Kota Pelopor Sepakbola di Rusia

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kota Pelopor Sepakbola di Rusia

Pada akhir abad ke-17, pertumbuhan Rusia terhambat karena tidak adanya akses ke laut. Melihat kondisi ini, tsar (kaisar) muda Rusia, Peter Agung, mempunyai impian Rusia bisa jadi jendela ke Eropa dalam bentuk jalan keluar laut.

Langkah awal untuk mewujudkannya adalah mengarahkan perhatiannya ke sisi utara Swedia yang berbatasan dengan Laut Baltik. Peter lebih mengalihkan perhatiannya ke Utara lantaran pada saat itu sisi selatan Rusia yang berbatasan dengan Laut Hitam dihalangi oleh Kekaisaran Ottoman (Turki).

Agustus 1700, Peter menyatakan perang kepada Swedia. Awalnya upaya militer yang dilakukan Peter gagal, namun ia tidak menyerah dan perjuangan Peter pun tak sia-sia. November 1702, Peter berhasil memaksa Swedia mundur dari Danau Ladoga. Danau terbesar di Eropa ini dihubungkan Sungai Neva ke Laut Baltik.

Setelah mundur, Swedia mulai kembali menyusun pertahanan di sebuah benteng kecil di aliran Sungai Neva. Namun lagi-lagi Peter mampu mengusir Swedia dengan merebut benteng tersebut dan mengganti namanya menjadi Shlissel’burg.

Gagal mempertahankan dua daerah sebelumnya, Swedia kembali membangun pertahanan di benteng yang disebut Nienshants. Namun karena kuatnya pasukan yang dipimpin oleh Peter, angkatan bersenjata Swedia kalah total pada 1703.

Berkat kemenangan ini, Rusia mendapat kendali penuh terhadap daerah tersebut. Peter lalu membangun benteng di Pulau Zayacy untuk melindungi muara Sungai Neva dan diberi nama Benteng Peter-Paul. Tanggal 27 Mei 1703 lahirlah kota St. Petersburg sesuai dengan nama santo pelindung sang tsar (kaisar), rasul Petrus (Peter).

Berkembang Cepat, Sengsara, Hingga Menjadi Kota Tercantik.

Berbeda dengan kota lainnya di Rusia, The Great Soviet Encylopedia mengatakan pembangunan kota St Petersburg dibangun dengan kecepatan luar biasa, bahkan tadinya dipersiapkan untuk menjadi ibukota Rusia.

Berbagai kanal air, tiang pondasi, gedung gereja, rumah sakit, dan kantor pemerintahan bermunculan. Saking cepatnya pembangunan St Petersburg, di dekade pertama kemunculannya pada 1714 sudah ada 34.500 bangunan di dalam kota. Karena pembangunan yang sangat cepat, St Petersburg pun dijadikan sebagai ibukota Rusia pada 1712.

Walau berkembang secara cepat, ternyata St Petersburg pernah merasakan kesengsaraan. Beberapa negara pernah berusaha untuk merebutnya, dari Charles XII, Napoleon Bonaparte, hingga Adolf Hitler. Namun dengan kegigihan Rusia, tidak ada satupun yang mampu merebutnya termasuk ketika Perang Dunia II ketika Nazi mengepung Rusia hampir 900 hari. Banyak yang tewas karena mengalami kedinginan selama musim dingin karena pada saat itu suhu turun hingga -40 derajat Celcius.

Sebelumnya, pada Perang Dunia I, nama kota sempat diubah menjadi Petrograd dan pada 1924 diganti menjadi Leningrad menyusul meninggalnya Valdimir Lenin. Pada 1991 nama asli St Petersburg kembali ke asa menyusul jatuhnya Uni Soviet.

Peter Agung dan para pendahulu mereka telah meninggalkan warisan kota yang sangat cantik dan indah. Keindahan itu berasal dari ratusan jembatan yang dibangun di atas banyak saluran sungai. Karena keindahannya itu, St Petersburg mendapatkan julukan sebagai Venesia dari Utara.

Keindahan lainnya yang bisa dinikmati adalah di Teater Mariinsky yang terkenal, serta dari perjalanan menggunakan kereta bawah tanah. Warisan yang hingga kini bertahan lama berupa keindahan, seni, budaya, pendidikan, dan musik, membuat St Petersburg menjadi salah satu kota tercantik di Eropa.

Karena bertindak sebagai jendela ke Eropa, bukan kebetulan pertandingan sepakbola pertama bagi Rusia dimainkan di kota ini. Pada 1897 kesebelasan lokal berisi orang-orang Inggris bernama "Ostrov" memenangi pertandingan dengan skor 6-0 melawan kesebelasan lokal berisi orang-orang Rusia bernama "Petrograd". Pertandingan itu digelar di Pulau Vassilevsky.

Sampai saat ini pertandingan tersebut mengawali sejarah sepakbola di Rusia dan juga pembentukan kesebelasan Zenit St Petersburg. Di Piala Dunia 2018, St Petersburg menjadi salah satu kota penyelenggara dengan stadion megahnya, Krestovsky Stadium. Stadion ini terletak di pinggir lautan lepas, yang menggambarkan jelas awal sejarah terbangunnya kota St Petersburg.

Komentar