Maret Meriah untuk Martial

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Maret Meriah untuk Martial

Tahun lalu, French Football Weekly menganggap Anthony Martial belum matang. Dalam Le 50, kumpulan profil lima puluh pemain muda terbaik Ligue 1, French Football Weekly secara terang-terangan mengaku salah menilai.

Martial, menurut French Football Weekly, lebih cocok berada di kesebelasan kecil Ligue 1 dan mengumpulkan pengalaman bertanding. Ketika pengalaman yang ia miliki sudah cukup, barulah Martial layak bermain di kesebelasan sekelas AS Monaco untuk bersaing dengan nama-nama besar seperti Dimitar Berbatov dan Radamel Falcao (yang sedang dipinjamkan ke Manchester United). Martial bahkan masih dianggap belum mampu bersaing dengan Lacina Traoré, penyerang cadangan Monaco.

“Dalam dua belas bulan terakhir, pemain berusia sembilan belas tahun ini telah berkembang dari seorang pemain yang dipersiapkan untuk masa depan menjadi pemain yang dapat dipercaya saat ini,” tulis French Football Weekly mengenai Martial. Dari situ terlihat jelas bahwa French Football Weekly mengakui kesalahannya dalam menilai Martial.

Penampilan Martial di sepanjang bulan Maret, mungkin menjadi penyebab French Football Weekly meralat pendapatnya soal Martial. Pada empat pertandingan yang berlangsung di bulan Maret, Martial berhasil mencetak 4 gol bagi Monaco. Hasil ini tentu bukan hasil yang bisa dilakukan oleh pemain yang harus mencari pengalaman di tim kecil.

Dalam lima belas pertandingan pertama Ligue 1 musim ini, Martial lebih sering dipercaya sebagai pemain cadangan. Selama rentang waktu tersebut hanya dua kali ia bermain sebagai starter dan dalam tiga pertandingan Martial tidak ambil bagian; dua kali karena tidak disertakan, satu kali karena menjadi pemain cadangan yang tidak dimainkan. Martial bahkan tetap akrab dengan bangku cadangan walaupun Berbatov menderita cedera dan menjalani larangan bertanding.

Kondisi ini berubah saat memasuki pekan ke-16. Dari pekan ke-16 dan hingga pekan ke-21, Martial diberikan kepercayaan untuk menjalani pertandingan sejak menit pertama. Namun, dalam 5 pekan ini Martial belum dipercaya untuk bermain penuh 90 menit.

setelah itu, pada pekan ke-22 hingga ke-26, Martial kembali akrab dengan bangku cadangan. Memasuki bulan Maret, peruntungan Martial berubah. Pemain asal Perancis ini dipercaya untuk menjadi penyerang utama AS Monaco.

Martial pun menjawab kepercayaan sang manajer, Leonardo Jardim, dengan baik. Dalam empat pertandingan, hanya satu kali saja Martial absen mencetak gol. Itupun ketika Monaco menjamu Paris Saint-Germain yang berakhir tanpa gol. Tiga pertandingan setelahnya, Martial tak terbendung.

Bermain tandang melawan Évian Thonon Gaillard, Martial mencetak gol pertama dalam pertandingan yang berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Monaco. Sepekan setelahnya, menjamu Sporting Club de Bastia di Stade Louis II, Martial memaksimalkan keahliannya untuk mencetak dua dari tiga gol kemenangan Monaco. Kembali bermain tandang di pekan ke-30, Martial kembali mencetak satu gol dalam kemenangan 3-1 atas Stade de Reims.

Memasuki bulan April, Martial kembali memulai pertandingan dari bangku cadangan. Namun Martial tetap membuktikan kualitasnya dengan mencetak gol hanya dalam 107 detik setelah masuk sebagai pemain pengganti. Gol Martial menyelamatkan Monaco dari kekalahan dalam pertandingan melawan AS Saint-Étienne; yang tepat berada satu angka di belakang mereka di tabel klasemen sementara.

French Football Weekly menyebut Martial sebagai pemain yang dewasa, dan ketajamannya dalam empat pertandingan terakhir adalah buktinya. Martial, tak seperti Michy Batshuayi yang memiliki keahlian melindungi bola, bukanlah penyerang yang menyukai kontak fisik dengan pemain belakang lawan. Ketimbang berhadapan satu lawan satu, Martial lebih suka meninggalkan pemain yang mengawalnya.

Martial rajin bergerak dan pintar mencari ruang. Atau, lebih tepatnya, mahir membuat lawan merasa kehilangan. Sebentar saja Martial lepas dari pengamatan, ia sudah berada di tempat yang sama sekali berbeda.

Empat dari lima gol yang ia ciptakan pada empat pertandingan terakhir, Martial tidak sedang berada dalam pengawalan lawan ketika melakukan sentuhan akhir. Namun ini tak berarti bahwa Martial tidak dapat bermain satu lawan satu. Saat mencetak gol di kandang Évian, Martial dengan tenang mengecoh lawan di dalam kotak penalti sebelum melepaskan tendangan keras kaki kanan.

Lima gol terakhirnya di Ligue 1 membuat Martial menyamai jumlah gol yang telah diciptakan Berbatov sepanjang musim ini. Bersama-sama, keduanya memimpin daftar pencetak gol terbanyak di Monaco dengan sembilan gol. Khusus untuk Martial, delapan dari sembilan gol tersebut ia ciptakan setelah pergantian tahun.

Komentar