Darimana FIFA Mendapatkan Uang?

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Darimana FIFA Mendapatkan Uang?

Sepakbola bagaikan tambang emas dan FIFA adalah penambangnya. Hebatnya, FIFA menambang sendirian tanpa saingan. Apa yang membuat rezim Sepp Blatter bertahan hingga saat ini jawabannya adalah uang.

Uang menjadi subjek dan objek kekuasaan. Ia menjadi alasan mengapa rezim terus bertahan, ia pula yang menjadi alasan mengapa orang-orang tetap setia, tak melawan.

Berapa gaji Presiden FIFA beserta kroco-kroconya? Dailymail menyebutnya “still a secret” sedangkan The Richest mengestimasi pendapatan Blatter mencapai 10 juta dollar, dengan gaji tahunan 1 juta dollar; Pun dengan Forbes yang menyebut angka yang sama.

Setiap tahun, FIFA selalu mengeluarkan laporan keuangan. Laporan tersebut sekaligus untuk dibahas pada kongres di tiap tahunnya. Untuk tahun ini, FIFA telah menyiapkan laporan keuangan yang bisa diunduh oleh publik di situs webnya.

Selama kurun waktu empat tahun, FIFA mendapatkan pemasukan 5718 jutaUSD dan pengeluaran 5380 juta USD. Pemasukan terbesar FIFA diperoleh dari hak siar televisi yang mencakup 43% dari total keseluruhan, serta marketing yang mencapai 29% dari total pemasukan.

Secara umum, terdapat empat poin pemasukan FIFA: hak siar televisi, marketing rights, licensing rights, dan hospitality rights. Dalam pembayaran, terdapat dua sistem yang dipakai: pembayaran dengan nilai yang tetap, atau bagi hasil dalam penjualan produk yang memiliki lisensi FIFA.

Hak Siar Televisi

Bagi sejumlah asosiasi negara, hak siar televisi umumnya memegang peranan paling penting sebagai penyokong dana. Pun halnya dengan FIFA. Pada 2014, seiring dengan digelarnya Piala Dunia, FIFA mendapatkan pemasukan 742 juta dollar dari hak siar televisi.

Jumlah paling besar didapatkan dari Eropa dengan angka hampir menembus 300 juta dollar, disusul oleh Asia dan Afrika Utara dengan 219 juta dollar.

Nilai total 736 juta tersebut sudah dipotong oleh “sales comission” yang menurut Bussines Dictionary berarti jumlah uang yang diterima individu berdasarkan tingkat penjualan yang ia lakukan. “Sales” mendapatkan sejumlah uang tambahan di luar gaji mereka sesuai dengan tingkat penjualan.

Dalam laporan tersebut, FIFA hanya menyebut poin “sales commission” sebagai bagian dari kerjasama dengan agen di sejumlah negara terutama di Afrika dan Asia.

Namun, melihat dari jumlah angka yang dikeluarkan, nilainya memang fantastis: 65 juta dollar atau setara dengan 855 miliar rupiah. Jumlah ini bahkan lebih besar dari pemasukan hak siar di Amerika Utara dan Karibia.

Marketing Rights

Pemasukan dari marketing rights merupakan terbesar ketiga dengan 465 juta dollar. Pendapatan terbesar didapatkan dari sponsor utama FIFA dengan sistem pembayaran dengan nilai tetap. Artinya, ada atau tidak ada Piala Dunia, mereka tetap membayar jumlah yang sama setiap tahunnya. Ini yang membuat jumlah pendapatan marketing rights dari tahun ke tahun tidak begitu naik secara signifikan, meskipun tahun tersebut digelar Piala Dunia.

Licensing Rights


(Sumber gambar: latintimes.com)

FIFA merinci bahwa pendapatan dari licensing rights merupakan pembayaran berbasis royalti. Ini yang membuat licensing rights naik secara signifikan saat digelar Piala Dunia. Pada 2014, jumlahnya naik menjadi 54 juta dollar dari 25 juta dollar pada tahun sebelumnya. Salah satu bentuk licensing rights adalah penjualan merchandise resmi yang dijual FIFA maupun rekanan.

Selain itu terdapat pula licensing rights dengan pembayaran tetap seperti yang dilakukan produsen game Electronic Arts yang membeli lisensi pemain serta kesebelasan negara, untuk game FIFA.

FIFA memang mengandalkan Piala Dunia sebagai pemasukan dari licensing rights. Ini terlihat dari grafik pemasukan selama Piala Dunia yang begitu besar. Pada 2006, FIFA mendapatkan 43 juta dollar; 2010 dengan 26 juta dollar; dan 2014 dengan 54 juta dollar.

Penurunan yang terjadi pada Piala Dunia 2010 bisa jadi karena tidak efektifnya penjualan merchandise, yang bisa juga dipengaruhi oleh jumlah turis asing yang datang ke Afrika Selatan.

Hospitality Rights


(Sumber gambar: newindianexpress.com)

Sesuai dengan namanya, hospitality rights merupakan upaya lebih dari FIFA untuk memberikan layanan terbaik kepada penggemar sepakbola. FIFA menyiapkan tempat tunggu khusus, kursi khusus, semua dilakukan demi kenyamanan penggemar sepakbola. Tentu, untuk mendapatkan layanan ini penggemar mesti membayar lebih.

Di Piala Dunia 2014, FIFA menawarkan sejumlah “paket” mulai dari “Private Suite” yang merupakan kelas tertinggi, hingga “Match Premier” yang cuma bintang tiga. Saat menyaksikan pertandingan, penggemar pun bisa memilih “paket” menonton yang ditawarkan, apakah hanya akan menyaksikan di kota besar, di stadion tertentu, kesebelasan tertentu, babak knock-out, atau satu pertandingan saja.

Dari hospitality rights, FIFA mendapatkan 110 juta dollar. Jumlah ini naik  dari 2013 yang mencatatkan 47 juta dollar. Jumlah ini tentu jauh lebih besar dan menjanjikan ketimbang menjual merchandise yang masuk dalam licensing rights.

Pemasukan Lain


(SUmber gambar: departful.com)

FIFA mendapatkan pemasukan yang begitu besar dari poin ini, di antaranya dari penjualan tiket Piala Dunia 2014. Mereka mendapatkan 476 juta dollar, dari total pemasukan 537 juta dollar.

Dari sini juga bisa terlihat mengapa FIFA ingin mengambil alih penyelenggaraan Piala Toyota, yang mempertemukan juara Eropa dengan Amerika Selatan. Jawabannya karena Piala Dunia Antarklub mendatangkan pemasukan 40 juta dollar setiap tahunnya yang dibayarkan promotor pada FIFA.

Tambang Emas

Barangkali tidak sedikit yang bertanya-tanya mengapa FIFA menjadi rezim yang tertutup, tak mau diganggu-gugat, dan tidak ada yang mau mengganggu-gugat. Jawabannya tak lain karena aliran dana dari FIFA kepada konfederasi dengan nilai 10 juta dollar dan asosiasi negara dengan nilai 1 juta dollar tiap empat tahun.

Selain itu, terdapat komponen “extraordinary financial assistance programme” yang jumlahnya berkali-kali lipat saat Piala Dunia. Tahun lalu saja, jumlahnya mencapai 261 juta dollar. Dana ini dibagi-bagikan kepada 209 asosiasi negara. Artinya, sepanjang Piala Dunia, tiap asosiasi negara bisa mendapatkan masing-masing 1 juta dollar.

Jumlah yang tidak kalah besar juga dikeluarkan FIFA untuk membiayai program sepakbola di sejumlah negara. Program ini bernama “Goal Programme” yang mendukung peningkatan admininstrasi, infrastruktur, sepakbola usia muda, dan pelatihan. Jumlahnya mencapai 36 juta dollar.


No! It's my preciooouuuss..!

Pernahkah Anda menyaksikan Kongres FIFA? Sebagia gambaran, Kongres FIFA diselengggarakan dengna begitu megah dan mewah. Dari mana uangnya? Tentu dari pendapatan FIFA itu sendiri. Untuk biayas kongres 2014 FIFA mengeluarkan 35 juta dollar atau 460 miliar rupiah untuk segala biaya dan akomodasi peserta.

Hal yang paling menarik dari pengeluaran FIFA tak lain adalah untuk komponen gaji yang menyita 88 juta dollar, dari jumlah pekerja sebanyak 474. Jika dibagi rata, berati setiap orang mendapatkan gaji 185 ribu dollar setiap tahun atau sekitar 2,43 miliar rupiah!

Jumlah tersebut kalau dibagi rata, karena tentu dari 474 ini tidak semuanya pejabat; mungkin ada pula petugas kebersihan yang tidak mungkin mendapatkan gaji 190 juta perbulan.

Jadi, mungkinkah Presiden FIFA mendapatkan pemasukan lebih dari satu juta dollar setiap tahun? Jawabannya, jelas sangat mungkin.

Daripada bekerja di tambang emas, bekerja di FIFA barangkali bisa menjadi pertimbangan. Apalagi dengan menjadi presidennya.

Baca perkembangan kisruh FIFA di sini

Sumber gambar: yimg.com

Komentar