Arsenal Krisis Kreativitas, Newcastle Menghukum Lewat Serangan Balik

Analisis

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Arsenal Krisis Kreativitas, Newcastle Menghukum Lewat Serangan Balik

Sepuluh pertandingan tak terkalahkan, Arsenal takluk di St James Park. Satu gol kontroversial dari Anthony Gordon cukup untuk membawa Newcastle United meraih kemenangan keenamnya di Liga Inggris. Hasil ini membawa tim tuan rumah ke posisi enam klasemen sementara dengan raihan 20 poin. Sementara Arsenal, tertahan di peringkat tiga dengan catatan 24 poin.

Pertandingan berlangsung dengan tensi tinggi sejak peluit pertama berbunyi. Stuart Atwell harus mengeluarkan enam kartu kuning dari 23 pelanggaran yang terjadi. Tingginya intensitas yang ditunjukan kedua tim membuat keduanya kesulitan untuk menciptakan peluang. Butuh sekitar 20 menit agar pertandingan ini memperoleh peluang pertamanya.

Eddie Howe menurunkan sebelas pertama yang sama persis ketika mereka bertandang ke Molineux. Terlepas dari banyaknya pemain yang cedera, komposisi tersebut cocok untuk menghadapi permaianan posisional Arsenal. Di depan, Callum Wilson, Gordon, dan Miguel Almiron punya kecepatan untuk menekan penguasaan bola Arsenal pada fase pertama build up. Di tengah, Sean Longstaf, Bruno Guimaraes, dan Joe Linton tidak memberi ruang kepada gelandang Arsenal untuk dapat diakses.

Sementara tim tamu melakukan beberapa penyesuaian akibat absennya Martin Odegaard. Jorginho dipasang sebagai poros tunggal sementara Declan Rice dan Kai Havertz ditugaskan untuk mengeksploitasi area half space. Oleksandr Zinchenko justru duduk di bangku cadangan sehingga tempatnya diberikan kepada Takehiro Tomiyasu.


Sebelas Pertama Newcastle United dan Arsenal (Who Scored)

Struktur Bertahan 5-5 Sulit Ditembus

Arsenal memegang dominasi penguasaan bola dengan catatan 58,6% sepanjang pertandingan. Namun, persentase penguasaan bola tersebut tidak hanya bergulir di area sendiri. Tercatat 68,8% penguasaan bola Arsenal berada di wilayah Newcastle United. Data tersebut menunjukan bahwa Arsenal tidak kesulitan mengalirkan bola ke wilayah pertahanan lawan.

Masalah Arsenal muncul ketika mereka memasuki wilayah lawan dan berusaha masuk sepertiga akhir. Eddie Howe yang menerapkan struktur pertahanan 5-5 membuat The Gunners kesulitan mencari celah yang dapat diakses untuk mengalirkan bola ke sepertiga akhir.



Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka yang beroperasi di sektor flank selalu dikawal oleh minimal dua pemain. Bagi seorang pemain sayap situasi ini sangat tidak menguntungkan karena ruang terlalu sempit untuk berakselerasi. Pada situasi ini, pergerakan Rice (di sisi kiri) dan Havertz (di sisi kanan) sangat dibutuhkan. Dukungan dari bek sayap (White dan Tomiyasu) sangat penting pada situasi ini agar tercipta keunggulan jumlah pemain di area sayap sehingga bisa melakukan kombinasi untuk mengurai pertahanan lawan.

Mikel Arteta mencoba membongkar pertahanan lawan dengan mempercepat sirkulasi bola di depan area sepertiga akhir. Namun, langkah tersebut dapat diantisipasi dengan mudah karena struktur 5-5 milik Eddie Howe sangat rapat sehingga mudah untuk menjaga organisasi pertahanan. Arteta mencoba alternatif lain dengan memasukan Leandro Trossard yang memiliki kemampuan kombinasi di area sempit. Keputusan Arteta cukup menunjukan sinyal positif namun tidak cukup untuk membawa Arsenal menciptakan banyak tembakan. Maka tidak heran jika sepanjang pertandingan, Arsenal hanya melepaskan lima tembakan dari kotak penalti dan hanya satu yang tepat sasaran.

Rentan Serangan Balik

Persis seperti yang dibahas dalam artikel sebelumnya bahwa Arsenal sangat rentan serangan balik. Arteta menaruh perhatian lebih kepada Callum Wilson. Terlihat salah satu dari William Saliba atau Gabriel Magalhaes selalu menjaga Wilson dengan ketat. Keputusan tersebut sangat masuk akal karena Wilson merupakan penyerang paling produktif setelah Erling Haaland. Di sisi lain, man marking terhadap Wilson membuat beban bek lainnya semakin berat. Sebab, Newcastle United masuk memiliki Gordon dan Almiron di kedua sisi yang sangat berbahaya pada situasi serangan balik.

Situasi diperparah karena kontribusi Jorginho sangat minim. Sebagai gelandang bertahan, Jorginho bertugas sebagai orang pertama yang mengantisipasi serangan balik. Ia berulang kali salah mengambil keputusan ketika The Magpies memulai serangan balik. Kemampuan reading the game dari Jorginho tidak terlihat sepanjang pertandingan. Tidak heran jika dua bek tengah Arsenal sangat kerepotan.

Sepanjang pertandingan, Newcastle United mengancam gawang Arsenal sebanyak sembilan kali. Mayoritas ancaman tersebut tercipta dari situasi serangan balik. Sisanya tercipta pada situasi bola mati. Hal ini menunjukan bahwa Eddie Howe mampu mengeksploitas kelemahalan lawan dengan memaksimalkan kapabilitas yang dimiliki pemainnya.

Komentar