Kesempatan Marcus Rashford Kembali Menjadi Penyerang Tengah

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kesempatan Marcus Rashford Kembali Menjadi Penyerang Tengah

Kedatangan Zlatan Ibrahimovic ke Manchester United memang menjadi ketertarikan sendiri bagi Marcus Rashford. Ibrahimovic dinilai bisa menjadi mentor yang baik bagi Rashford. Tapi kedatangannya jugalah yang membuat Rashford menjalani peran sebagai pemain sayap. Sebuah peran yang asing bagi Rashford karena ia sudah bermain sebagai penyerang tengah sejak usia 12 tahun.

Pada penugasannya itulah yang membuat Jose Mourinho sebagai manajer United terus mendapatkan kritik, yang dianggap bisa mengancam karier Rashford. Sejak main melebar, permainan Rashford mengalami penurunan. Rasio konversi tembakannya di Liga Primer Inggris menurun. Dari 88,89 persen menjadi 44,44 persen dan tidak satu pun menyumbang asis.

Musim lalu ia sanggup melepaskan 2 percobaan tembakan per laga. Tapi sekarang telah menurun menjadi 1,5 per laga. Kendati bermain menjadi winger, rataan dribel per laganya pun malah menurun. Musim lalu ia sanggup melakukan 4,7 dribel di setiap pertandingan dibandingkan 3,3 per laga sejauh musim ini.

Kali ini dribel yang dilakukan pemain 19 tahun itu sering gagal. Bahkan cuma dua umpan silang yang tepat sasaran dari 25 kali yang dilepaskannya. Kontribusinya sebagai pemain sayap pun minim karena cuma melepaskan 0,6 umpan kunci per laga. Ketika menghadapi Burnley dan Liverpool pun tidak ada tembakannya yang menyentuh target.

Heatmap Marcus Rashford ketika melawan Burnley (kiri) dan Liverpool (kanan).

Tidak ada aksinya di dalam kotak penalti lawan. Pemain bernomor punggung 19 itu justru terlalu banyak bergerak di garis pinggir lapangan. Lebih buruk lagi ketika dikalahkan Chelsea dengan skor 4-0. Mourinho seolah tidak tahu di mana Rashford akan dimainkan. Rashford mulai disimpan di sayap kanan, kemudian beralih ke kiri. Baik di kanan maupun kiri, rupanya Rashford tidak efektif.

Belum lagi ia harus melakukan tugas bertahan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemain lain. Rashford mendapatkan pekerjaan tambahan untuk membantu full-back mengambil bola. Padahal ketajamannya sudah teruji pada musim lalu atas delapan gol dari seluruh ajang yang diikutinya. Sementara Ibrahimovic sempat tidak mencetak gol dalam enam pertandingan Liga Primer Inggris.

Ibrahimovic baru mencetak gol lagi ketika menghadapi Swansea pada 6 November lalu. Sebelumnya, selama 609 menit ia tidak mencetak gol di Liga Primer Inggris 2016/2017. Setelah memecahkan telurnya, Ibrahimovic justru mendapatkan masalah atas kartu kuningnya melawan Swansea. Alhasil, ia tidak bisa diturunkan ketika menghadapi Arsenal di Stadion Old Trafford, Sabtu (19/11).

Mungkin pada momentum itulah United bisa menyegarkan skema di lini depan. Salah satu caranya dengan kembali memainkan Rashford di lini depan mengingat Wayne Rooney diragukan kondisinya. Ketika menghadapi Fenerbahce di Liga Eropa, Ibrahimovic tidak diturunkan sebagai penyerang tengah utama. Tapi pada waktu itu Mourinho lebih memilih menurunkan Rooney ketimbang Rashford.

Rashford memang dimainkan, namun kembali dipasang sebagai winger kanan. Padahal penyerang tengah adalah posisi yang disukainya. Di sanalah ia memperkenalkan dirinya pada musim lalu atas gol pada debutnya, gol debutnya di derby Manchester dan membantu United menjuarai Piala FA 2015/2016. Alhasil, ia dipanggil tim nasional Inggris untuk Piala Eropa 2016 di Prancis.

Sekarang, Rashford baru mencetak empat gol dari seluruh ajang yang diikuti United. Dan melawan Arsenal nanti akan menjadi kesempatan bagi Rashford sebagai penyerang tengah. Melawan Arsenal akan membangkitkan kenangan khusus baginya. Sebab melawan kesebelasan itulah ia menjalani debutnya di Liga Primer Inggris. Bahkan ia langsung mencetak dua gol dalam tiga menit sehingga United bisa menang 3-2.

Namanya saat itu menghiasi berita-berita utama di Inggris. Ia memborong dua gol ke gawang Peter Cech, salah satu kiper terbaik di Liga Primer Inggris, Eropa bahkan dunia. Rashford juga menyumbangkan satu asis pada laga tersebut. Tiga hari sebelumnya pun ia menjaringkan dua gol ketika debutnya di tim utama menghadapi FC Midtjylland pada pertandingan Liga Europa 2015/2016.

Arsene Wenger, Manajer Arsenal, pun mengungkapkan kekhawatirannya kepada Rashford, "Kami tidak melupakan bahwa tahun lalu, orang yang membunuh kami adalah Rashford," ujarnya. "Saya melihat dia melawan tim Denmark pada pertengahan pekan dan ia mencetak gol dan saya bisa melihat langsung bahwa orang ini bisa berbahaya," sambung Wenger seperti dikutip dari The Sun.

Rashford sendiri masih muda dan bisa berkembang. Di sisi lain, ia berharap tugasnya bermain lebar akan melengkapi kemampuannya. Tapi membuang-buang waktunya sebagai winger bukanlah cara yang tepat untuk memeliharanya. Sebab Rashford adalah penyerang United musim lalu.

Setidaknya ia bisa mendapatkan kesempatannya lagi ketika melawan Arsenal. Terutama untuk menunjukkannya kepada Mourinho. Bukan tidak mungkin jika menugaskan Rashford ke posisi alaminya bisa menjadi harapan untuk mengklaim tiga poin melawan Arsenal.

Sumber: Daily Mail, Metro, Sky Sports, The Guardian, The Sun,

Komentar