Tekel-Tekel Mengerikan Nigel de Jong

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tekel-Tekel Mengerikan Nigel de Jong

Nigel de Jong mungkin tidak bermaksud buruk. Permain berkebangsaan Belanda ini mungkin hanya ingin berniat untuk menghalau bola dan mengamankan areanya, sama sekali tidak ada maksud untuk mencederai. De Jong mungkin hanya ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa itulah gaya mainnya ketika di lapangan; lugas dan tak kenal ampun kepada lawan yang berusaha menerobos pertahanan, seperti yang ia katakan beberapa waktu lalu saat melakukan tekel terhadap Darlington Nagbe.

"Bocah yang malang. Saya sama sekali tidak memiliki niatan untuk melukainya sama sekali. Dia (Nagbe) adalah anak yang baik dan pemain yang hebat, itulah yang saya katakan kepadanya setelah pertandingan. Sekali lagi, ia hanya bocah malang yang mendapatkan tekel dari saya. Itulah sepakbola, dunia yang keras," ungkap De Jong.

Tapi, perkataan tetaplah perkataan semata. Darlington Nagbe, pemain Portland Timbers yang ia tekel, akhirnya harus keluar lapangan dengan menggunakan kursi roda akibat menerima tekel keras dari Nigel de Jong di menit ke-73 pada pertandingan LA Galaxy melawan Portland Timbers. Permohonan maaf yang dilakukan oleh De Jong usai pertandingan pun tampak seperti tak berarti apa-apa, karena Nagbe pada akhirnya tetap harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani perawatan akibat cedera parah yang ia derita di kaki kirinya.

Usut punya usut, sebagai seorang pemain, De Jong ternyata tidak hanya pernah melukai Nagbe saja dengan tekelnya yang mengerikan. Ada banyak pemain lain yang menjadi korban dari seorang Nigel de Jong yang pernah bermain untuk Ajax dan Hamburg ini. Beberapa diantaranya ada yang selamat, namun, ada juga yang harus menderita cedera parah selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Tekel de Jong kepada Stuart Holden dalam laga persahabatan Belanda vs Amerika Serikat, 3 Maret 2010

Saat itu Belanda dan Amerika Serikat sedang menyelenggarakan pertandingan persahabatan sebagai persiapan kedua tim menuju Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Pertandingan persahabatan ini dilangsungkan di Belanda. Memasuki menit ke-30, Holden melakukan penetrasi dari tengah lapangan dan berusaha bergerak ke sayap untuk menghindari kepungan pemain Belanda. Namun, malang tak dapat ditolak, Nigel de Jong berdiri menghalangi jalan Stuart Holden dan melakukan tekel terhadap Holden. Holden jatuh, mengerang kesakitan, dan itu adalah awal dari segala petaka bagi Holden.





Akibat tekel keras yang dilakukan De Jong ini, akhirnya seorang Stuart Holden pun harus mengalami beberapa operasi dan menderita cedera yang hampir membuatnya gagal berlaga di Piala Dunia 2010. Sekarang ini, Holden sudah pensiun dari tim nasional Amerika Serikat akibat cedera yang sering membekapnya, dan salah satu cedera yang ia dapat adalah akibat dari tekel keras Nigel de Jong.

Tekel de Jong kepada Hatem Ben Arfa, Manchester City vs Newcastle, 3 Oktober 2010

Sebuah pertandingan lanjutan Liga Primer Inggris di Etihad Stadium saat itu sedang dilangsungkan, mempertemukan Manchester City dengan Newcastle, tanggal 3 Oktober 2010. Di tengah-tengah pertandingan, seorang pemain Newcastle sedang membawa bola dari sisi kiri pertahanan City dan ia akan maju menerobos masuk ke dalam kotak penalti. Pemain itu adalah Hatem Ben Arfa, pemain asal Prancis. Saat Ben Arfa akan mencoba masuk ke dalam kotak penalti, seorang pemain City menghalau Ben Arfa. Ia adalah Nigel de Jong. Hanya saja, cara De Jong dalam menghalau Ben Arfa sangat tidak pantas. Ia melakukan tekel dua kaki sehingga membuat Ben Arfa tumbang dan mengerang kesakitan.





Buntut dari tekel De Jong kepada Ben Arfa ini pun menjadi panjang. Ben Arfa akhirnya harus absen selama setahun membela Newcastle akibat menderita cedera di bagian di bagian tibia dan fibula kirinya. Ben Arfa harus menjalani serangkaian operasi sebelum akhirnya bisa merumput kembali setahun kemudian dan berusaha bangkit dari cedera yang ia alami. De Jong pun bukannya tidak minta maaf. Selama masa cedera Ben Arfa, De Jong kerap mengirimi surat yang berisi permohonan maafnya karena telah menyederai Ben Arfa.

Tekel Semi-Kungfu De Jong kepada Xabi Alonso, Spanyol vs Belanda, Final Piala Dunia 2010, 11 Juli 2010

Salah satu dari tekel De Jong yang mungkin akan paling diingat oleh orang-orang tekel semi kungfu nya kepada Xabi Alonso di laga final Piala Dunia 2010. Hal inilah yang membuat ia menjadi dikenal dunia sebagai seorang gelandang yang keras nan brutal. Saat itu, pertandingan sudah memasuki menit ke-28. Terjadi perebutan bola di lini tengah. Xabi Alonso dan Nigel de Jong berusaha untuk mendapatkan loose ball tersebut. Alonso meloncat, De Jong pun meloncat. Namun, apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Ia sama sekali tidak mengincar bola. Ia malah melakukan sebuah tekel semi kungfu (atau hampir menyerupai sebuah tendangan) yang didaratkan kepada dada Alonso. Kontan, Alonso langsung runtuh dan mengerang kesakitan.





Beruntung bagi Nigel de Jong, ia tidak mendapatkan hukuman kartu merah dari wasit asal Inggris yang saat itu memimpin pertandingan, Howard Webb. Di kemudian hari, Webb pun akhirnya menyadari kesalahannya karena tidak memiliki sudut pandang yang baik dalam mengamati kejadian tersebut sehingga tidak memberikan hukuman kartu merah kepada De Jong.

"Andai saat itu saya berada dalam sudut pandang yang baik, saya pasti akan memberikan De Jong kartu merah," ujar Webb.

***

Sebagai seorang defensive midfielder, melakukan permainan keras memang seperti sudah merupakan kewajiban untuk menghambat alur permainan dari lawan. Tapi, berlaku terlalu keras seperti yang dilakukan oleh De Jong juga bukan sesuatu yang baik, karena, seperti kalau makan kebanyakan yang berujung kepada kenyang dan kemalasan, hal yang berlebihan akan menimbulkan sesuatu yang tidak baik.

(sf)

foto: goal.com

Komentar