Kedalaman Skuat dan Kejelian Klopp Kunci Dortmund di Liga Champions

Taktik

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Kedalaman Skuat dan Kejelian Klopp Kunci Dortmund di Liga Champions

Dortmund menunjukkan superioritasnya kala menjamu Arsenal di Signal Iduna Park. Pada laga ini, Arsenal nyaris tak berkutik sepanjang pertandingan. Perbandingan jumlah tembakan Dortmund (23) dan Arsenal (5) merefleksikan betapa tangguhnya skuat asuhan Jurgen Klopp di mata para pemain Arsenal.

Arsenal mungkin akan berdalih bahwa cederanya beberapa pemain inti membuat Mikel Arteta cs tak bisa menunjukkan kualitasnya. Namun melihat kondisi yang dialami Dortmund pun tak jauh berbeda, maka kedalaman skuat dan olah taktiklah yang berbicara.

Ya, Dortmund tetap bisa menampilkan performa mengesankan meski ditinggal Mats Hummels, Jakub Blaszczykowski, Ilkay Gundogan, Nuri Sahin dan Marco Reus karena cedera. Dengan taktik yang tepat dan kedalaman skuat yang dimiliki, badai cedera tersebut seolah bukan hambatan besar.

Soal kedalaman skuat, Dortmund memiliki Sokratis Papatathopoulos sebagai pengganti Hummels. Sementara untuk pos winger yang ditinggalkan Blaszczykowski dan Reus, Kevin Grosskreutz dan Henrikh Mkitharyan berhasil menjadi suksesor yang baik. Sedangkan untuk lini tengah, Sven Bender dan Sebastian Kehl bermain lugas sehingga mampu mengunci lini tengah Arsenal.

Pada laga melawan Arsenal, Klopp memaksimalkan pemain yang ada lalu dikemas dengan formasi 4-4-2. Formasi ini terbilang jarang digunakan karena biasanya, Klopp lebih familiar dengan penggunaan formasi 4-2-3-1. Emerick Aubameyang dan Ciro Immobile (atau Adrian Ramos) biasanya ditempatkan sebagai striker tunggal, namun kali ini dipasang secara bersamaan.

Duet striker ini tak hanya berguna saat menyerang. Saat bertahan, keduanya memberikan pressing pada pemain belakang Arsenal yang menguasai bola. Ini dilakukan untuk mengacaukan pola serangan Arsenal yang biasanya perlahan-lahan dibangun sejak dari lini pertahanan.

Kecepatan yang dimiliki Immobile dan Aubameyang kala memberikan tekanan membuat lini pertahanan Arsenal tak memiliki waktu banyak untuk mengatur serangan. Maka tak heran para pemain bertahan Arsenal sering memberikan umpan-umpan panjang yang artinya serangan Arsenal tak bisa dibangun sesuai yang mereka harapkan.

Pada laga ini, seluruh pemain Dortmund memang diwajibkan untuk memberikan tekanan pada pemain Arsenal. Bender dan Kehl (yang kemudian digantikan oleh Ginter) pun menjalankan perannya dengan baik, secara konsisten berada di tengah lapangan untuk melindungi duo bek mereka.

Hasilnya, para pemain tengah Arsenal tak berkutik sama sekali. ESPN FC memberikan nilai masing-masing empat untuk lini tengah Arsenal yang bermain sangat buruk pada laga itu. Bahkan nilai tiga disematkan pada holding midfielder yang juga menjabat sebagai kapten tim, Mikel Arteta. Arteta sama sekali tak mampu menjadi breaker serangan yang dilancarkan Dortmund. Buktinya, dua gol yang diciptakan Dortmund diciptakan melalui lini tengah di mana Arteta berada.

Secara skor, Arsenal mungkin hanya kalah 2-0. Namun secara permainan, Arsenal jelas kalah telak dari skuat asuhan Jurgen Klopp ini. Jumlah tendangan yang dilakukan kedua tim pada pertandingan ini (Dortmund 23 dan Arsenal 5) merefleksikan bahwa Dortmund lebih superior ketimbang Arsenal.

Laga melawan Arsenal jadi sebuah pembuktian Dortmund di Liga Champions, bahwa tak menutup kemungkinan dengan kedalaman skuat dan kejelian taktik Klopp Dortmund akan mengulang kejayaan seperti yang mereka lakukan pada tahun 2013 lalu.

foto: flickr.com

Komentar