Memberi Kuasa Semu di Lapangan yang Sempit

Taktik

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Memberi Kuasa Semu di Lapangan yang Sempit

Dalam olahraga yang dinamis dan memiliki ruang permainan yang sempit seperti futsal, mendekati kesempurnaan adalah keharusan. Sebuah kesalahan, sekecil apapun, dapat berakibat fatal bagi siapapun yang melakukan kesalahan tersebut. Pemilihan dan penerapan strategi bertahan dalam permainan futsal, karenanya, tidak dapat dilakukan sembarangan. Memberi kuasa semu kepada lawan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan.

Pemahaman yang baik tentang kemampuan diri sendiri dan karakteristik lawan haruslah dimiliki oleh setiap pelaku permainan futsal. Menang tentunya menjadi tujuan utama; namun bagaimana tujuan tersebut dicapai adalah hal yang berbeda.

Jika cara yang ditempuh adalah dengan membuat lawan melakukan sebanyak mungkin kesalahan dasar demi mendapatkan keuntungan cuma-cuma, taktik man-to-man marking adalah jalan yang tepat. Namun cara ini tidak dapat dilakukan dalam sembarang situasi. Menerapkan taktik man-to-man marking terhadap lawan yang tidak mudah panik atau lawan yang memiliki pemain mumpuni dalam menggiring bola (atau lawan yang ketahanan fisiknya lebih baik dari tim pelaku taktik man-to-man marking) bukanlah pilihan bijak.

Untuk menghadapi lawan yang tidak mudah panik, memiliki pemain mumpuni dalam menggiring bola, atau memiliki ketahanan fisik yang lebih baik, sebuah tim harus melakukan pendekatan yang berbeda. Taktik zonal marking adalah pilihan yang lebih bijak untuk melawan tim yang memiliki karakteristik seperti ini. Selain itu taktik zonal marking, bentuk paling dasar dari strategi bertahan dalam permainan futsal, juga dapat digunakan sebagai pilihan paling bijak untuk menghadapi lawan yang memiliki karakteristik seperti apapun; taktik ini bahkan cocok untuk diterapkan ketika berhadapan dengan lawan yang karakteristiknya belum dikenali.

Futsal_Bertahan_22

Tidak ada formasi khusus dalam penerapan taktik pertahanan di permainan futsal. Karena olahraga ini bersifat dinamis, perubahan posisi menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Pemahaman dasar dalam penerapan strategi bertahan, bagaimanapun, tidaklah rumit. Jika Tim A (tim menyerang) bermain dalam formasi 2-2, maka Tim B (tim bertahan) juga harus bermain dalam formasi 2-2. Jika Tim A bermain dalam formasi 1-2-1, maka Tim B juga harus bermain dalam formasi 1-2-1.

Futsal_Bertahan_121

Memainkan formasi 1-2-1 melawan tim yang bermain dengan formasi 2-2 (atau sebaliknya) adalah sebuah kesalahan besar. Tidak memainkan formasi yang sama dengan lawan sama saja dengan membiarkan lawan menghujani gawang dengan tembakan demi tembakan.

Futsal_Bertahan yg salah

Tim yang tidak menguasai bola (tim bertahan), pada dasarnya, harus meniru bentuk tim yang sedang menguasai bola (tim menyerang) dalam ukuran yang lebih kecil; dalam ruang yang lebih sempit. Jika dilihat sekilas, tim yang sedang menguasai bola nampak mengendalikan dan mengurung tim yang tidak sedang menguasai bola. Padahal kenyataannya tidak demikian.

Memang benar, tim menyerang memiliki bola; objek yang wajib dimiliki jika ingin mencetak gol. Bolehlah dikatakan bahwa tim menyerang adalah tim yang memegang kuasa dan mengendalikan tim bertahan. Namun jika tim bertahan memainkan peran mereka dengan baik, kondisi ini dapat berbalik dengan seketika.

Bukan tanpa alasan jika tim bertahan memiliki kewajiban tak tertulis untuk meniru bentuk tim menyerang. Dengan cara ini, tim bertahan memaksa tim menyerang untuk membongkar pertahanan sedikit demi sedikit.

Menggiring bola melewati lawan bukanlah pilihan bijak ketika menghadapi lawan yang bertahan dengan cara seperti ini. Begitu pula dengan melepas umpan vertikal. Keduanya menyimpan peluang gagal yang besar. Opsi tim penyerang dengan sendirinya terbatas menjadi umpan horizontal saja.

Umpan horizontal adalah pilihan yang aman, namun tidak dapat terus menerus dilakukan. Pada akhirnya, demi mencetak gol, sebuah tim harus melepas umpan vertikal atau menggiring bola ke area yang cukup baik untuk melepas tembakan; area yang dijaga oleh tim bertahan dengan taktik zonal marking mereka. Ketika mereka melakukan itu, tim bertahan dapat merebut penguasaan bola dan melancarkan serangan balik melewati area yang sangat terbuka.

Dengan menerapkan taktik zonal marking, tim bertahan menguasai tim penyerang dengan cara mereka sendiri: membuat tim menyerang merasa memiliki kuasa ketika pada nyatanya, kuasa tersebut semu.

Grafis oleh: Zakky BM

Komentar