Ledakan Mikkel Damsgaard

Analisis

by Redaksi 7 Pilihan

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ledakan Mikkel Damsgaard

Pada 17 Juni 2021, Timnas Denmark melakoni pertandingan pertama setelah kejadian horor dalam laga kontra Finlandia. Anak asuh Kasper Hjulmand menghadapi Belgia. Untuk menggantikan Christian Eriksen, pelatih berusia 49 tahun itu memasukkan wonderkid Sampdoria, Mikkel Damsgaard.

Di atas kertas, Damsgaard dipasang sebagai penyerang kiri, menjadi tandem Martin Braithwaite dan Yussuf Poulsen. Ini adalah partai pertamanya di putaran final turnamen antarnegara. Ia diharapkan menambah daya gedor Denmark yang membutuhkan tiga poin.

Tim Dinamit menekan secara agresif sejak awal laga. Pertandingan baru berjalan dua menit, Denmark membuka keunggulan melalui tembakan Poulsen, waktu itu menjadi gol tercepat kedua sepanjang sejarah Piala Eropa.

Skuad asuhan Hjulmand tak mengendurkan tekanan kendati unggul cepat. Trio penyerang secara konstan memberi ancaman. Dari sisi kiri, Damsgaard seringkali merepotkan pertahanan lawan dengan kecepatan dan gerak kakinya.

Damsgaard menawarkan kecekatan bagi lini serang Denmark. Dalam laga kontra Belgia, ia membuat tiga dribel sukses dan sembilan kali menggiring bola ke area pertahanan lawan. Pemain Sampdoria itu reliabel dalam memecah organisasi pertahanan lawan. Ia membuat 14 tembakan hingga ia ditarik keluar.



Sayangnya, Denmark pada akhirnya terpaksa tunduk 1-2. Damsgaard diganti pada menit 72 dan diganjar kartu kuning akibat simulasi. Itu jelas bukan debut turnamen yang diharapkan sang pemain. Namun, setidaknya, ia menunjukkan daya ancam besar yang membuat Hjulmand percaya bahwa Damsgaard telah siap.

Dalam laga menentukan kontra Rusia, Damsgaard kembali diturunkan sejak menit pertama. Ia pun tak butuh waktu lama untuk membayar kepercayaan Hjulmand. Pada menit 38, Damsgaard menerima bola di depan kotak penalti, sekitar 23 meter dari gawang. Tiga pemain Rusia mengelilinginya, berupaya menutup ruang gerak sang pemain.

Namun, Damsgaard sigap mencari celah. Ia membuka ruang tembak di antara dua bek lawan dan mengirim tembakan akurat ke sudut kiri gawang. Tembakan itu melengkung dan menukik dengan percepatan sempurna sehingga kiper terkecoh dan tak mampu berbuat banyak.

Gol tersebut menjadi awal dari kemenangan dramatis Denmark. Butuh menang besar dan mesti bergantung hasil pertandingan lain untuk lolos, Tim Dinamit mengakhiri laga sebagai runner-up Grup B. Mereka melibas Rusia 4-1. Pada saat bersamaan, Finlandia dibungkam Belgia, mengubah komposisi peringkat grup di matchday terakhir.

“Itu adalah tembakan yang telah dia latih berulangkali. Bergerak menyamping dengan cepat dan menembak. Itu datang dari repetisi di lapangan latihan di sini. Latihan, latihan, dan latihan,” kata eks pelatih Damsgaard di FC Nordsjaelland, Flemming Pedersen tentang golnya ke gawang Rusia.

Sebelum direkrut Sampdoria, Damsgaard ditempa di akademi Nordsjaelland. Ia masuk ke sistem pembinaan pemain muda The Wild Tigers pada 2013. Sebelumnya, Damsgaard bermain untuk klub dari kota asalnya, Jyllinge FC di mana ayahnya sendiri menjadi pelatih.

Permainan Damsgaard menarik perhatian pemandu bakat Nordsjaelland yang sebetulnya sedang memantau rekan setimnya di Jyllinge. Kesempatan pindah ke Farmun, markas Nordsjaelland, sekitar 30 km dari tempat asalnya, tak disia-siakan sang pemain.

Ekosistem Nordjsaelland adalah tempat yang baik untuk mengembangkan bakatnya. Klub ini memang bukan yang terbesar di Denmark, masih kalah pamor dari FC Kopenhagen, Midtjylland, ataupun Broendby. Namun, Nordsjaelland memiliki sistem pengembangan pemain muda yang unggul. Pamor klub asal Farmun itu sebagai penghasil pemain berbakat semakin kuat sejak akuisisi Right to Dream pada 2016.

Pada mulanya, Right to Dream adalah akademi di Ghana yang didirikan oleh Tom Vernon, eks pemandu bakat Manchester United. Organisasi ini kemudian melebarkan sayap dengan membeli Nordsjaelland dan mendirikan akademi baru di Mesir.

Sebelum Damsgaard, Nordsjaelland telah meluluskan sederet bakat muda yang direkrut klub-klub di liga papan atas. Di antaranya adalah Emre Mor, Mohammed Kudus, Andreas Skov Olsen, dan Mathias Jensen.

Di Nordsjaelland, Damsgaard mendapatkan debut pada musim 2017/18. Waktu itu pelatih kepalanya adalah Kasper Hjulmand, pelatih Denmark saat ini. Penampilan impresif sepanjang 2019/20 melambungkan nama Damsgaard. Ia mencetak 11 gol dan enam asis dari 35 pertandingan Superliga, meraih penghargaan pemain muda terbaik pada akhir musim.

Sampdoria merekrutnya dengan mahar sekitar 6,5 juta euro pada awal musim lalu. Di Serie A, Damsgaard diberi kesempatan yang layak oleh Claudio Ranieri. Pada 2020/21, sang pemain tampil dalam 35 pertandingan (18 starter) dengan total menit bermain 1.773 menit di Serie A, mengemas dua gol serta empat asis.

Jumlah gol/asis itu memang tidak fenomenal. Namun, bukan berarti Damsgaard gagal menyesuaikan diri di Sampdoria. Sering dipasang di pos sayap kiri, sang pemain menawarkan alternatif penetrasi yang cukup langka di Il Samp. Ia bisa menggiring bola dengan cepat dan persisten.

Di skuad Sampdoria, tak banyak pemain yang bisa diandalkan untuk menggiring bola ke area berbahaya. Damsgaard adalah satu dari sedikit yang sanggup melakukannya. Ia mencatatkan rata-rata 5,69 progressive carries per pertandingan. Progressive carries adalah aksi menggiring bola menuju daerah pertahanan lawan, minimal sejauh lima yard.

Damsgaard juga menunjukkan kemampuan melewati lawan yang cukup baik. Ia mencatatkan rata-rata 4,37 dribel per pertandingan dengan tingkat kesuksesan 59%. Dua statistik tersebut menunjukkan kecakapan penetrasi sang pemain.

Selain itu, di lini serang, pemain berusia 20 tahun itu cenderung bermain agresif. Melansir FBRef, dibandingkan pemain lain di posisinya, ia menorehkan intensitas pressure, tekel, blok, dan intersep yang sangat tinggi. Agresivitasnya dapat berguna bagi tim dengan intensitas pressing cukup tinggi seperti Timnas Denmark.

Sejauh ini, Damsgaard tampil baik di lini serang Denmark. Setelah bermain impresif lawan Rusia, eks Nordsjaelland ini mengemas satu asis dalam kemenangan 4-0 atas Wales. Dari tiga pertandingan Piala Eropa 2020, Damsgaard aktif dalam sekuens serangan Tim Dinamit, rata-rata membuat 4,03 aksi berbuah tembakan per pertandingan.

Ia memang bukan pengganti yang setipe dengan Christian Eriksen. Damsgaard menawarkan ancaman dengan cara yang berbeda. Jika Eriksen lebih berbahaya dengan umpan-umpannya, Damsgaard memberi ancaman via penetrasi yang bisa mengganggu struktur pertahanan lawan dan kemampuan dribel mumpuni.

Satu hal yang perlu dibenahi Damsgaard di level tertinggi adalah kemampuannya menerima umpan. Di lini serang, normalnya, ia sering mendapatkan umpan sulit dalam kondisi tekanan lini belakang yang lebih ketat, membuatnya rentan kehilangan bola di area penyerangan. Ia mencatatkan rata-rata 4,09 miskontrol per pertandingan, yang mana tertinggi di skuad Denmark. Namun, sekalinya berhasil mengontrol umpan, Damsgaard mempertahankan bola dengan baik; ia belum pernah kehilangan bola akibat tekel lawan di Piala Eropa sejauh ini.

Apabila sang pemain dapat membenahi aspek tersebut, ia dapat menjadi senjata unggulan Timnas Denmark. Damsgaard bisa lebih efisien memanfaatkan kesempatan menyerang, demikian menambah output final, melengkapi performa impresifnya dalam sekuens serangan Tim Dinamit sejauh ini.

“Dia mampu menautkan berbagai hal dan membuat peluang dengan umpan sederhana. Dia juga dapat menciptakan momentum karena dia berlari lebih cepat dibanding setahun lalu. Ketika dia semakin bertumbuh, dan tubuhnya bertambah kuat sedikit lagi, kita akan melihat seorang pemain top,” kata Hjulmand sebagaimana dikutip Sjaellandske Nyheder.

Hjulmand telah mengawasi perkembangan Dasmgaard sejak di Nordsjaelland. Kini, ia menyaksikan eks anak asuhnya itu mekar di level yang lebih tinggi. Mikkel Damsgaard tentu masih akan berkembang lebih jauh. Piala Eropa 2020 dapat menjadi momentum baginya untuk melecut perkembangan diri.

Komentar