Latihan Keras yang Melambungkan Marcus Rashford

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Latihan Keras yang Melambungkan Marcus Rashford

Kehebatan Lionel Messi terusik. Tapi bukan oleh rival abadinya, Cristiano Ronaldo, melainkan oleh seorang pemuda asal Manchester berusia 18 tahun bernama Marcus Rashford.

Rashford memang kembali menjadi perbincangan. Saat menghadapi Arsenal di pekan ke-26 Liga Primer Inggris pada Minggu (28/2), penyerang Man United yang saat itu untuk pertama kalinya bermain di Liga Primer, mencetak dua gol dalam tempo 30 menit. Mengingat gawang Arsenal dijaga Petr Cech, kiper yang tak bisa ditaklukkan Messi dalam enam pertemuan pertama, Rashford jelas langsung mencuri perhatian.

Hal di atas mungkin hanya guyonan semata. Tapi potensi Rashford memang begitu nyata. Sebelum mencetak dua gol ke gawang Arsenal, pemuda yang bergabung dengan United pada usia tujuh tahun tersebut mencetak dua gol pada laga debutnya bersama Man United tiga hari sebelumnya. Ya, Rashford mencetak empat gol hanya dalam dua pertandingan saja.

Namun lebih spesialnya Rashford pada laga melawan Arsenal ini, ia menjadi pemain Man United termuda ketiga yang mencetak gol untuk Man United. Menurut OptaJoe, sebelumnya, dua pencetak gol termuda dipegang oleh Federico Macheda dan Danny Welbeck.

Berbeda dengan dua gol dalam satu pertandingan, dua gol Rashford tersebut menjadikannya sebagai pemain termuda yang mencetak brace bagi Man United. Menurut Infostrada, uisanya yang baru 18 tahun 120 hari tersebut lebih muda dari Wayne Rooney (19 tahun 21 hari), Ryan Giggs (19 tahun 83 hari) dan Cristiano Ronaldo (19 tahun 362 hari) yang mencetak dua gol pertamanya untuk Man United.

Selain itu, secara kebetulan, dua gol Rashford tersebut sama dengan usia saat Rooney mencetak brace pertamanya di Liga Primer. Rooney sendiri mencetak dua gol pertamanya di Liga Primer kala Everton menghadapi Southampton yang berakhir dengan skor 3-3 pada 21 February 2004.

Godaan dari Kesebelasan Rival

Sebelum bergabung dengan akademi Man United, Rashford yang berusia lima tahun bergabung dengan klub amatir asal Manchester, Fletcher Moss. Menurut Mirror, beberapa pemain Man United memang tak sedikit yang pernah bermain di situ, contohnya Danny Welbeck dan Wes Brown.

Masih menurut Mirror, Rashford sebenarnya sempat disarankan keluarganya untuk masuk akademi Manchester City. Namun berkat first team coach Man United kala itu, Rene Maulensteen, Rashford yang sempat berlatih bersama akademi Manchester City tersebut akhirnya memilih Manchester United.

Keputusan Rashford memilih Man United tak lepas dari kedekatan Maulensteen dengan pelatih Fletcher Moss saat itu, David Horrock. Bahkan Horrock mengakui bahwa dirinyalah yang akhirnya mengantarkan Rashford ke akademi Man United karena panggilan dari manajemen United.

“Seperti bocah bertalenta kebanyakan, Rashford tak dipantau oleh satu tim saja,” ujar Horrock seperti yang dilansir Mirror. “City kemudian menawarinya untuk bergabung dan hendak membangun masa depan bersamanya. United mendengar kabar tersebut dan khawatir kehilangannya, apalagi mereka rival. Hingga akhirnya mereka [United] menghubungi saya dan meminta saya agar mengantarkan Rashford ke tempat latihan mereka di The Cliff pada Minggu pagi.”

Horrock mengatakan Rashford tak ragu untuk memilih United setelah dibawanya ke The Cliff. Melihat bagaimana para pemain United dilatih oleh Maulensteen yang mengedepankan kemampuan individu. Para pemain muda United memang mendapatkan pelatihan untuk lebih sering berlatih dengan bola, mengedepankan kemampuan teknik.

“Seorang anak tidak bisa menandatangani sebuah kontrak hingga ia berusia sembilan tahun. Dan setelah melihat tempat latihan United, ia memutuskan untuk bergabung dengan United. Dalam perkataannya ketika saya mengantarkannya ke The Cliff, ia merasa bisa menjadi pesepakbola yang lebih baik dengan program latihan milik United,” tambah Horrock.

Rashford dibanding-bandingkan dengan Welbeck karena Wlebeck sebelumnya dianggap sebagai alumnus terbaik Fletcher Moss. Namun Horrock menambahkan bahwa kemampuan yang dimiliki Rashford saat itu lebih baik dari kemampuan Welbeck saat muda.

“Marcus [Rashford] lebih memiliki kecepatan dibanding Danny [Welbeck]. Danny lebih senang menunggu bola datang padanya, sementara Marcus lebih lapar akan bola. Kelebihan Marcus adala memiliki mentalitas seperti Eric Cantona dan David Beckham saat menjalani latihan,” tutur Horrock.

Sementara itu, pada 2014, Manchester City dikabarkan mencoba kembali untuk mengangkutnya dari United. Bahkan tak hanya Man City saja, Chelsea dan Arsenal pun menginginkannya pada saat bersamaan. Namun meski diperebutkan tiga kesebelasan terbaik Inggris, pemuda kelahiran 31 Oktober 1997 tersebut lebih memilih Manchester United.

Tampil Hebat di Saat yang Tepat

Sebelum namanya muncul ke permukaan, Rashford sudah membela timnas Inggris junior pada usia 15 tahun. Walaupun tak menjadi pilihan utama, ia sudah diperhitungkan sebagai pemain berbakat dan potensial di mana kemudian ia membela timnas junior Inggris U18.

Kehebatan Rashford sendiri adalah tentang penempatan posisinya. Hal ini didapatkannya karena ia seringkali diperlihatkan video tayangan mantan penyerang Man United asal Belanda, Ruud van Nistelrooy, kala mencetak gol.

“Kami memperlihatkannya tayangan video dari van Nistelrooy dan bagaimana cara ia mencetak gol di area six-yard,” ujar Nicky Butt, mantan pemain Man United yang kini menjadi pelatih akademi United. “Rashford cenderung sedikit frustasi saat mempelajarinya.”

Tapi nyatanya Rashford membuktikan bahwa ia mempelajarinya dengan baik apa yang ia lihat dari gol-gol Nistelrooy. Dari empat gol yang ia ciptakan, semuanya tercipta dari dalam kotak penalti, bahkan dari jarak yang sangat dekat.

Latihan keras yang ia jalani membuahkan hasil. Michael Carrick, gelandang Man United, mengatakan bahwa Rashford memang berlatih sangat keras sejak dipromosikan ke kesebelasan utama Man United pada musim ini.

“Rashford telah berlatih dengan keras dengan kami sepanjang musim ini. Saya melihat banyak hal darinya. Ia lincah, ia memiliki kecepatan, dan ia ambisius,” ujar Carrick usai menaklukkan Arsenal.

Semua latihannya itu membuahkan hasil saat satu per satu penyerang utama Manchester United mengalami cedera. Setelah Wayne Rooney, giliran Anthony Martial yang harus menepi karena cedera. Di situlah ia mendapatkan kesempatan bermain setelah pertama kalinya duduk di bangku cadangan United pada November 2015 lalu saat United menghadapi Watford.

Ya, Rashford memang mendapatkan durian runtuh atas cedera yang dialami pemain depan utama United. Namun ia berhasil menjawab kepercayaan Manajer Man United, Louis van Gaal, dengan penampilannya yang memuaskan. Empat gol dari dua penampilan, hal itu jelas menunjukkan bahwa ia memiliki sesuatu yang lebih jika mendapatkan kesempatan lebih banyak.

Van Gaal jelas bukan tanpa alasan memasukkan nama Rashford di daftar bangku cadangan Man United saat menghadapi FC Midtjylland. Bukan juga tanpa alasan Rashford dipercaya bermain sejak menit pertama saat menghadapi laga penting menghadapi Arsenal. Latihan yang keras, bahkan sejak ia belum membela United seperti yang dikatakan Horrock, membuatnya mendapatkan panggung untuk unjuk kemampuan.

Akhir Februari 2016 memang menjadi awal bagaimana Rashford benar-benar memulai kariernya. Namun Rashford jelas harus menjaga performanya selagi Rooney dan Martial masih menepi. Karena hanya dengan penampilan yang cemerlang dan gol-gol yang ia ciptakanlah ia bisa bertahan di persaingan lini depan United yang memiliki Rooney sang kapten tim serta Martial sebagai penyerang muda yang sudah membuktikan diri kehebatannya. Perjuangan Rashford tak mudah, tapi masa depan tetap cerah baginya.

foto: squawka.com

Komentar