Tugas Graham Potter untuk Meredam Kecepatan Lini Depan Manchester United

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tugas Graham Potter untuk Meredam Kecepatan Lini Depan Manchester United

Pasca menang dari Tottenham Hotspur, Manchester United harus bertandang ke Stamford Bridge dalam lanjutan Liga Inggris 2022/2023 pada Sabtu (22/10) pukul 23.30 WIB. Chelsea berada satu peringkat di atas The Red Devils dengan selisih satu poin. Maka dari itu, pertandingan ini akan memperebutkan posisi keempat klasemen sementara.

Graham Potter telah mengkonfirmasi bahwa Reece James, Wesley Fofana, dan N’Golo Kante dipastikan absen akibat cedera. Ben Chilwell memiliki peluang untuk tampil, sama halnya dengan Conor Gallagher. Sisanya, semua pemain siap diturunkan.

Di kubu tim tamu, Erik ten Hag memiliki sedikit masalah baik dalam hal kebugaran pemain dan suasana ruang ganti. Anthony Martial terkonfirmasi tidak akan memperkuat tim karena harus menjalani pemulihan. Begitu juga dengan Cristiano Ronaldo yang tidak masuk ke dalam skuad akibat persoalan kedisiplinan. Harry Maguire, Brandon Williams, dan Aaron Wan-Bissaka masih diragukan tampil namun kondisinya semakin membaik.

Absennya Martial dan Ronaldo menjadikan posisi penyerang tengah hampir dipastikan milik Marcus Rashford. Pekan lalu, pemain asal Inggris ini melepaskan empat tembakan yang tiga di antaranya dilepaskan dari dalam kotak penalti.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Chelsea dan Manchester United

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Chelsea dan Manchester United

Chelsea tidak terkalahkan dalam lima pertandingan terakhir. Tidak hanya itu, mereka hanya kebobolan dua gol, mencatatkan tiga nirbobol, dan hanya menderita 47 tembakan. Sebelumnya, gawang The Blues dibobol delapan kali hanya dari lima pertandingan dan terancam 56 tendangan. Hal ini menunjukan bahwa ada perbaikan dalam organisasi bertahan.

Kondisi di atas cukup memberikan angin segar di kubu Chelsea. Mereka bisa lebih percaya diri karena akan bermain di hadapan publik Stamford Bridge. Sepanjang liga berjalan, The Blues belum pernah kalah jika bermain kandang dengan catatan tiga kali menang dan satu kali imbang.

Walaupun demikian, tim tamu masih berpeluang untuk mencuri poin di ibu kota. Meninjau dari rekor pertandingan, United tidak pernah kalah dari Chelsea di lima pertemuan terakhir termasuk ketika pertandingan dihelat di Stamford Bridge. Musim ini, mereka telah memenangkan tiga laga tandang.

Dari sisi lini serang, dalam lima pertandingan terakhir United lebih tajam dari Chelsea. Skuad besutan pelatih asal Belanda ini mencetak 10 gol dari 30 tembakan yang tepat sasaran. Bruno, Rashford, dan Antony menjadi tiga nama yang paling sering mengancam gawang lawan.

Berstatus sebagai tuan rumah, Chelsea sedikit diunggulkan. Walau demikian, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Potter agar tidak mengecewakan publik Stamford Bridge.

Waspada Arah Serangan dari Sisi Kanan

Semenjak menjabat sebagai pelatih Chelsea, Graham Potter telah menerapkan berbagai skema. Ia pernah menggunakan formasi dasar 4-2-2-2 kala bertamu ke Selhurst Park. Tapi, perlahan Potter mengarahkan taktiknya dalam “bingkai” skema 3-4-2-1. Terbukti dalam dua pertandingan terakhir ia bermain dengan formasi dasar tersebut.

Dari segi komposisi pemain, Potter cukup berani dalam “bongkar pasang” pemain, terutama di lini belakang. James yang tampil reguler kala Chelsea dibesut oleh Thomas Tuchel beberapa kali kehilangan tempatnya (selain alasan cedera). Satu pemain yang tempatnya belum tergantikan adalah Thiago Silva.

Di sisi kiri, Marc Cucurella yang lebih akrab dengan Potter (sejak membela Brighton and Hove Albion) masih belum memiliki jaminan posisi. Dua pertandingan lalu sang pemain hanya mendapatkan waktu bermain 45 menit. Pelapis naturalnya adalah Chilwell namun pekan lalu ia justru digantikan oleh Christian Pulisic pada menit ke-61.

Walaupun demikian, permasalahan Chelsea di tangan mantan pelatih Brighton ini tetap sama, yaitu area sisi kanan yang sering dieksploitasi lawan. Pekan lalu, 44 persen arah serangan Brentford berasal dari sisi kanan pertahanan. Dua pekan lalu (Chelsea menggunakan skema yang sama), sebanyak 43 persen serangan Aston Villa hadir dari sisi tersebut. Maka tidak heran, selama Potter melatih, Chelsea terancam 18 peluang dari sisi kanan.

Di Man. United, posisi tersebut diisi oleh Jadon Sancho dan Luke Shaw. Mereka bisa menjadi mimpi buruk Chelsea jika Potter tidak memperbaiki masalah ini. Ketika melawan Tottenham, kombinasi dua pemain ini menghasilkan 10 peluang berkat kecepatan dan akurasi umpan yang mereka miliki. Salah satunya dengan memainkan Ruben Loftus-Cheek yang memiliki keunggulan fisik dan Cesar Azpilicueta yang punya keunggulan kecepatan untuk mengimbangi eksplosivitas Sancho.

Mengunci Bruno Fernandes

Kemungkinan besar Chelsea akan lebih banyak mendominasi penguasaan bola. Selama ditangani Potter, Chelsea menjadi tim dengan penguasaan bola tertinggi (63,8%). Catatan ini jauh melampaui penguasaan bola sang pemuncak klasemen, Arsenal (57,5%). Hal ini menjadi modal penting untuk menciptakan peluang dan mencetak gol.

Tapi, perlu diingat bahwa United memiliki serangan balik yang berbahaya. Hingga pekan ke-12, skuad besutan Erik ten Hag masih menjadi tim dengan gol serangan balik terbanyak dengan jumlah lima gol. Hal ini menunjukan andai The Red Devils tidak banyak menguasai bola, mereka masih memiliki senjata lain untuk mengejutkan publik Stamford Bridge.

Hal ini terbukti ketika menjamu Arsenal. Tiga gol yang mereka cetak berasal dari serangan balik. Rashford, Sancho, dan Antony memiliki keunggulan kecepatan sehingga sangat cocok dengan taktik serangan balik. Walaupun demikian, aktor sebenarnya bukan mereka bertiga, tapi Bruno.

Pemain tim nasional Portugal tersebut tercatat sebagai pemain yang paling kreatif. Dalam empat pertandingan terakhir, ia menciptakan 15 peluang. Perannya sangat penting termasuk pada situasi serangan balik. Visi dan akurasi umpan yang ia miliki bisa menjadi modal penting untuk memberikan umpan akurat kepada Sancho, Rashford, atau Antony sebagai tujuan umpan. Terlebih, Eriksen masih diragukan tampil sehingga Bruno menjadi satu-satunya pemain kreatif di dalam skuad Erik ten Hag.

Komentar