Singapura vs Indonesia: Jalan Berbeda di Hadapan Tim Terunggul

Analisis

by Redaksi2022

Redaksi2022

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Singapura vs Indonesia: Jalan Berbeda di Hadapan Tim Terunggul

Babak semifinal Piala AFF 2020 akan mempertemukan Singapura vs Indonesia di Stadion Nasional Singapura, Rabu (22/12). Singapura sendiri berstatus sebagai runner-up Grup A. Sementara Indonesia memastikan posisi juara Grup B setelah menumbangkan Malaysia dengan skor 4-1 di Stadion Nasional Singapura, Minggu (19/12).

Selama melakoni pentas se-Asia Tenggara, baik Indonesia maupun Singapura sama-sama mengoleksi tiga kemenangan dari empat laga. Singapura berhasil menjadi momok menakutkan di hadapan Myanmar (3-0), Filipina (2-1) dan Timor Leste (2-0). Sedangkan Indonesia menaklukan Kamboja (4-2), Laos (5-1) dan Malaysia (4-1).

Kedua negara yang akan bertemu ini pun terlihat perkasa dengan catatan tersendiri. Singapura yang dijuluki The Lions, minim kebobolan (3) juga kurang menghasilkan gol (7). Torehan itu berbanding terbalik dengan Indonesia yang kebobolan empat kali dan menorehkan 13 gol.

Meski terlihat produktif, keduanya memilih jalan berbeda saat dihadapkan dengan tim paling unggul: Thailand dan Vietnam.

Jalan Berbeda Lawan Kesebelasan Unggulan

Singapura maupun Indonesia memilih jalan berbeda saat berhadapan dengan tim paling unggul. Setidaknya The Lions ngotot meraih poin penuh dari Thailand meski menelan kegagalan. Alih-alih dapat kemenangan, Tim Garuda yang merupakan julukan Indonesia, berhasil mencuri satu poin dari Vietnam.

“Saya puas dengan hasil imbang. Vietnam tim yang bagus, lebih bagus dari kami. Tapi saya beritahu para pemain untuk setidaknya mengamankan satu poin di laga ini. Saya ingatkan mereka untuk kuat secara mental,” ungkap Shin Tae-yong (STY) pasca pertandingan vs Vietnam.

Vietnam sendiri menguasai bola sepanjang pertandingan 69 persen. Kesebelasan berjuluk The Golden Stars itu juga melesatkan 21 tendangan, berbanding jauh dengan Indonesia yang hanya ciptakan satu tendangan. Meski demikian, lini pertahanan Indonesia tidak gentar dengan melakukan blok terhadap 13 tendangan penggawa Vietnam.

Shin Tae-Yong (STY) menurunkan tiga bek tengah sekaligus sejak awal pertandingan, yaitu Fachrudin Aryanto, Alfeandra Dewangga dan Rizky Ridho. Sementara di sektor tengah, STY menempatkan Rachmat Irianto sebagai gelandang bertahan tanpa ditemani Evan Dimas yang dimainkan berbarengan pada laga sebelumnya melawan Kamboja dan Laos.

Apa yang dilakukan Indonesia berlainan dengan The Lions yang enggan memetik hasil imbang sekalipun ketika melawan Thailand. Sebab Singapura adalah tuan rumah Piala AFF 2020 yang dihadapkan dengan harapan tinggi para pendukungnya di tanahnya sendiri.

Bagi Singapura, level Timnas Thailand tidak jauh berbeda dengan mereka. Sejak edisi Piala AFF pertama pada 1996 (masih bernama Piala Tiger), Thailand meraih gelar juara terbanyak (5) yang cuma terpaut satu dengan The Lions (4). Namun di AFF edisi sekarang, Singapura harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 2-0 di Stadion Nasional Singapura, (18/12).

Pada laga itu, Tatsuma Yoshida yang merupakan Pelatih Singapura tetap menggunakan skema bermain 4-1-4-1 seperti tiga laga sebelumnya. Formasi The Lions itu sebenarnya punya kans yang hampir sama banyaknya dengan Thailand. Singapura sendiri melepaskan tiga tendangan tepat sasaran dari 11 kali percobaannya. Sedangkan Thailand, berhasil melepaskan tembakan tepat sasaran yang lebih banyak, yaitu sebanyak lima kali dari 15 percobaannya.

Namun nahas, ketidakrapihan pertahanan Singapura membuat Thailand mampu menyarangkan dua gol. Sebab dua gol itu tidak lepas dari kesalahan individual pemain maupun sistem pertahanan Singapura. Hal itu bisa dilihat dari gol pertama yang tercipta lewat bola tendangan bebas Thailand. Yaitu ketika pantulan set-piece Bordin Phala tidak mampu diamankan enam pemain Singapura yang berada di kotak penalti.

Justru bola liar hasil tepisan Hassan Sunny, Kiper Singapura, malah mampu disambar Elias Dolah yang lepas dari kawalan Singapura sehingga menjadi gol pada menit 31’.. Sementara gol kedua terwujud berkat kesalahan kontrol bola Faris Ramli, sayap kiri Singapura. Bola yang dikuasainya justru dengan mudah dicuri Worachit Kanitsribampen, sayap kanan Singapura, yang kemudian dijadikan umpan terobosan kepada Supachai Jaided yang merupakan penyerang Thailand.

Meskipun Supachai sempat dikejar Irfan Fandi, bek tengah Singapura, namun tekelnya tidak berhasil mendapatkan bola. Kegagalan Irfan itu membuat Supachai mampu menceploskan gol kedua untuk Thailand pada menit 47’..

Eksekusi Bola Mati Singapura Bisa Jadi Malapetaka

Berbicara bola mati, empat gol Singapura dicetak melalui bola mati. Masing-masing dua gol dicetak dari sepak pojok dan tendangan bebas. Shahdan Sulaiman dan Safuwan Baharudin merupakan pemain yang biasa mengeksekusi dua proses set-piece tersebut. Myanmar, Filipina dan Timor Leste sudah pernah dibobol eksekusi-eksekusi bola mati Singapura. Maka bukan tidak mungkin proses gol bola mati Singapura akan kembali menjadi ancaman bagi Indonesia. Para anak asuh STY ini setidaknya sudah dua kali kebobolan lewat bola mati ketika melawan Kamboja.

Gol pertama terjadi lewat sepak pojok yang langsung disambar pemain belakang Kamboja, Yue Safy. Sementara gol kedua terjadi setelah kiper Indonesia, Ernando Ari salah membaca bola yang terpantul dari pagar betis.

Salah satu antisipasinya dengan memainkan Elkan Baggott di laga vs Laos. Pemain keturunan Inggris itu baru membela Indonesia melawan Laos dari bangku cadangan. Kehadirannya bisa dibilang membuat ketenangan di sektor belakang Garuda. Ia cocok dengan skema yang diterapkan STY: pertahanan tinggi dan tekanan ketat.

Berpostur 194 cm, Elkan harusnya bisa memaksimalkan kemampuan untuk membendung eksekusi bola mati tidak langsung dari Singapura. Apalagi, Singapura memiliki Ikhsan Fandi yang tentu harus diantisipasi lini belakang Garuda.

Produktivitas Penyerang

Singapura menaruh beban terhadap penyerangnya, yaitu Ikhsan Fandi. Pemain berusia 22 tahun itu sudah mengoleksi dua gol dari empat pertandingan Piala AFF tahun ini yang merupakan top score sementara Singapura. Kedua gol tersebut dicetak ke gawang Myanmar lewat permainan serangan balik maupun konversi sepak pojok.

Setidaknya jumlah Ikhsan lebih baik dari keempat striker Indonesia. Sebab jika ditotal, kombinasi Dedik Setiawan, Hanis Sagara, Kushedya Yudo dan Ezra Walian hanya menciptakan satu gol.

Ezra adalah penyerang yang paling sering dimainkan Indonesia ketimbang tiga rekannya dalam empat pertandingan Grup B Piala AFF 2020. Penyerang dari Persib Bandung itu sudah mencetak satu gol yang di mana Dedik, Hanis dan KH Yudo belum mencetak gol sama sekali. Meskipun gol yang diciptakan Ezra dicetak melalui titik putih saat berhadapan dengan Laos.

STY sendiri seperti memberikan Ezra sebagai penyerang yang memancing atau mengganggu lawan. Peran penyerang berdarah Belanda itu seperti ditugaskan sebagai false 9 dalam tiga pemain depan Indonesia. Namun Ezra seperti tidak mampu memaksimalkan peluang ketika mendapatkan peran tersebut.

Kendati demikian, pergerakannya justru memberikan ruang bagi pemain sayap Indonesia untuk mendapatkan peluang. Buktinya, Irfan Jaya dan Witan Sulaeman yang merupakan pemain sayap, sudah mencetak gol ke gawang lawan.

Ketimbang empat striker Indonesia, Irfan berhasil mencetak tiga gol, terbanyak untuk Indonesia. Ia acap kali lakukan cut-back langsung ke kotak penalti lawan. Dalam lawatannya ke Malaysia, pemain PSS Sleman itu memborong dua gol sekaligus. Jumlah gol Irfan dibuntuti oleh gelandang Evan Dimas dan Rachmat Irianto sebanyak dua gol.

Jejak Pertemuan Singa dan Garuda

Sampai saat ini, Singapura dan Indonesia sudah bertemu sebanyak 59 kali. Skuad Garuda lebih perkasa dengan memetik 30 kemenangan, 11 imbang dan menelan 18 kalah. Apalagi, beberapa kemenangan Indonesia diantaranya meraih skor fantastis: 8-3 (Merdeka Tournament 1960), 7-1 (King’s Cup 1968), 9-2 (Merdeka Tournament 1969) serta 6-0 (Piala Kemerdekaan 1990).

Perlahan, Singapura menjelma sebagai salah satu tim terkuat di Piala AFF. Pada edisi kedua, The Lions melaju ke final setelah kalahkan Indonesia di babak empat besar. Akhirnya Piala AFF 1998 menjadi gelar perdana untuk Singapura.

Pada Piala AFF, Singapura dan Indonesia setidaknya sembilan kali berhadapan. Singapura lebih superior, mereka kembali memantapkan gelar juara beruntun pada edisi 2004 dan 2007. Apalagi edisi 2004, Singapura mempermalukan Indonesia di laga final dengan agregat 5-2.

Indonesia hanya mampu catatkan satu kemenangan atas Singapura di fase grup Piala AFF 2012. Meski begitu, The Lions keluar sebagai juara keempat kalinya, Garuda justru gugur di fase grup.

Dalam lima pertemuan terakhir, Singapura mendominasi pertandingan. Piala AFF edisi 2018, 2016, 2008 serta uji coba 2009 dimenangkan The Lions. Sementara Indonesia hanya memenangkan pertemuan di fase grup Piala AFF 2012.

Singapura tentu ingin mengulangi keberhasilan seperti lima laga sebelumnya. Apalagi mereka berstatus sebagai tuan rumah. Bermain di tanah sendiri seharusnya memiliki kans lebih baik dan tampil menonjol.

Pada laga semi final, Singapura kemungkinan menurunkan formasi 4-1-4-1 seperti empat laga terakhirnya. Ikhsan masih akan dipercaya mengisi posisi penyerang dengan diharapkan bisa menambah pundi-pundi gol untuk The Lions.

Ikhsan diperkirakan bakal didukung penuh oleh dua pemain sayapnya, yakni Faris Ramli dan Shawal Anuar. Shanual sendiri merupakan pemain sayap yang menggantikan absensi Gabriel Quak yang mengalami cedera ketika melawan Filipina.

Selain Quak, Yoshida juga harus kehilangan bek sayap Shakir Hamzah akibat cedera di pertandingan melawan Thailand. Shakir diandalkan Singapura dalam seluruh pertandingan Grup A Piala AFF 2020.

Absennya beberapa penggawa Singapura, seharusnya bisa dimaksimalkan oleh Indonesia yang siap bermain dengan skuad lebih lengkap. Di sektor belakang, Pratama Arhan yang menjadi Man of the Match melawan Malaysia pun siap dimainkan. Begitu pun Elkan Baggott yang ikut mencetak gol dan menjaga pertahanan dari kebobolan sejak ia masuk menggantikan Ramai Rumakiek pada pergantian babak.

Begitu pun dengan lini serang. Irfan Jaya dan Witan Sulaeman siap menguasai sisi lapangan pertandingan melawan Singapura nanti. Khusus Irfan, ia juga menjadi sorotan pada laga sebelumnya karena berhasil mencetak dua gol setelah melakukan sebuah kesalahan fatal. Kesalahan itu dilakukannya ketika salah menghalau bola yang justru menjadi keunggulan pertama untuk Malaysia.

Artinya, Irfan mampu menebus kesalahannya. Proses gol pertama Irfan juga tidak lepas dari kelincahan Witan yang berhasil menemukan ruang kosong di pertahanan Malaysia. Kelincahan Witan itulah yang siap dilakukannya ketika melawan Singapura nanti.

Apalagi STY sudah bisa memantau langsung Egy Maulana Vikri yang sudah bergabung dengan skuatnya. Kedatangan Egy bisa menjadi amunisi bagi Indonesia untuk semifinal leg kedua. Sebab gelandang asal FK Senica itu belum memungkinkan diturunkan melawan Singapura pada pertandingan leg satu nanti.

“Egy tidak akan main. Dia baru tiba Selasa. Saya akan memberikan dia waktu istirahat. Semoga dirinya siap untuk leg dua,” ungkap STY jelang pertandingan vs Singapura.

Prediksi Susunan Pemain

Singapura: Hassan Sunny; Zulgarnaen Suzliman, Irfan Fani, Safuwan Baharudin, Zulfahmi Arifin; Shahdan Sulaiman, Song Ui-young, Hariss Harun; Shawal Anuar, Faris Ramli, Ikhsan Fandi

Indonesia: Nadeo Argawinata; Pratama Arhan, Fachrudin Aryanto, Elkan Baggott, Asnawi Mangkualam; Ricky Kambuaya, Evan Dimas, Witan Sulaeman; Irfan Jaya, Ramai Rumakiek, Ezra Walian

Komentar