Ketika Suporter Melukai Kesebelasan Sendiri

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Ketika Suporter Melukai Kesebelasan Sendiri

CA Huracan berhasil lolos dari laga leg kedua play off pra-grup Copa Libertadores, turnamen antar kesebelasan level tertinggi di Konfederasi Sepakbola Amerika Selatan (Conmenbol). Kendati bermain imbang 0-0 dengan Alianza Lima, kesebelasan asal Buenos Aires Argentina itu berhasil melangkah ke fase grup yang mulai digelar 18 Februari mendatang.

Tentunya hal tersebut mengubur harapan para fans Alianza Lima, atas kegagalan kesebelasannya melaju ke ajang yang setara dengan UEFA Champions League ini.  Para suporter kesebelasan asal Peru ini memang sudah berang. Sebelum laga leg kedua di Stadion Tomas Adolfo Duco, kandang Huracan, para suporter Alianza yang datang sudah berbuat ricuh.Mereka baku hantam sesama pendukung Alianza, sebelum kick-off pertandingan dimulai.

Situasi tribun Aliancistas, julukan Alianza, memang sudah panas saat itu. Terlebih skuat besutan Guillermo Sanguinetti tersebut, dalam situasi yang sangat berat untuk lolos. Pasalnya, pada leg pertama, Alianza sudah keok di kandang sendiri 4-0 oleh Huracan. Maka dari itu, meski berakhir imbang, Huracan tetap lolos ke fase grup karena menang agregat.

Tentunya kekalahan empat gol tanpa balas, membuat para suporter Aliancitas tersebut mengamuk. Puluhan suporter menyerang ruang ganti tim sendiri di Stadion Alejandro Villanueva. Mereka menyerang baik tangan kosong, maupun memakai kayu yang dijadikan senjata. Para pemain dipukuli, dua pemain Alianza yakni Christian Cueva dan Victor Cedron terluka.

Mata dari nama terakhir pun bengkak dan keduanya mulai berpikir meninggalkan kesebelasan tertua di Peru ini. Tidak hanya itu, sang pelatih pun diancam agar segera hengkang dari ibu kota.

1054542

Ya, Alianza merupakan klub dari Lima, ibu kota di Peru. Kesebelasan ini pun menjadi yang tertua di negara yang dalam budaya antropologi ini.  Aliancistas dibentuk 113 Tahun lalu, tepatnya pada 15 Ferbruari 1901.

Gelar pertama mereka adalah juara Peruvian Primera Division pada 1918. Total, mereka mengoleksi gelar ini sebanyak 22 kali dan menjadi runner-up 21 kali. Maka tidak heran, jika kesebelasan tersebut memiliki basis suporter yang besar. Juga terkenal akan kerusuhannya dalam lingkup yang disebut "Barra brava". Sebuah julukan kelompok pendukung tim sepakbola di Amerika Latin yang cukup terorganisir.

Sedangkan Barra brava yang selalu mendukung Alianza Lima adalah Comamndo Svr. Gemar mengisi tribun selatan stadion berkapasitas 35 ribu tersebut. Dulu nama mereka adalah Barra Aliancista pada tahun 70'an. Barulah pada 24 Oktober 1986, mereka menetapkan nama menjadi Commando SVR.

Loyalitas mereka kepada klub, dikenal melebih para suporter Boca Juniors dan Corinthians. Sedangkan musuh bebuyutan mereka adalah para suporter dari Universitario, Sporting Cristal dan Sport Boys. Dalam forum bernama Ultras World, Commando Svr menempati peringkat ketiga, Ultras of the week pekan terakhir Bulan Desember 2014. Mereka dibawah dua Ultras lain, yakni Al Ahly dan Atalanta. Ketika Alianza bertanding melawan Rentistas di Alejandro Villanueva.

Maka tidak heran jika merososotnya prestasi Alianza, membuat geram para suporternya yang dikenal militan. Kendati memang tidak dihalalkan memukul pemain pujaan sendiri. Namun, bengkak di mata Cedron adalah cerminan malunya kalah telak di kandang sendiri. Akan tetapi hal yang paling konyol, tentunya adalah ketika mereka berkelahi satu sama lain dalam mendukung kesebelasan yang sama.

Komentar