Kesayangan Man United, Sang Pembenci Rival

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kesayangan Man United, Sang Pembenci Rival

“Gary adalah bek kanan terbaik Inggris di generasinya. Dia adalah contoh bagi anak-anak muda manapun. Pekerja keras, setia dan cerdas adalah tiga sifat yang ada dalam diri seorang Gary.”

Itulah ungkapan seorang Sir Alex Ferguson ketika ditanya mengenai sosok seorang Gary Alexander Neville.

“Ketika seorang penggemar United lahir dan besar, kariernya yang fantastis di Old Trafford akan selalu mendapat tempat dalam kasih sayang para pendukung klub di mana-mana," sambung Ferguson.

Selama berkarier di Old Traffrod, Gary telah memberikan banyak gelar. Delapan gelar liga Inggris, tiga gelar Piala FA, dua gelar Piala Liga dua gelar Liga Champions, satu gelar intercontinental dan satu gelar Piala Dunia Antarklub, sebuah raihan yang akan sangat sulit diraih oleh seorang pemain Man United di era sekarang.

Datang ke United di usia 18 tahun, Gary termasuk di jajaran generasi emas "Kelas 92’" bersama David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs, Phil Neville dan Nicky Butt.

Hanya butuh tiga tahun untuk seorang Gary muda menjadi pilihan di skuat utama mengisi sisi sayap kanan pertahanan Man United. Tahun 1995 ia menggeser Paul Parker untuk mendapat jatah permanen bermain untuk ‘Setan Merah’ dan menjadi salah satu pemain kunci Sir Alex Ferguson di musim tersebut.

Ketika masih aktif bermain, Gary adalah seorang bek sayap yang memiliki kemampuan olah bola yang biasa saja tapi rajin membantu serangan dan tak lambat turun kembali untuk bertahan. Gary juga dikenal sebagai pemain bertahan yang sering kali melakukan tekel-tekel keras. Seorang pemain yang memiliki karakter keras dan mudah untuk terpancing emosi ketika ada pemain lawan yang macam-macam ketika menghadapi Man United.

Gary pemimpin yang baik di dalam tim. Pemain kelahiran Bury ini ditunjuk sebagai kapten klub selama lima tahun dan menjadi mentor bagi banyak pemain muda United. Neville telah menjadi simbol utama United modern.

Semua pemain muda sering meminta nasehatnya tentang banyak hal, terutama dalam masalah kontrak. Sebagai anak muda dia memiliki kemauan dan tekad untuk berhasil sebagai pemain bola dan karakter itu tetap bersamanya sepanjang kariernya. Itulah warisan yang ditinggalkannya pada setiap pemain muda di Manchester United ketika ia memutuskan pensiun pada tahun 2011.

Dampaknya pada klub secara umum sangat besar; kehadirannya di ruang ganti dan kualitas kepemimpinan telah menjadi aset bagi Sir Alex Ferguson.

Si Pembenci Rival

Gary tak ragu untuk mengatakan bahwa ia adalah seorang pembenci Liverpool. Karena kebenciannya itu, ketika Gary masih bermain, sebuat chant khusus dibuatkan para suporter Man United untuk dirinya.

Gary Nevile Is a Red, Is a Red, Is a Red

Gary Neville Is A Red, He Hates Scousers

“Ketika saya muda, tidak ada keraguan itu (membenci Liverpool). Saya adalah penggemar Man United. Mereka (Liverpool) bisa memenangkan segalanya. Tetapi itu hanya terjadi di tahun 70 dan 80an. Bukan sekarang,” tutur Gary ketika ditanya tentang kebenciannya kepada Liverpool.

Gary melanjutkan bahwa kebencian dan kecemburuan itu adalah gairahnya selama membela Man United. Ia tidak ingin Liverpool memenangkan apapun.

Setiap pertandingan menghadapi Liverpool, ia bisa dibilang menjadi pemain yang paling bersemangat. Saking semangatnya dan bencinya kepada Liverpool, ia pernah di denda sebanyak lima ribu paun karena perayaan golnya yang memprovokasi para pendukung Liverpool pada tahun 2006.

Sang kakak, Phil Neville, juga pernah menjadi seseorang yang ia benci ketika di lapangan. Phil tak bermain untuk Liverpool, melainkan berseragam Everton yang juga berasal dari kota Liverpool. Gary sempat tak mau menjabat tangan sang adik ketika Phil ditunjuk sebagai kapten Everton.

Manchester City juga tak lepas dari kebencian seorang Gary. Ia mengatakan bahwa Man City adalah pemboros terbesar dalam sepakbola Inggris. City adalah tetangga berisik bagi dirinya. Bahkan kini ia lebih membenci City ketimbang Liverpool.

“Saya lebih menghormati Liverpool karena tradisi dan sejarah mereka, dari pada sebuah klub yang datang untuk membuat sejarah dalam beberapa tahun terakhir dengan melemparkan uang,” Komentarnya mengenai Man City.

Bentuk kebencian Gary kepada Man City yang paling diingat adalah ketika ia menolak untuk berjabat tangan dengan kiper City ketika itu, Peter Schmeichel. Padahal Peter adalah mantan rekan setimnya di United yang juga pernah lama berseragam United.

>

“Pada saat dia kembali, dia bermain untuk Manchester City. Anda tidak bisa bermain untuk Manchester City. Saya penggemar United dan saya tidak bisa bermain untuk Manchester City, saya tidak bisa bermain untuk Leeds dan saya tidak bisa bermain untuk Liverpool.”

"Dia memenangkan treble bersama United pada 99, mengatakan bahwa dia akan pensiun. Tapi yang terlihat dia bermain untuk City. Itu tak termaafkan.”

***

Gary Neville telah memainkan total 602 pertandingan dari tahun 1992 hingga 2011. Secara profesional, pemain kelahiran 18 Februari 1975 ini hanya bermain untuk satu klub saja yaitu Man United. One Man Club.

Setelah pensiun, beberapa kali Gary sempat mencoba peruntungan untuk menjadi seorang pelatih. Gary sempat menjadi asisten manajer timnas Inggris di bawah asuhan Roy Hodgson. Bersama Hodgson, Gary membantu Timnas Inggris melaju ke Piala Eropa 2012 dan 2016 serta Piala Dunia 2014. Di tahun 2015 ia juga sempat juga menjadi pelatih utama Valencia, tapi ia gagal meraih prestasi sebagai pelatih.

Kini, Gary melanjutkan karier sebagai seorang Pandit di salah satu media ternama. Ia terkenal sebagai seorang pandit yang tak segan untuk mengeluarkan kritik-kritik keras dan menyinggung. Baru-baru ini ketika Man United dikalahkan Paris Saint-Germain di leg 1 babak 16 Liga Champions, Gary mengatakan bahwa di skuat United hanya dua pemain yang pantas bermain di level Liga Champions, dan pemain lainnya tak memiliki mental untuk bermain di Eropa.

Selain menjadi seorang Pandit, ternyata Gary juga adalah seorang pebisnis yang baik. Dikutip dari BBC, Gary tercatat sudah memulai bisnisnya sejak usia 23 tahun. Kini ia tercatat memagang jabatan sebagai direktur utama di 30 perusahaan yang hampir mempekerjakan 500 orang karyawan.

Komentar