Kemenangan Real Madrid Bukan karena Cristiano Ronaldo Seorang

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kemenangan Real Madrid Bukan karena Cristiano Ronaldo Seorang

Ribuan suporter Real Madrid tidak sia-sia menyambut kedatangan bus kesebelasan yang didukungnya di luar Stadion Bernabeu sebelum laga dimulai. Mereka tahu jika Madrid membutuhkan suntikan motivasi pada pertandingan leg kedua delapan besar Liga Champions 2015/2016. Mengingat situasi Madrid sedang kalah agregat 2-0 karena kalah di Volkswagen Arena, kandang VfL Wolfsburg, pada pertemuan leg pertama.

Sambutan para suporter Madrid itu berhasil dibalas dengan kemenangan atas Wolfsburg di Stadion Bernabeu, Rabu (13/4) dini hari. Madrid memastikan lolos setelah mengalahkan Wolfsburg dengan skor 3-0, sekaligus memenangkan agregat 3-2. Seluruh gol Madrid dicetak Cristiano Ronaldo pada menit 15`, 17` dan 77`.

Rasanya Madrid layak memenangkan laga ini. Mengingat mereka menguasai penguasaan bola sebanyak 58 persen dan melepaskan percobaan tendangan 16 kali (Wolfsburg sembilan kali). Faktor lain dari kemenangan Madrid ini pun disokong kekuatan penuh, yakni seluruh pemain andalannya bisa diturunkan di laga tersebut. Sehingga pelatihnya, Zinedine Zidane, bisa menurunkan skuat penuh pada formasi 4-3-3 andalannya.

Sementara itu Wolfsburg datang sedikit pincang. Mereka datang tanpa Sebastian Jung yang sedang cedera. Daniel Calgiuri pun mengawali laga di bangku cadangan karena masalah kebugaran. Tapi absennya Jung tidak bisa dijadikan alasan. Toh di posisi full-back kanan masih bisa mengandalkan Vierinha. Hanya saja posisi Calgiuri di winger kanan tidak bisa digantikan Bruno Henrique dengan baik pada laga tersebut, tak seperti pada pertemuan pertama. Ujian berat bagi Wolfsburg pun semakin kentara saat Julien Draxler ditarik keluar karena cedera di menit ke-32. Sementara Wolfsburg menggunakan formasi 4-2-3-1 untuk mengimbangi Madrid pada laga ini.




VfL Wolfsburg Terkurung di Wilayah Sendiri

Awalnya Wolfsburg sangat percaya diri pada laga ini. Mereka sempat menerapkan pertahanan garis tinggi dan mencoba bermain menyerang. Tapi nampaknya pilihan strategi itu keliru. Pasalnya, Madrid mampu meredam strategi Wolfsburg tersebut dengan menekan para pemain Wolfsburg dengan melancarkan pressing agresif. Para pemain depan Madrid menempatkan diri begitu dekat dengan penguasaan bola Wolfsburg.

Alhasil, aliran bola Wolfsburg malah sering beredar di wilayahnya sendiri. Saat itulah pressing Madrid mulai bekerja. Tekanan yang dilancarkan pemain depan Madrid memaksa para pemain Wolfsburg beberapa kali kehilangan bola, terutama akibat kesalahan individual.

Umpan-umpan panjang kesebelasan asal Jerman ini jarang tepat sasaran. Umpan-umpan pendek mereka pun beberapa kali berhasil dicegat para pemain Madrid. Luca Modric pun mampu melakukan tiga kali cegatan bola di wilayah Wolfsburg, akibat dari kesalahan-kesalahan individual lawannya itu.

Kesempatan Kecil yang Bisa Dimanfaatkan Ronaldo

Tidak bisa dimungkiri jika Ronaldo adalah tokoh utama pada pertandingan ini. Diego Benaglio dkk pun harus mengakui keistimewaan Ronaldo. Mereka juga harus mengingat jika sebelumnya, Ronaldo-lah yang melepaskan 77 dari 206 sepakan Madrid di Liga Champions musim ini. Sebetulnya dua bek Wolfsburg, Dante dan Naldo, menjaga Ronaldo secara bergantian. Namun hal tersebut belum cukup untuk menghentikan pemain asal Portugal itu.

Sebetulnya penjagaan dua pemain itu cukup membuat Ronaldo tidak banyak bergerak. Tiga upaya dribelnya pun tidak berhasil melewati Dante dan Naldo. Tapi keberadaannya di dalam kotak penalti-lah yang membuatnya berbahaya. Dua umpan yang didapatkannya di dalam kotak penalti, langsung dikonversi menjadi gol. Sementara gol ketiganya, murni sebagai keahliannya mengeksekusi bola-bola mati. Tendangan bebas yang didapatkan Madrid pun merupakan buah dari kesalahan individu pertahanan Wolfsburg, karena merebut bola terlalu terburu-buru yang menghasilkan pelanggaran.

Tiga gol Ronaldo itu menyamai Lionel Messi, penyerang Barcelona, yang sudah mencetak hattrick lima kali di Liga Champions. Sekarang koleksi gol Ronaldo di Liga Champions bertambah jari 17 gol, melewati 15 gol yang ditorehkan musim lalu. Wolsfburg pun menjadi kesebelasan ke-31 yang menjadi lumbung gol Ronaldo di Liga Champions.

Jangan Lupakan Toni Kroos dan Sergio Ramos

Madrid memang lolos ke semi-final berkat hattrick yang dicetak Ronaldo, namun jangan lupakan peran pemain lainnya. Permainan Sergio Ramos dan Toni Kroos tidak kalah penting dengan Ronaldo. Ramos adalah tembok kokoh di pertahanan Madrid selama laga ini. Ramos mampu menutupi kekosongan pertahanan sisi kiri Madrid karena sering ditinggalkan Marcelo yang aktif menyerang. Sehingga kecenderungan serangan Wolfsburg melalui sisi kanan pun tidak bisa berbuat banyak.

Ramos pun menyempurnakan penjagaannya atas dua tekel bersih, lima intersepsi, tiga sapuan bersih dan satu kali menahan upaya tendangan lawan. Kontribusinya itu menghambat usaha Woflsburg yang mengandalkan serangan balik. Apalagi Ramos dipermudah dengan suplai bola Wolfsbug yang buruk untuk para pemain depannya.

Di sisi lain, Kroos adalah kunci lini tengah Madrid pada pertandingan tersebut. Memang Modric menjadi pemain yang terus berlari mencari bola di wilayah lawan, tapi Kroos adalah formula dari serangan Madrid saat itu. Kroos memiliki akurasi operan sebanyak 92 persen dan hanya enam kali gagal melepaskan operan kepada rekan-rekannya. Ia pun melepaskan lima umpan kunci dan 11 umpan silang. Bahkan salah satu umpan silangnya menjadi asist untuk gol kedua Ronaldo. Maka tidak akan terjadi gol Ronaldo pada menit ke-17, jika Kroos tidak mengeksekusi tendangan sudut yang akurat.

Komentar