Timnas Indonesia Minim Kreasi dalam Membongkar Pertahanan Bangladesh

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Timnas Indonesia Minim Kreasi dalam Membongkar Pertahanan Bangladesh

Pertandingan uji coba antara Indonesia melawan Bangladesh diakhiri dengan skor kacamata. Indonesia nampak kesulitan dalam membongkar lini pertahanan Bangladesh hingga pertandingan usai. Tentu, ini menjadi PR bagi Shin Tae-yong untuk mengembangkan permainan dalam membongkar pertahanan semacam Bangladesh.

Sulitnya membongkar pertahanan Bangladesh

Dari babak pertama, Bangladesh mengandalkan barisan pertahanan yang sangat dalam. Hampir semua pemain berada pada sepertiga lapangan Bangladesh. Begitu pemain Indonesia menguasai bola di areanya, para pemain Bangladesh melakukan tekanan dan menutup area pertahanan dengan cepat.

Ini tentunya menyulitkan bagi para pemain Indonesia, terutama di lini tengah dengan tidak adanya pemain yang berperan dalam menetralisir tekanan dari para pemain Bangladesh. Dari tiga gelandang Indonesia, Marc Klok dan Rachmat Irianto, berdiri sejajar dan berfungsi dalam menjaga kedalaman lini tengah pertahanan. Sedangkan Stefano Lilipaly memiliki fungsi mengalirkan bola ke lini serang dan cenderung berdiri di belakang striker yang kemudian sesekali memanfaatkan ruang lini kedua untuk merangsek ke jantung pertahanan Bangladesh.

Strategi ini gagal membuahkan hasil hingga peluit akhir berbunyi. Indonesia kesulitan membongkar pertahanan bangladesh yang bermain sangat defensif.

Berusaha eksploitasi dari sisi sayap

Percobaan menyerang dari sisi sayap juga menjadi alternatif strategi dari timnas indonesia. Pemain nomor 13 bangladesh, Rahman Fahad menjadi kunci mempertahankan bentuk pertahanan bangladesh yang nyaris tidak menyisakan lubang untuk dieksploitasi oleh Indonesia.

Indonesia mencoba membongkar serangan dari sisi sayapnya. Sisi kiri dihuni oleh Pratama Arhan sebagai full back kiri, dan Irfan Jaya sebagai sayap kiri. Di sisi kanan dihuni oleh Asnawi Mangkualam sebagai full back kanan dan Saddil Ramdani sebagai sayap kanan.

Sisi sayap Indonesia yang dihuni oleh Irfan dan Saddil memiliki keunggulan dalam kecepatan. Namun, kecepatan sayap yang selalu jadi andalan serangan Indonesia tidak berjalan di pertandingan ini. Setelah berada di area pertahanan Bangladesh, pemain sayap Indonesia kebingungan kemana bola akan dikirimkan.

Pergerakan sektor sayap sering dibantu oleh pergerakan overlap dari full back di masing-masing posisinya. Namun, kombinasi sayap dan full back masih belum membuahkan hasil. Bahkan sesekali keduanya sangat mudah kehilangan bola. Begitu pula di sektor kanan. Kombinasi Asnawi dan Saddil belum menemukan sentuhan yang baik. Memang, Saddil baru bergabung dengan skuad STY di gelaran SEA Games 2021. Ini membuat kombinasi keduanya belum terjalin dengan baik. Jarang sekali serangan dibangun dari sisi kanan, apalagi ketika Asnawi terpaksa ditandu karena cedera dan digantikan oleh Koko Ari, pada menit ke-46.

Operan panjang dan bola mati

Sulit menembus dari sisi sayap dan tengah, membuat operan panjang dikirimkan melalui lini belakang, baik dari kaki Fachruddin, Rizki Ridho, maupun Elkan Baggot ketika dirinya menggantikan Fachruddin di babak dua. Bahkan Klok pun mengirimkan operan langsung ke lini serang.

Selain itu, bola mati seperti tendangan bebas maupun penjuru menjadi andalan Indonesia ketika sulit membongkar barisan pertahanan Bangladesh melalui permainan terbuka. Malah, yang jadi andalan adalah ketika lemparan kedalam yang dilakukan oleh Arhan. Terbukti ketika peluang sundulan Rafli di menit ke-10 berawal dari lemparan ke dalam Arhan.

Belum efektifnya striker

Beralih ke posisi yang selalu menjadi masalah Indonesia, yakni striker. Lagi-lagi posisi yang kini dihuni oleh Muhammad Rafli (main di babak pertama hingga pertengahan babak dua) dan Dimas Drajat (main menggantikan Rafli) belum pecah telur. Hal wajar ketika keduanya baru bergabung dengan skuad garuda racikan STY. Masih ada waktu untuk keduanya menyesuaikan dengan taktik yang diracik oleh STY.

Rafli maupun Dimas bermain cenderung menjelajah ke sisi kiri dan kanan untuk meminta bola atau memantulkan bola. Postur jangkung Rafli pun beberapa kali dimanfaatkannya dalam duel udara ketika menyambut operan lambung dari sisi kanan maupun kiri.

Kegagalan dan kelemahan Indonesia

Di babak pertama, Indonesia terlihat minim sekali mendapatkan peluang dari permainan terbuka. Dilihat dari statistik, meski Indonesia menguasai bola sebanyak 71 persen, Indonesia hanya memperoleh empat chances created dan enam percobaan tendangan, tiga tepat sasaran.

Begitu pula di babak dua, Indonesia menguasai bola 71 persen dengan minim kreasi peluang. Total lima chances created, tujuh percobaan tendangan dan hanya menghasilkan satu tendangan tepat sasaran.

Ini menjadi bukti dan jika Indonesia minim kreasi serangan ketika menghadapi lawan yang melakukan barisan pertahanan yang dalam dengan melakukan tekanan tinggi.

Menatap kualifikasi Piala Asia 2023, Indonesia akan menghadapi lawan yang levelnya lebih tinggi. Organisasi pertahanan dan penyerangan Indonesia harus dibangun sematang mungkin, apalagi persiapan terhitung sempit. Pemain-pemain yang baru diharapkan bisa cair dengan permainan yang diinginkan oleh STY.

Egy, Witan, dan Kambuaya diharapkan membawa angin segar

Lini depan Indonesia dalam menghadapi lawan di kualifikasi Piala Asia 2023 akan kembali diisi oleh nama familiar dalam taktik STY, yakni Egy (tidak bermain melawan Bangladesh karena pemulihan cedera), Witan dan Kambuaya (tidak tampil melawan Bangladesh karena keperluan pribadi). Ketiganya dipastikan dibawa oleh STY ke Kuwait, tempat diselenggarakannya kualifikasi Piala Asia 2023, Grup A.

“Performa akan lebih baik, egy, ricky dan witan akan kembali berlatih sesuai dengan pemain lainnya,” ujar STY dalam konferensi pers setelah laga melawan Bangladesh.

Kedatangan ketiganya diharapkan menjadi jawaban di tengah minimnya kreasi serangan Indonesia, berkaca pada laga melawan Bangladesh. Witan dan Egy memiliki pengalaman di benua biru dan memiliki koleksi pencetak gol terbanyak bagi Indonesia di gelaran SEA Games 2021. Keduanya sama-sama mengemas tiga gol. Dan Kambuaya, menjadi pemain yang tak tergantikan di skuad STY.

Sumber foto: PSSI

Komentar