Cacian dan Pujian Bagi Marcelo Bielsa

Cerita

by Redaksi 11

Redaksi 11

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cacian dan Pujian Bagi Marcelo Bielsa

Marcelo Bielsa seorang pelatih Argentina yang menjalani musim kedua bersama Leeds United. El Loco, julukannya, sanggup membawa promosi Leeds ke Premier League setelah absen selama 16 tahun.

Bagi pelatih berusia 65 tahun, ini pengalaman pertamanya mentas di divisi teratas Liga Inggris. Bielsa menghabiskan banyak waktu awal melatih dengan menukangi klub-klub Argentina. Dia juga sempat memimpin timnas Argentina dan Chili, sebelum akhirnya berkarier di Eropa.

Kesempatan pertamanya datang saat tim asal Basque, Athletic Bilbao memakai jasanya pada tahun 2011. Bielsa sanggup mengantar Los Leones menjadi finalis Copa Del Rey dan Europa League 2011-12.

Highlights pertandingan Leeds United 4-3 Fulham

Kariernya berlanjut bersama Marseille. Dia hampir membawa klub Prancis juara Ligue 1 pada musim 2014-15, tapi sayangnya mesti melorot ke posisi keempat di akhir musim. Bielsa enggan melanjutkan kariernya di sana, karena perselisihan kontrak.

Dia kemudian mencari peruntungan dengan klub Serie-A, Lazio pada 2016. Namun, hanya berjalan dua hari, dia memutuskan mundur. Pelatih berusia 65 tahun tersebut merasa manajeman Lazio tidak sanggup memenuhi permintaannya memboyong pemain incaran.

Kisah rumitnya berlanjut di Lille pada 2017. Dia enggan lagi memakai jasa pemain veteran, seperti kiper Vincent Enyeama dan Rio Mavuba. Bereda rumor, Bielsa sebetulnya ingin mundur sebagai pelatih Les Dogues bahkan sebelum laga pramusim mulai.

Setelah 13 laga membesut Lille, Bielsa diskors. Penghujung tahun 2017, Lille akhirnya memutus kontraknya. Keputusan mendepak para pemain senior membuat klub tidak harmonis sepanjang awal musim. Alhasil, karier Bielsa lagi-lagi berakhir karena persoalan kontrak.

Dia mendapat julukan El Loco (Si Gila), bukan sebatas karena keras kepala dan tidak mau berdamai dengan situasi. Mungkin memang demikian. Namun, dia terkenal karena kemampuan hebat sebagai juru taktik.

Bielsa menginspirasi banyak pemain dan pelatih Argentina, seperti Mauricio Pochettino, Diego Simeone, dan Marcelo Gallardo. Bielsa yang menemukan bakat sepak bola Pochettino hanya dengan melihat bentuk kakinya. Kita tahu, Pochettino begitu sukses sebagai pesepak bola dan juru taktik. Dia sanggup mengantar Spurs menembus final Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.

Pep Guardiola memuji Bielsa sebagai pelatih terbaik di dunia. Sekalipun hanya tiga kali juara liga Argentina. Tentu tidak dilupakan saat dia mempersembahkan medali emas Olimpiade tahun 2004 untuk Albiceleste. Bagi Pep, bukan persoalan kalau Bielsa hanya sedikit memenangkan kejuaraan penting sepanjang 30 tahun melatih.

“Kekaguman saya kepada Marcelo Bielsa begitu besar, karena dia membuat pemain lebih baik. Para pemain bersyukur dengan pengaruh Bielsa dalam karier sepak bola mereka. Bielsa membantu saya dengan nasihatnya. Kapanpun saya berbicara dengannya saya selalu merasa dia ingin membantu,” ungkap Guardiola dikutip Goal.

Bielsa tersohor dengan formasi 3-3-3-1 yang memungkinkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Dengan skema tersebut, para pemain mesti sanggup menyiapkan pola serangan meski bola masih dalam kendali lawan. Anak asuhnya dituntut mampu menekan secara agresif untuk memenangkan bola. Pemahaman posisi satu sama lain dan kerja sama yang solid dibutuhkan agar taktik inspiratif tersebut berlangsung lancar.

Formasi tersebut bisa berganti menjadi 4-3-3 seperti saat membawa Atheltic Bilbao kepada kejayaan yang nyaris. Sementara bersama Leeds, Bielsa mengombinasikannya dengan 4-1-4-1, tergantung taktik lawan yang dihadapi.

Filosofi Bielsa tampak saat mereka mencetak tiga gol ke gawang Liverpool pada laga pembuka Premier League 2020/21. Ketiga gol yang dicetak The Whites berkat transisi cepat dari bertahan ke menyerang dengan intensitas pressing yang presisi. Gol Jack Harrison, Patrick Bamford, dan Mateusz Klich semuanya bermula dari mematahkan penguasaan bola The Reds.

Juergen Klopp, pelatih juara bertahan Liga Inggris, bergumam ‘Wow’ tepat setelah wasit meniup peluit. Duel kedua tim begitu atraktif karena menampilkan inovasi serangan yang tidak membosankan.

Link streaming Liga Primer Inggris 2020/21

Kontroversi Bielsa

Sebetulnya, Bielsa bisa membawa Leeds promosi pada musim perdananya membesut tim Yorkshire. Sayang, mereka mesti kalah dari Derby County pada semifinal play-off promosi. Derby saat itu masih ditukangi Frank Lampard dan diperkuat Mason Mount yang sekarang membela Chelsea.

Padahal, Leeds finis di posisi ketiga klasemen Divisi Championship 2018-19. Sampai awal tahun 2019, Leeds masih berada di puncak.

Bagi Derby, kemenangan tersebut sangat melegakan karena mereka sempat kalah 0-2 pada musim reguler. Terlebih mereka kalah, karena Bielsa sengaja mengirim mata-mata untuk mengintip latihan The Rams. Kontroversi besar pertama pelatih Argentina itu di Inggris.

Selanjutnya saat pertandingan terakhir musim reguler melawan Aston Villa. Secara matematis, Leeds masih bisa promosi langsung. Kontroversi terjadi saat bek The Villans, Jonathan Kodjia sedang terkapar cedera dan pemain Leeds malah mencetak gol. ‘

Setelah terjadi pertikaian, wasit mengesahkan gol. Alih-alih mengambil keuntungan, Bielsa akhirnya menyengaja Aston Villa mencetak gol penyama kedudukan. Sikap terpuji yang diganjar FIFA Fair Play Award 2019. Dengan dua kontroversi tersebut, Leeds gagal promosi.

Untung saja, musim lalu Leeds tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mereka gagah perkasa menjuarai Divisi Championship 2019/21. Pengoleksi tiga gelar Liga Inggris mentas pertama kali setelah terdegradasi pada 2004.

Bielsa sedari lama banjir pujian dari para pelatih dan jurnalis. Meskipun, kontroversi juga yang menampilkan dirinya sebagai enigma. Pada musim 2020/21, akhirnya publik bisa mengenal dirinya lebih luas. Dengan Leeds tampil di divisi teratas.

Bielsa punya gaya eksentrik dengan berjongkok di pinggir lapangan. Dengan begitu, dia bisa mengevaluasi permainan anak asuhnya secara lebih jelas. Leeds sendiri akhirnya menyediakan tempat duduk seperti ember untuk Bielsa.

“Tidak ada yang perlu saya tambahkan. Itu ember yang nyaman,” ungkap Bielsa dikutip Bola Sport.

Selain itu, menurut jurnalis Spanyol, Guillem Ballague, Bielsa memang punya penyakit punggung yang dia derita sejak masih menjadi pemain. Laki-laki kelairan Rosario itu memang turut sempat berkarier bersama Newell’s Old Boys, Instituto, dan Argentino sepanjang 1975-1980 sebagai bek.

Musim 2020/21 akan menjadi musim yang penting bagi Marcelo Bielsa. Setelah berhasil mengantarkan Leeds kembali ke Liga Primer Inggris, Ia akan merasakan berkompetisi di liga paling populer di dunia ini untuk pertama kalinya. Pertunjukan yang iya tunjukan saat pertandingan pertama melawan Liverpool sudah cukup untuk membuat namanya langsung menjadi bahan pembicaraan. Selanjutnya tinggal bagaimana Ia bisa menjaga konsistensi untuk terus memberikan kejutan di Liga Primer Inggris.

Sumber: Goal/Supersoccer/Skor.

Komentar