Patrick Bamford, Si Pintar di Dalam dan Luar Lapangan

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Patrick Bamford, Si Pintar di Dalam dan Luar Lapangan

Leeds United sukses menghentikan rekor 100% kemenangan Aston Villa musim ini. Bertandang ke Villa Park pada Jum’at (23/10) waktu setempat, anak asuh Marcelo Bielsa pulang dengan kemenangan tiga gol tanpa balas. Seluruh gol diciptakan oleh striker tunggal mereka, Patrick Bamford.

Bamford sukses mencetak hattrick sekaligus menggenapkan torehan golnya menjadi enam gol dalam enam pertandingan Premier League. Ia menjadi pemain Leeds pertama yang mampu menorehkan trigol setelah Mark Viduka tahun 2003 silam. Performa apik Bamford turut berkontribusi bagi Leeds yang mengoleksi 10 poin dari enam laga.

Striker 27 tahun itu sudah menjadi andalan Bielsa sejak di Championship. Musim lalu, Bamford mencetak 16 gol dari 45 laga Championship. Promosi ke Premier League, banyak orang meragukan apakah Bamford mampu berbicara banyak di top level. Sejauh ini, Bamford sukses menjawab keraguan tersebut.

Highlights pertandingan Aston Villa 0-3 Leeds United

Leeds di bawah Bielsa merupakan tim yang kuat secara taktik meski dihuni pemain dengan kualitas rata-rata untuk level Premier League. Meski begitu, pertandingan Leeds selalu seru untuk ditonton. Mereka bermain menyerang dan terbuka dengan skema yang bagus. Namun, sepakbola merupakan olahraga produk akhir. Gol tetap menjadi tujuan utama entah bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, beban Bamford sebagai striker sebenarnya cukup berat.

Torehan enam gol dan dua asis menjadi bukti bahwa Bamford bisa memikul beban tersebut. Sama seperti ketika ia memilih sepakbola dibanding jalur akademik seperti yang diinginkan keluarganya. Alih-alih menerima beasiswa sepakbola dari Harvard, ia tetap berada di Chelsea untuk mengejar karir sepakbola pada 2014 lalu.

Beasiswa dari Harvard tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bamford memang pintar secara akademik meski ia tidak memilih jalur tersebut. Meski begitu, kepintaran secara akademik mampu ia aplikasikan di atas rumput hijau.

Bamford lihai dalam pergerakan tanpa bola untuk melepaskan diri dari pengawalan lawan. Terutama pada skema umpan silang. Ia selalu berada di antara dua bek pada situasi tersebut, entah itu di antara dua bek tengah atau di antara bek tengah dan bek sayap. Menghadapi Aston Villa, Bamford memiliki peluang lewat umpan silang Ezgjan Alioski pada menit keempat, sayang sundulannya masih melebar.

Untuk mencapai posisi tersebut, Bamford melakukan pergerakan yang cukup dinamis. Contohnya pada sebuah momen melawan Sheffield ini. Menghadapi Sheffield yang menggunakan tiga bek, tujuan Bamford tetap sama, berada di antara dua bek sehingga sulit dikawal. Ia semula berada di posisi yang cukup mudah untuk dijaga.

Melihat bola bergulir ke sayap, eks pemain Middlesbrough itu langsung bergerak ke blindside bek. Bamford berdiri di antara Ethan Ampadu dan Jack Robinson. Ia mampu menanduk umpan silang Jack Harrison meski belum menemui sasaran.

“Sejujurnya, sebelum pertandingan saya berbicara dengan Jack (Harrison), tiap kali kamu dapat bola, saya akan berada di tengah dua bek tengah,” ujar Bamford pada wawancara setelah laga berakhir. Ia konstan melakukan hal tersebut hingga sundulannya pada menit 86 menjadi satu-satunya gol pada pertandingan tersebut.

https://twitter.com/LUFC/status/1310323574771716097">

Bamford memang baru mencetak satu gol lewat skema ini. Jika melihat statistik menang duel udara terbanyak di antara penyerang Premier League, ia hanya berada di peringkat 24. Untuk kasus ini, eye test lebih baik digunakan dibanding statistik. Melihat pergerakan Bamford yang sulit diantisipasi, ia bisa mencetak banyak gol jika terus-menerus mendapatkan suplai berkualitas.

Pada laga menghadapi Fulham dan Manchester City, ia juga melakukan hal serupa. Kontra Fulham, bek sayap Joe Bryan terpaksa menjatuhkan Bamford yang bebas tidak terjaga. Mateusz Klich sukses mengeksekusi penalti. Menghadapi Man City, Bamford cukup bebas namun Rodrigo tidak melepaskan umpan silang.

Highlights pertandingan Liverpool 4-3 Leeds United

Tidak hanya ketika situasi umpan silang, Bamford juga rajin mencari ruang saat bola di tengah. Gol menghadapi Fulham contohnya. Ia sukses menemukan ruang di antara bek tengah dan bek sayap. Umpan terobosan Klich mampu diselesaikan dengan tenang.


Sejauh ini, Bamford mampu mencetak 4,22 tembakan per laga. Pemain 185 cm ini akan menjadi momok bagi pertahanan lawan. Gol ketiga menghadapi Aston Villa membuktikan bahwa Bamford bisa mencetak gol meski berada di ruang sempit dan dikeroyok bek lawan.

https://twitter.com/dzikrylzs/status/1319948147523678209">

Selain menjadi ujung tombak, Bamford juga kerap terlibat dalam permainan. Ia cukup sering turun atau melebar untuk membangun serangan. Seperti seluruh pemain Leeds, Bamford juga memiliki pemahaman taktik yang baik. Ia paham apa yang dilakukan rekan setimnya dan bagaimana ia memanfaatkan situasi tersebut.

Contohnya pada momen ini pada laga kontra Man City. Klich membawa bola, Costa bergerak lurus ke depan sehingga Rodri akan terpancing. Awalnya, Bamford seolah-olah akan bergerak ke kotak penalti. Setelah jalur umpan terbuka karena Rodri terpancing Costa, Bamford turun menjemput bola dan membuat Ruben Dias salah langkah. Momen ini berakhir peluang Stuart Dallas dari sisi kiri Leeds yang menang jumlah.

Bamford tidak memiliki kecepatan tinggi seperti Timo Werner atau teknik seperti Roberto Firmino. Namun, ia tetap menjadi pemain berkualitas karena kecerdasan yang ia miliki. Pemain yang juga lihai memainkan biola, gitar, dan saksofon itu mampu membuktikan kepada orang tuanya bahwa menolak Harvard untuk sepakbola adalah keputusan tepat.

Kecerdasan Bamford di luar lapangan sudah terlihat dari usia muda. Ia mendapat nilai A pada ujian bahasa Prancis, biologi, dan sejarah ketika ujian General Certificate of Secondary Education (GSCE), yaitu ujian di akhir kelas 11. Bamford juga menguasai bahasa Prancis, Jerman, dan Spanyol.

Pemain jebolan akademi Nottingham itu terbiasa untuk belajar dan mengembangkan diri. Tak heran ia tetap berusaha meski masuk dalam ‘Loan Army’ Chelsea. Bamford dipinjamkan ke enam klub pada kurun waktu lima tahun. Ia gagal menembus tim utama The Blues sebelum akhirnya Middlesbrough membeli Bamford pada tahun 2017. Kini, ia kembali ke Premier League dan menunjukkan performa yang patut diacungi jempol.

Untuk bisa terus menyaksikan aksi-aksi Patrick Bamford, jangan lewatkan pertandingan Liga Primer Inggris yang ditayangkan di Mola TV. Klik tautan berikut untuk menyaksikan pertandingan Liga Primer Inggris di Mola TV.

Komentar