Gambetta, Teknik dan Trik Sepakbola Ala Argentina

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gambetta, Teknik dan Trik Sepakbola Ala Argentina

Gambetta, kata Jorge Valdano, adalah tarian tango jenis lain. Namun tarian tango jenis ini tidak dipentaskan di atas panggung, melainkan di atas lapangan sepakbola. Pelaku gambetta tidak bekerja sama dengan pasangan menarinya; ia mempermalukan pasangannya (yang sebenarnya lebih pantas disebut sebagai lawan main). Masih menurut Valdano, ada sekelompok orang yang ditakdirkan untuk tidak akan pernah mampu menguasai gambetta: orang-orang Inggris.

“Para pemain Inggris bermain dengan imajinasi para pekerja pabrik. Sebagaimana kemanusiaan mencari missing link antara kera dan manusia, begitulah kesebelasan-kesebelasan Inggris mencari missing link antara ragbi dan sepakbola,” ujar Valdano.

Seperti kebanyakan istilah sepakbola yang tidak berasal dari Eropa, gambetta terdengar asing di telinga. Namun di Argentina dan negara-negara lain yang dekat dengan Argentina dan budayanya, gambetta adalah sesuatu yang dikenal dekat. Gambetta adalah bagian dari kehidupan; gerakan sepakbola paling digandrungi di Argentina.

Hasil pencarian di Google membawa saya kepada keagungan gambetta yang digambarkan sebagai rangkuman dari kehidupan, sepakbola, dan seni di dalam satu lapangan. Ketika gerakan gambetta tersaji di atas lapangan, saat itulah keagungan sepakbola tersaji di depan mata. Gambetta adalah bukti bahwa kesederhanaan dan keanggunan dapat bersatu dalam sebuah gerakan yang mempermalukan.

Simak salah cerita-cerita menarik perihal teknik-teknik aduhai dalam sepakbola

Tentang teknik nutmeg alias dikolongin: Ketika Dikolongin...

Tentang teknik rabona: Rabona, Tendangan Kaki Menyilang

Cerita lahirnya teknik tendangan penalti Panenka.


Seperti inilah Valdano menjelaskan gambetta: “Ada dua elemen dalam gambetta. Yang pertama adalah kemampuan untuk menunjukkan bahwa saya, dengan kaki saya, memiliki kemampuan untuk melakukan apapun – hal ini memberi seseorang martabat. Elemen kedua adalah tipu daya. Anda harus mengelabui pemain belakang sehingga mereka dengan yakin berpikir bahwa Anda akan bergerak ke arah sebaliknya dari arah yang Anda tuju. Cita rasa tipu daya ini juga sangat Argentina. Ketika Anda menggabungkan dua elemen tersebut, Anda akan memiliki gerakan sepakbola paling digandrungi di Argentina, gambetta.”

Terdengar familiar, namun gambetta bukanlah gerakan yang sering kita – Anda, saya, dan siapapun – saksikan. Gerak tipu mengubah arah adalah hal yang biasa dalam sebuah pertandingan sepakbola, misalnya teknik

">flip-flap yang diperkenalkan legenda Brazil, Rivellino, dulu. namun gambetta bukan semata itu saja. Gambetta bukanlah apa yang diajarkan para pelatih di sekolah sepakbola. Gambetta bukanlah drop-of-the-shoulder yang biasa. Gambetta adalah kombinasi dari close-control dribble, shoulder drop, perubahan arah yang cepat.

Gerakan drop-of-the-shoulder cukup efektif untuk menipu lawan, namun gerakan ini tak akan membuat lawan tak berdaya. Mereka masih mampu cukup cepat menyadari bahwa mereka telah tertipu, dan mereka masih mampu bereaksi untuk mengejar lawan yang mempermalukan mereka. Namun ketika dihadapkan dengan gambetta, lawan tak akan mampu berbuat apa-apa. Di bola basket, gerakan ini setara dengan ankle breaker.

Hal terbaik yang mampu dilakukan para korban gambetta adalah menjulurkan kaki terdekat mereka kepada bola, dengan harapan mampu menyontek bola atau menyangkutkan kaki mereka kepada kaki pelaku gambetta. Seringnya, sih, cara ini tidak berhasil menghentikan pelaku.

Selain Valdano, Diego Maradona dikenal sebagai salah satu pelaku terbaik gambetta. Di antara semua pemain yang masih aktif, Lionel Messi adalah rajanya. Saya pribadi tidak bisa mengingat pemain non-Argentina yang bisa melakukan gambetta. Entah karena memang tidak ada, atau karena gambetta memiliki satu syarat lain: harus dilatih dan disempurnakan sedini mungkin oleh pelakunya di portero, tempat sepakbola jalanan Argentina dimainkan.


Komentar