Perebutan Maritim Hingga "Tendangan Sepeda" pada Derby Pasifik

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Perebutan Maritim Hingga

Sekitar seribu pendukung sepakbola Peru berukumpul di Tacna dan Moquegua, dua kota di Peru, untuk mendukung kesebelasan negaranya bertanding melawan Kolombia pada laga lanjutan fase grup Copa America 2015.

Pendukung sepakbola Los Incas, julukan Peru, terkenal karena nyanyian khas mereka yakni "Arriba Peru (Ayo Peru)" serta penggunaan Mysica Criolla, musik tradisional Peru sebagai ekspresi dukungan mereka baik kepada kesebelasan domestik atau kesebelasan negara.

Baca juga satu cerita tentang kengerian Barra Brava Alianza Lima, kesebelasan dari Peru, ketika berbuat rusuh di Piala Libertadores.

Dukungan mereka kepada Los Incas pun tidak sia-sia karena akhirnya Peru berhasil melangkah ke fase Semifinal setelah mengalahkan Bolivia dengan skor 3-1 pada pertandingan perempat final di Estadio Municipal, Bicentenario German Becker, Chile.

Pada laga semi final yang akan diselenggarakan nanti di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos, Santiago Chili, nanti Peru akan bertemu dengan kesebelasan negara musuh bubuyutan mereka yakni sang tuan rumah Chili.

Chili dengan Peru memiliki persaingan sepakbola bernama Derby Pasific atau dalam bahasa Spanyol yakni Clasico del Pacifico. Greg Duke, Editor Olahraga CNN Dunia, menganggap laga tersebut masuk ke dalam 10 persaingan sepakbola level internasional.

Persaingan sepakbola antara Chili dengan Peru telah meningkat dalam intensitas sejak abad ke-20. Awalnya otoritas dari kedua negara berusaha menggunakan sepakbola sebagai cara untuk membina hubungan sosial politik bilateral yang harmonis.

Maklum, sebelumnya kedua negara tersebut bersitegang karena perebutan perbatasan wilayah maritim kelautan yang sudah muncul sejak 1879 sampai 1880-an. Kala itu terjadi konflik dari industru nitrat di gurun Atacama, Chili harus melawan koalisi antara Peru dengan Bolivia namun walau sendirian mereka berhasil mendapatkan sebagian tanah Peru.

Setelah menlewati beberapa mediasi tentang wilayah, kemudian Chili, Ekuador dan Peru di bawah Deklarasi Santiago 1952 setuju jika wilayah maritim nasional mereka dibatasi jarak sekitar 200 mil. Tapi Peru mengkonfirmasi jika "segitiga eksternal" yakni sekitar 29 ribu km lebih dari 200 mil barat Chili menjadi jarak perbatasan nasional mereka.

Nah pada segitiga eksternal tersebutlah yang hingga kini masih menuai perdebatan. Usai konfirmasi dari pihak Peru kemudian Chili memberikan argumen terkait Deklarasi Santiago tentang kesepakatan perbatasan pertama menjadi 80 mil. Selain itu Chili menarik perbatasan baru selatan-barat.

Pasalnya Chili amat tergantung pada perairan pantai yang mengandung sebagian besar ikan terutama pada perbatasan sengketa tersebut. Chili tetap bersikukuh jika segitiga eksternal itu di bawah kendali mereka namun Peru menegaskan jika segitiga eksternal merupakan milik mereka.

Persaingan perang maritim mereka menjadi sering tumpah kepada pertandingan sepakbola bernama Derby Pasific tersebut. Salah satu contohnya ketika Los Incas bertandang ke Santiago Chili untuk laga kualifikasi Piala Dunia 1997 saja para penonton tuan rumah membuat gaduh saat lagu kebangsaan Peru dinyanyikan harus diganggu dengan bunyi siulan.

Tentang Piala Dunia memang menjadi salah satu faktor persaingan antara Chili dengan Peru semakin meruncing. Pada Piala Dunia 1977 di Argentina mungkin masih diingat Chili harus dieliminasi Peru melalui sundulan Hugo Sotil.

Kemenangan tersebut berhasil membalaskan dendam Los Incas ketika disingkirkan Chili pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Pertemuan terakhir antara keduanya terjadi pada 23 Maret 2013 dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2014 Brasil, jelang pertandingan Jorge Sampaoli, pelatih Chili, cuma singkat mengatakan, "Ini Peru," cetusnya.

Tidak cuma soal pertandingan, mengenai silsilah sepakbola pun pernah diperdebatkan oleh kedua kubu berseberangan. Seperti biasa pertandingan antara Chili dengan Peru selalu menyuguhkan pertandingan sarat emosi dari konflik kedua negara yang terus menjadi katalis sebagai alasan persaingan antara kedua negara sehingga menghasilkan bekas luka sosial dari urusan teritorial.

Perdebatan istilah yang diperebutkan yaitu tentang siapa penemu tendangan sepeda (bicycle kick). Chili mengatakan jika mereka menemukan tendangan akrobatik tersebut apda 1914 dengan nama la Chilena. Sementara Peru menegaskan nama tersebut merupakan la Chalaca di bawa pertama kali kepada kehidupan di Callao, kota pelabuhan Peru, menjelang akhir abad ke-19.

Simak berbagai cerita menarik tentang berbagai pertandingan derby sepakbola pada tautan ini

Entah siapa yang benar sebagai penggagas tendangan sepeda pertama karena perdebatan tersebut bisa memanjang sampai pertandingan besok antara keduanya pada Semifinal Copa America 2015 di Stadion Nacional Julio Martinez Pradanos, Santiago Chili pagi hari nanti, Selasa (29/6).

Tetapi alangkah baiknya jika debat kusir tentang penemu tendangan sepeda dihindarkan demi menjadikan sepakbola sebagai cara untuk membina hubgundan sosial politik bilateral yang ramah.

Peru dengan Chili seharusnya bisa menjadi mitra Aliansi Pasifik, blok perdagangan bebas negara-negara Amerika Latin, perdagangan dan investasi mereka pun sempat dikabarkan meningkat dalam dua dekade terakhir walau diwarnai konflik. Ollanta Humala, Presiden Peru, pun mengatakan ingin mengatakan mengakhiri sengketa ini, "Memungkinkan kita untuk memulai tahap baru dalam hubungan kita dengan Chili," imbuhnya.

Maka kerjasama dan persahabatan bukan mustahil menjadi cerita akhir untuk mendapatkan lebih dari warisan perang abad ke-19 bisa dimanfaatkan menjadi hadiah yang adil bagi kedua negara berseteru tersebut.

Dari berbagai sumber

Komentar