Juara Piala Dunia dengan Sepuluh Nirbobol

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Juara Piala Dunia dengan Sepuluh Nirbobol

Hanya ada dua penjaga gawang dengan catatan 10 nirbobol di putaran final Piala Dunia. Yang Yang pertama adalah Peter Shilton, penjaga gawang Tim Nasional Inggris. Shilton tampil dalam 17 pertandingan di edisi Spanyol 1982, Meksiko 1986, dan Italia 1990. Yang kedua adalah Fabien Barthez.

Barthez memang bukan yang pertama dan hanya menyamai catatan Shilton (dan seperti Shilton, Barthez bermain dalam 17 pertandingan putaran final Piala Dunia), tidak melampauinya. Namun tidak seperti Shilton, Barthez mencetak salah satu nirbobolnya di pertandingan final Piala Dunia—melawan salah satu penyerang terbaik pula: Ronaldo.

“Biasanya penjaga gawang yang menerima semua pujian untuk rekor semacam itu,” ujar Barthez sebagaimana dikutip dari laman FIFA. “Namun aku rasa nirbobol bisa diraih berkat [semua pemain dalam tim. Sama saja dengan ketika seorang penyerang mencetak gol—ada kerja keras di balik itu. Aku selalu suka menekankan itu.”

Perancis 1998 menjadi Piala Dunia pertama bagi penjaga gawang kelahiran Lavelanet, 28 Juni 1971 itu. Bersama Lilian Thuram, Marcel Desailly, Laurent Blanc, dan Bixente Lizarazu, Barthez adalah bagian dari pertahanan tangguh Tim Nasional Perancis yang hanya dua kali kebobolan sepanjang gelaran: melawan Denmark di pertandingan penutup Grup C dan melawan Kroasia di semifinal. Gol Denmark, sebagai catatan, dicetak dari titik penalti.

“Jika kau punya Blanc dan Desailly di tengah lini pertahanan serta Thuram dan Lizarazu di sayap… Mereka pemain terbaik di posisinya saat itu. Itu titik kuat kami.”

Afrika Selatan dan Arab Saudi merasakan sendiri sulitnya menembus pertahanan Perancis dan menceploskan bola ke gawang Barthez. Di 16 besar, giliran Paraguay yang dibuat tak berdaya. Italia juga mandul saat melawan Perancis di 8 besar, walau tiga gol bersarang juga di gawang Perancis di babak adu penalti. Kroasia menyarangkan satu gol di semifinal, namun Perancis tetap melaju ke partai puncak.

“Di final ada kejadian termahsyur dengan Ronaldo, yang menjadi titik balik pertandingan. Umpan panjang semacam itu adalah yang paling sulit diatasi penjaga gawang. Itu kejadian sekejap mata, yang bisa berakhir di sini atau di sana. Jika aku tidak keluar, dia pasti sudah menghadap gawang; dan jika aku terlambat maju, aku pasti melakukan kesalahan fatal. Aku sangat menghormati Ronaldo dan aku melakukan sebisaku agar tak melukainya.”

Sepanjang sisa pertandingan Barthez terus berhasil menjaga gawangnya dari kebobolan. Dengan kemenangan telak tiga gol tanpa balas, Perancis mengangkat tinggi trofi Piala Dunia.

Barthez kembali menjadi pilihan utama tim nasional di Piala Dunia 2002. Penampilan Perancis di Korea-Jepang, sial baginya, tak segemilang ketika menjadi tuan rumah. Satu-satunya nirbobol Barthez di Piala Dunia 2002 adalah hasil imbang tanpa gol melawan Uruguay, di pertandingan kedua Grup A. Perancis kalah 0-1 dari Senegal di pertandingan pembuka. Kekalahan dua gol tanpa balas dari Denmark di pertandingan penutup fase grup mengirim Barthez dan Perancis pulang dari Asia.

Jerman 2006, walau demikian, sedikit lebih baik. Barthez nirbobol dalam empat pertandingan: melawan Swiss dan Togo di Grup G serta melawan Brasil di perempat final dan Portugal di semifinal. Dengan satu pertandingan tersisa Barthez berpeluang melampaui catatan Shilton. Namun rekor baru tak tercipta karena sundulan Marco Materazzi bersarang di gawang Barthez. Trofi Piala Dunia pun pada akhirnya tak kembali diangkat tinggi oleh Barthez, tetapi oleh Gianluigi Buffon yang lima kali nirbobol di Jerman 2006.

Komentar