasa kalau hanya mereka yang diberikan revisi harga oleh Sportfive. “Berapa banyak tv siaran di Afrika yang mampu mencapai angka tersebut? Kami tetap sedang bernegosiasi dengan mereka untuk pengurangan harga, sehingga kami bisa mencapainya,” ujar juru bicara ZBC, Sivukile Simango.

Pada 2013, Nigeria mendapatkan masalah yang sama. Kepada Broadcasting Operation of Nigeria, Sportfive menawarkan enam juta euro untuk tayangan ANC. Permasalahan utamanya adalah BON tidak terima dengan perlakuan Sportfive yang memberi mereka harga tinggi, padahal Sportfive menawarkan harga yang jauh lebih rendah pada negara Afrika lainnya.

Fans Nigeria hampir tidak dapat menyaksikan pertandingan yang melibatkan timnya di tiap kompetisi ANC. Tapi tidak pada saat itu. BON akhirnya setuju untuk menyiarkan partai Final. Keputusan yang tepat, karena Nigeria menjadi juara pada kompetisi Piala Afrika 2013 lalu.

Jika di Nigeria, fans kesulitan menyaksikan pertandingan sepakbola di tv terestrial, lain dengan fans sepakbola di bagian sub-Sahara. Mereka dapat menyaksikan ANC karena stasiun siaran yang berbasis di Afrika Selatan, SuperSport, akan menyiarkan 59 dari 168 pertandingan babak kualifikasi ANC yang akan dimulai pada September mendatang.

Pertandingan akan berlangsung selama enam minggun antara September dan November. Sekitar tujuh pertandingan akan disiarkan setiap minggunya dalam format HD. Fokus utama SuperSport adalah dua negara ekonomi terbesar di Afrika, Nigeria dan Afrika Selatan.

Sejumlah pertandingan bisa diakses bagi permirsa di wilayah sub-Sahara. Meski SuperSport adalah televisi satelit, tapi kemauan mereka untuk menyiarkan sepakbola secara gratis akan memastikan jumlah penonton lebih meningkat untuk menyaksikan pertandingan sepakbola di benua tersebut.

Kita, sebagai warga negara Indonesia patut bersyukur karena meskipun tidak semua pertandingan internasional disiarkan televisi terestrial, tapi kita masih bisa streaming ke saluran yang telah tersedia. Ini memang mungkin terjadi di Nigeria atau Afrika Selatan, tapi di Kongo?

Sumber gambar: Espnfc.co.uk

[fva]

Komentar