Betapa Melelahkannya Menjadi Atlet Sepakbola

Sains

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Betapa Melelahkannya Menjadi Atlet Sepakbola

Banyak pertanyaan yang timbul mengenai sepakbola sebagai olahraga yang berat. Tetapi olahraga apakah sebenarnya yang paling menuntut para atletnya? Sebenarnya sangat sulit menjawabnya karena setiap olahraga memiliki spesifikasi keahliannya masing-masing.

Namun, satu yang pasti, kombinasikan seluruh kekuatan dari olahraga-olahraga tersebut, maka Anda bisa menjadi atlet super. Benarkah? Belum tentu juga, sih.

Untuk menjadi atlet super, mari lihat beberapa olahraga yang tergolong berat dan cobalah untuk melakukannya.

Lari 800 Meter

Berlari sudah menjadi bagian terpenting dari setiap olahraga. Sederhananya, jika kita bisa berlari, maka kita bisa “berolahraga apa saja” Sayangnya, tidak sesederhana itu bagi atlet profesional.

“Saya bekerja dengan banyak pelari 800 meter. Itu adalah olahraga sederhana yang sangat menuntut,” kata Sarah Gilchrist, seorang psikolog di English Institute of Sport.

“Anda harus menempuh persentase VO2maks yang tinggi, tepat pada batas kadar asam laktat”.

Asam laktat adalah indikasi jika kita sudah berada pada level kelelahan. Biasanya ditunjukkan dengan pegal-pegal dan keengganan untuk bergerak.

Pelari 800 meter membutuhkan daya tahan kecepatan yang tinggi. Dalam waktu singkat mereka senantiasa harus menjaga kecepatan tinggi mereka.

Ini yang membedakan mereka dari para sprinter 100 atau 200 meter. Kekuatan juga harus mereka latih dan juga sistem aerobik yang mampu beradaptasi dengan tinggi.

Atlet harus menjaga kecepatan tinggi pada waktu yang tidak singkat, sehingga mereka harus melatih lari jarak jauh juga untuk mendapatkan dasar aerobik yang baik.

Untuk membayangkannya, cobalah melakukan lari 200 meter sekencang-kencangnya, kemudian istirahat selama 30 detik, lalu lanjutkan latihan serupa (repetisi) sampai empat kali. Lakukan latihan ini sebanyak tiga set “saja”.

Pelari 800 meter sangat cocok menjadi pemain sayap, dimana mereka harus terus mempertahankan kecepatan mereka selama 90 menit.

Bersepeda

Tidak ada olahraga yang lebih memasyarakat di Indonesia akhir-akhir ini selain berlari dan bersepeda. Olahraga sepeda memang merupakan olahraga yang mahal, namun jika digeluti secara serius, seorang atlet sepeda profesional bisa melakukan balapan dari Bulan Januari sampai puncaknya di Tour de France pada bulan Juli sampai Oktober.

“Secara keseluruhan, mereka bisa balapan antara 80 sampai 90 hari,” kata Ken Matheson, salah seorang pelatih atlet balap sepeda. “Dengan durasi rata-rata 5 jam setiap balapan, itu berarti mereka bisa menghabiskan 400-500 jam bersepeda.”

Hal di atas belum termasuk latihan, dimana bisa menghabiskan waktu 30-40 jam per minggu.

Seorang atlet balap sepeda dituntut memiliki kemampuan aerobik yang sangat tinggi. Ini akan terus menjaga performa mereka dalam memanfaatkan oksigen untuk menjadikannya tenaga. Hal ini juga yang menjadikan stamina atlet sepeda menjadi sangat tinggi.

Lalu dengan tuntutan di atas, mereka juga membutuhkan kemampuan pemulihan tenaga yang cepat serta metabolisme yang efisien.

“Satu kali latihan, atlet profesional bisa menghabiskan kecepatan sampai 32 kilometer per jam. 3.000 meter di antaranya adalah tanjakan,” lanjut Matheson.

“Anda membutuhkan 2.000 kalori selama waktu di atas.” Itu sama dengan sekitar 20 buah pisang.

Atlet sepeda sangat cocok menjadi pemain sayap dan gelandang karena mereka memiliki daya tahan otot yang tinggi.

Triathlon (Renang, Sepeda, dan Lari)

Triathlon adalah olahraganya para “dewa”. Atlet triathlon harus berenang, bersepeda, dan berlari pada satu perlombaan yang sama. Luar biasa melelahkannya, seberapa pendeknya pun lintasan yang harus dilalui.

Pada tingkat tertinggi, atau biasa disebut Ironman, para Ironman harus berenang sejauh 3,8 kilometer, bersepeda sejauh 180 kilometer, dan menyelesaikan lari marathon (42 kilometer). Ini membutuhkan tingkat kebugaran yang sangat amat tinggi sekali (terdengar berlebihan, tetapi memang demikian kenyataannya).

“Melebihi kemampuan paru-paru, daya tahan terhadap tekanan air juga dibutuhkan, kemudian mereka harus menundukkan tubuh dan kaki mereka pada saat bersepeda, berlari marathon juga membuat hamstring dan betis mereka giat bergerak,” seperti yang dijelaskan oleh Ironman veteran, Mark Kleanthous.

Mental sangat berpengaruh bagi atlet triathlon. Mereka tidak harus cepat, namun mereka harus memiliki daya tahan otot yang sangat tinggi sehingga mereka bisa menjaga stamina dan menghindari kelelahan.

Tehnik yang baik sangat disarankan agar seluruh gerakan mereka menjadi seefisien mungkin dan dapat mendistribusikan tenaga mereka secara merata.

Atlet triathlon adalah atlet yang paling diagungkan di dunia olahraga. Namun, ternyata kemampuan mereka yang merata malah membuat mereka tidak memiliki spesialisasi kecuali kemampuan mental mereka.

Para Ironmen pasti menjadi pemain dengan mental tertinggi di permaianan sepakbola.

Untuk ulasan lebih lengkap, kami sampai membandingkan sepakbola dengan olahraga lain seperti rugbi, badminton, mendayung, karate, dan bahkan balapan Formula 1, yang pernah kami tulis di #AboutTheGame Detik Sport berikut ini: Membandingkan Beban Pesepakbola dengan Atlet Olahraga Lain

Sepakbola Secara Keseluruhan

Sepakbola mengukur performa fisiknya sendiri. Kita bisa membandingkan sepakbola dengan olahraga lain, tetapi sebenarnya untuk ukuran atlet professional, sepakbola dan juga olahraga lainnya adalah hal yang sangat berbeda.

Bagi kita yang di tingkat amatir atau bahkan olahraga hanya untuk sekedar bersenang-senang saja, perbedaan-perbedaan di atas mungkin tidak akan terasa.

Sama seperti sepatu sepakbola yang harganya mahal, bagi kita untuk membeli sepatu sepakbola dengan harga 3 juta-an rupiah dengan yang harganya hanya 300 ribu rupiah mungkin tidak akan berbeda terlalu jauh kecuali pada tingkat gengsi.

Namun, bagi atlet profesional, sepatu bola yang mahal tentunya memiliki teknologi yang lebih canggih, bisa memfasilitasi kelebihan mereka. Maka ini sangat akan berefek bagi permainan individu dan juga tim.

Di luar itu, pemain sepakbola membutuhkan sistem energi aerobik yang terencana, yang bisa dibangun pada saat pertandingan maupun latihan dengan menggunakan variasi antara ‘kucing-kucingan’ dan latihan berlari.

Pemain juga butuh untuk meningkatkan kapasitas aerobik mereka untuk menjalani lari pada intensitas tinggi dan kecepatan sprint. Secara umum, pemain sayap adalah atlet sepakbola dengan intensitas yang paling tinggi, sementara bek tengah dan penjaga gawang menjadi yang paling rendah.

“Idealnya, ketika tidak bermain pada tengah pekan, tim akan berlatih pada Hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat, dengan hari untuk pemulihan (recovery) pada Hari Rabu dan Minggu,” kata Jamie Harley, seorang sports scientist Newcatsle United.

Latihan pemain sepakbola adalah latihan periodisasi termasuk latihan volume tinggi ke rendah dan latihan intensitas, dipadukan dengan latihan dasar kekuatan dan pengkondisian di gym, lalu terakhir adalah sesi pemulihan.

Hal di atas sama dengan delapan sampai sembilan jam latihan fisik setiap minggu, ditambah kemudian latihan permainan 90 menit setiap harinya.

Selama ini mungkin kita hanya bisa komentar dan protes di depan layar televisi maupun langsung di stadion. Seolah semuanya mudah, kita menganggap sepakbola hanya sebagai hiburan. Sekarang bayangkan Anda adalah atlet sepakbola, ternyata benar-benar melelahkan untuk menjadi seorang pesepakbola.

Baca juga:

Tips Melakukan Istirahat Pasca Latihan Berat

Menjawab Mitos Sepakbola dengan Sains

Mental Sebagai Faktor Kunci Kesuksesan dalam Sepakbola

Komentar