Mikel Arteta Menemukan Skema Serangan yang Tepat

Taktik

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mikel Arteta Menemukan Skema Serangan yang Tepat

Bertandang ke The Hawthorns, Arsenal sukses menggilas West Bromwich Albion dengan skor 4-0 pada Sabtu (2/1) waktu setempat. Hasil ini meneruskan performa impresif The Gunners. Anak asuh Mikel Arteta berhasil memenangkan tiga pertandingan Premier League terakhir.

Rentetan hasil positif tersebut sangat vital bagi Arsenal. Tujuh pertandingan sebelumnya, Arsenal gagal menang. Mereka hanya mampu mencetak empat gol pada periode tersebut. Lini serang menjadi masalah utama, salah satu yang paling jelas adalah tidak ada penyambung antara lini tengah dan lini depan. Hal ini membuat Arsenal kesulitan membuat umpan progresif yang bisa merusak shape lawan. Pembuatan peluang akhirnya bergantung pada umpan silang.

Arteta akhirnya melakukan perubahan. Hasilnya Arsenal mampu menang melawan Chelsea, Brighton, dan West Brom. Delapan gol tercipta dan hanya satu gol bersarang di gawang Bernd Leno. Beberapa perubahan skema serangan dan peningkatan performa individu pemain menjadi kunci dari performa impresif Arsenal.

Emile Smith Rowe, Penyerang Lubang Baru Arsenal

Pada tiga pertandingan tersebut, Arteta mengusung formasi 4-2-3-1 dengan Emile Smith Rowe sebagai gelandang serang. Pemain 20 tahun ini bertugas sebagai penyambung lini tengah dan lini depan. Rowe mengeksploitasi ruang antara lini belakang dan lini tengah lawan.

Ia juga bisa membuat situasi wide overload, yaitu situasi unggul jumlah di sayap. Rowe bisa membantu dua sisi serangan Arsenal. Melakukan kombinasi dengan penyerang sayap dan fullback, dengan tujuan mendapatkan ruang untuk umpan silang di area yang potensial.

Contohnya pada situasi ini, Rowe melebar ke kiri. Alexandre Lacazette rotasi sementara dengan Pierre-Emerick Aubameyang. Kombinasi antara Rowe, Lacazette, dan Kieran Tierney membuat Lacazette berada di area yang berbahaya untuk melepaskan umpan silang.

Dalam kondisi yang berbeda, Rowe kerap berada di ujung kotak penalti pada situasi umpan silang. Pemain berkebangsaan Inggris ini siap mengantisipasi bola kedua. Pada gol ketiga Arsenal, Rowe menyambut bola kedua hasil umpan silang Bukayo Saka. Bola muntah hasil sepakan Rowe berhasil dimaksimalkan Lacazette menjadi gol.

Arsenal kini memiliki lebih banyak opsi ketika melepaskan umpan silang dengan keberadaan Rowe. Ketika masih menggunakan 3-4-3, umumnya hanya terdapat dua pemain di kotak penalti, yaitu striker dan penyerang sayap di sisi seberang. Tidak ada pemain yang selalu mengantisipasi bola kedua.

Determinasi tinggi juga menjadi faktor penting dari performa Rowe. Ia sering melakukan give and go. Rowe tidak kenal lelah dan terus berlari mencari ruang. Meski tidak selalu mendapatkan bola, pergerakan-pergerakan menusuk bisa memecah shape lawan dan memberi ruang bagi rekan setim.

Salah satu yang berhasil adalah gol kedua Arsenal yang dicetak oleh Saka. Menerima umpan dari Hector Bellerin, Rowe meneruskan bola ke Saka dengan satu sentuhan. Ia terus berlari sehingga Lacazette bisa memberikan umpan terobosan. Skema third man run yang cantik dari tiga pemain tersebut berbuah gol bagi Arsenal.

Penampilan Rowe tentu saja belum sempurna. Ia kerap kehilangan bola karena salah sentuhan atau umpan yang tidak akurat. Namun setidaknya Arsenal memiliki solusi jangka pendek sebelum mencari pemain yang kompeten di bursa transfer. Umur Rowe yang masih muda juga membuat ia mempunyai banyak waktu untuk berkembang.

Perubahan Posisi Bukayo Saka

Perubahan lain yang dilakukan Arteta adalah posisi Saka. Semula Saka berada di sisi kiri, entah itu sebagai bek sayap atau penyerang sayap. Tiga pertandingan terakhir, Saka bermain di posisi penyerang sayap kanan. Bukan kebetulan Arsenal berhasil meraih kemenangan setelah posisi Saka berubah.

Saka dan Tierney merupakan dua pemain eksplosif yang bisa mengeksploitasi ruang di sayap. Ketika mereka masih berada di satu sisi, permainan Arsenal terlalu mengandalkan sisi tersebut. Sisi kanan yang diisi oleh Willian atau Nicolas Pepe kurang merepotkan lawan. Setelah Saka dan Tierney bermain di sisi yang berbeda, Arsenal sama-sama berbahaya di kedua sayap.

Pemain 19 tahun ini sukses mencetak dua gol dan satu asis pada tiga pertandingan ketika ia bermain di sayap kanan. Berbanding cukup jauh dengan satu gol pada 12 pertandingan Premier League ketika Saka bermain di kiri. Keputusan Arteta ini tepat dan terbukti berhasil.

Alexandre Lacazette, Sosok Tepat Mengisi Posisi Striker

Pada pertandingan melawan Brighton, Arteta mencadangkan Lacazette. Aubameyang bermain dari awal. Arsenal tidak mampu membobol gawang Brighton hingga menit ke-66. Lacazette masuk menggantikan Gabriel Martinelli. Ia mampu mencetak gol semata wayang Arsenal usai menyambut umpan silang Saka.

Bermain sebagai striker menghadapi West Brom, striker berkebangsaan Prancis tersebut sukses mencetak dua gol. Skema dua gol tersebut sama-sama berasal dari umpan silang. Artinya, Lacazette memang lebih cocok dari Aubameyang dalam situasi umpan silang.

Selain itu, ia juga lebih aktif turun menjemput bola dan menarik lawan keluar dari zona. Pada momen ini, ia melihat ruang di antara lini pertahanan dan lini tengah West Brom. Ia melakukan dribel ke pinggir lapangan usai menerima umpan dari Tierney, membuat Branislav Ivanovic keluar dari zona.

Pemain 29 tahun itu secara konstan melakukan hal serupa. Pergerakan ini bisa sangat berguna untuk merusak pertahanan dan menguji kedisiplinan lawan. Zona yang ditinggalkan harus diisi oleh pemain lain. Jika tidak, terdapat ruang yang bisa dimaksimalkan oleh rekan setim. Lacazette juga lebih baik dari Aubameyang dalam aspek ini.

*

Gol Arsenal didominasi oleh skema umpan silang. Skema yang sebenarnya gagal pada rentetan hasil buruk di Premier League. Perbedaannya, Arsenal bisa melepaskan umpan silang dari area yang lebih berbahaya berkat berapa perubahan yang sudah dibahas sebelumnya. Mereka tidak terlalu banyak melepaskan umpan silang dari area yang sangat rendah.

Setelah mengalami periode buruk, Arsenal mampu meraih hasil positif pada jadwal padat akhir tahun. Musim masih panjang, konsistensi perlu dipertahankan. Lawan-lawan berat juga menanti, tapi setidaknya Arteta menemukan skema serangan yang tepat untuk mendongkrak performa Arsenal saat ini.

Komentar