Sepotong Ingatan dari Para Penyintas Tragedi Munich

Cerita

by Redaksi 41 Pilihan

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sepotong Ingatan dari Para Penyintas Tragedi Munich

Bobby Charlton mengingat bagaimana keheningan seluruh rekannya saat pesawat menderu di landasan bersalju untuk ketiga kalinya. Kenny Morgans masih ingat bagaimana ia terhempas ke dalam ruang bagasi ketika pesawat menghantam pagar.

Sedangkan Albert Scanlon tidak bisa mengingat tragedi kecelakaan itu sama sekali. Ketika ia tiba di rumah sakit dan tersadar, tidak ada seorang pun yang mengatakan kepadanya jika tujuh rekannya di Manchester United (MU) sudah tewas ditempat.

Mereka adalah beberapa korban yang selamat dalam tragedi Munich Disaster pada 6 Februari 1958. Kecelakaan pesawat di Munich yang merampas kesebelasan Manchester United menjadi salah satu tragedi terburuk di sepakbola. Bahkan menjadi lebih buruk daripada itu, ketika rekan yang selamat harus mengingat tragedi yang menyakitkan selama bertahun-tahun.

Ingatan Bobby Charlton

Sedangkan Bobby Charlton bercerita secara eksklusif melalui MUTV. Ia mengatakan jika cuaca sangat buruk saat itu dan fasilitas bandara saat itu tidak tersedia. Pilot melakukan usaha untuk lepas landas sebanyak tiga kali. Setelah yang kedua kalinya kami kembali dan mencoba menunggu di Bandara. Hingga akhirnya para petinggi di bandara mengatakan tidak apa-apa untuk pergi. Permasalahan sesunguhnya adalah lumpur yang berada di landasan pacu. Pesawat butuh waktu lama untuk lepas landas karena membutuhkan landasan pacu yang panjang tapi tidak berhasil.

Setelah pesawat itu mengalami kecelakaan, Charlton mengatakan jika ia masih berada di kursinya dan tidak mengerti mengapa kursinya terlontar ke bawah pesawat. Harry Gregg dan Bill Foulkes mengatakan ia sadar setelah seperempat jam pasca kejadian. Dan saat itu juga Charlton perfikir jika ia sempat pingsan saat itu.

Pada saat yang bersamaan itu pun, Harry dan Bill telah mencoba keluar masuk pesawat untuk membantu orang yang terjepit di dalam. Ia perfikir itu adalah hal yang sangat berani jika menginggat saat itu pesawat dalam keadaan terbakar. Kita seharusnya berterima kasih atas apa yang mereka berdua lakukan.

Setelah sampai di rumah sakit, Charlton mencoba untuk melihat pemain yang tersisa meskipun ia dalam keadaan gegar otak dan luka-luka lain dikepalanya. Tapi petugas rumah sakit justru memberi ia suntikan penenang tepat di lehernya dan Charlton tidak mengingat apa-apa lagi sampai keesokan harinya.

Esok harinya ada seorang anak muda yang sekamar dengannya, anak itu memiliki sebuah surat kabar, bahasa Inggrisnya tidak begitu bagus, tapi ia memberi sebuah isyarat. Charlton berfikir jika ia melewati daftar pemain. Ternyata tidak, dan justru bertanya padanya apakah mereka masih hidup atau sudah mati.

Setelah kecelakaan itu terjadi mereka tiba-tiba berpikir tentang bagaimana hal itu tidak akan seperti dulu lagi. Charlton melihat sisi yang lebih cerah dari Harry Gregg dan Bill Foulkes ketika mereka kembali bermain dan ia mengikutinya setelah itu dan harus bangkit sendiri. Cita-cita mereka adalah membawa MU memenangkan Piala Eropa karena jika bukan karena kecelakaan mereka berkeyakinan bisa melakukannya tahun itu.

Kenny Morgans Terhempas dan Tak Ada Waktu

Beberapa pemain memiliki firasat buruk jika akan ada hal yang menimpa mereka. Sebagaimana es di sayap pesawat itu menghalanginya mendapatkan udara dan dengan cepat pesawat menabrak di ujung landasan.

Morgans terlempar ke dalam ruang bagasi dan kehilangan kesadaran. Selama lima jam ia berada di dalam pesawat yang telah hancur tanpa ada yang mengetahui. Dia pun ditemukan secara kebetulan ketika beberapa wartawan Jerman kembali ke lokasi kecelakaan setelah operasi pencarian resmi ditutup untuk malam. Mereka sedang mencari beberapa film yang mereka letakan di pesawat untuk BBC di Manchester. Sebaliknya, mereka menemukan Morgans di bawah reruntuhan, kepalanya hancur.

Saat ia terbangun di rumah sakit, ia memikirkan seluruh rekannya berada di tempat lain. Namun tiga hari kemudian semua orang berpikir untuk mengatakan kepadanya bahwa tujuh dari rekan-rekannya tidak di lantai atas. Mereka sudah mati, dan delapan rekannya dalam kondisi kritis. Ketika dia tahu, dia sangat terpukul.

Seminggu setelah kecelakaan, Jimmy Murphy, manajer MU bertindak, mengunjunginya di rumah sakit dan mengatakan kepadanya jika ia bisa kembali berlatih setelah sembuh. Tidak ada waktu untuk bersimpati dengan Morgans, tidak ada waktu untuk menasihati dia atas kehilangan teman-temannya, bukan waktunya untuk menilai siapa yang bersalah. Terdengar kejam memang, seperti prajurit yang baru pulang dari medan perang dan tak ada waktu sejenak untuk menenangkan diri.

Rasa Takut Albert Scanlon

Albert Scanlon, sebelum tutup usia di tahun 2009, mengatakan jika bertemu keluarga para korban tewas menjadi hal tersulit dalam hidupnya.

"Aku benci bertemu keluarga korban. Aku biasa bertemu ayah Eddie Colman dan aku selalu merasa jika dia berfikir mengapa aku masih hidup dan sedangkan anaknya mati."

Colman adalah salah satu dari tujuh pemain MU yang tewas ditempat saat tragedi di Bandara Munich. Pemain yang tewas lainnya bernama Tommy Taylor, Roger Byrne, David Pegg, Liam Whelan, Geoff Bent, dan Mark Jones. Dan Duncan Edwards menjadi pemain kedelapan yang tewas setelah menjalani 15 hari perawatan di rumah sakit.

Matt Busby

Matt Busby mengalami luka parah dan dua kali memperoleh sakramen (ritus agama Kristen yang menjadi perantara rahmat ilahi), tapi ia pulih dari cedera dan meninggalkan rumah sakit setelah sembilan minggu.

Dia tidak menyadari sejauh mana tragedi Munich sampai sekitar tiga minggu setelah kecelakaan itu, dokter merasa dia tidak cukup kuat untuk mengetahui kebenaran sampai saat itu. Beberapa waktu sekitar akhir Februari, ia meminta seorang biarawan Franciscian di rumah sakit untuk melihat kondisi Duncan Edwards; biarawan tidak menyadari jika berita kematian Edwards telah disembunyikan darinya, dan merasa bahwa itu adalah tugasnya untuk menginformasikan Busby jika Edwards tidak terselamatkan. Istrinya Jean akhirnya pun harus menceritakan semua pemain lain dan pejabat yang telah tewas.


Baca juga

Menghormati Busby

Tragedi Munich 1958

Jimmy Murphy, Dia yang Membangun United dari Puing Reruntuhan Munich

Sang Pilot Pesawat dari Tragedi Munich Itu.

Tugu-tugu yang Mengabadikan Tragedi

Tragedi Munich dan Cerita Persahabatan Real Madrid-Man United

The Flowers of Manchester: Ketika Band Liverpool Menghormati Tragedi Munich

Sepotong Ingatan dari Para Penyintas Tragedi Munich

Komentar