Sejarah Panjang Jadwal Penyelenggaraan Copa America yang Berubah-berubah

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Sejarah Panjang Jadwal Penyelenggaraan Copa America yang Berubah-berubah

Oleh: Riyo Harinata

Negara-negara Amerika Latin akan kembali bersaing pada Copa America 2019. Benua yang melahirkan banyak bintang-bintang sepakbola dunia ini akan menggelar kompetisi terakbar mereka pada tanggal 14 Juni – 7 Juli 2019. Messi, Luis Suarez, Coutinho, James Rodriguez, dan banyak pemain-pemain bintang lain akan membela negaranya masing-masing untuk memperebutkan gelar paling bergengsi di America Latin.

Brasil kembali ditunjuk sebagai tuan rumah untuk serial Copa America ke-46 ini. Dalam 5 tahun terakhir, Brasil terpilih sebagai tuan rumah dalam 3 kejuaraan besar dunia, Piala dunia 2014, Olimpiade 2014, dan Copa America 2019. Apakah ada kisah dibalik penujukan Brasil ini? Mungkin menarik untuk dibahas di lain waktu.

Isu yang ingin saya bahas saat ini adalah mengenai jadwal perhelatan Copa America. Dalam 6 tahun digelar 4 kali Copa America ya itu di tahun 2015, 2016, 2019, dan 2020 mendatang. Hal ini menjadi pertanyaan berapa tahun sekali sebenarnya Copa America ini ingin digelar?

Sejarah Copa America ini memang sudah sangat panjang dan memang sering berubah-ubah jadwal penyelenggaraannya. Kompetisi ini pertama kali digelar pada tahun 1916 dan berlangsung setiap tahun hingga 1929. CONMEBOL, selaku persatuan sepak bola regional di sana, memberi nama ajang ini South American Championship.

Pada tahun 1930, Piala Dunia digelar untuk pertama kalinya. Uruguay bertemu dengan Argentina di partai final yang berakhir dengan kemenangan Uruguay 4-2. Namun, di balik pertandingan ini terjadi perseteruan yang berbuntut panjang antara Federasi Sepakbola Argentina dan Uruguay. Hal ini berdampak pada tidak digelarnya South American Championship pada tahun 1930-1934.

South American Championship baru dapat digelar lagi pada tahun 1935 di Lima, Peru. Pada tahun tersebut, South American Championship digelar sekaligus menjadi babak kualifikasi Olimpiade musim panas yang berlangsung di Jerman pada tahun 1936. Namun perhelatan South American Championship saat itu sangat tidak beraturan. Tidak ada tahun pasti kapan diselenggarakan hingga terdapat beberapa kali diadakan secara tidak resmi meski kemudian diakui oleh Conmebol. Bahkan pada tahun 1959, South American Championship diadakan 2 kali dalam satu tahun.

Hadirnya Copa Libertadores di tahun 1959 membuat pandangan orang-orang Amerika Latin terhadap kompetisi ini berubah. South American Championship hanya sempat berlangsung di tahun 1963 dan 1967 sebelum akhirnya vakum selama delapan tahun.

South American Championship vakum sejenak dan baru kembali digelar pada tahun 1975. Nama kompetisi berubah menjadi Copa America dan digelar setiap 4 tahun sekali. Pada masa ini, Copa America digelar tanpa ada tuan rumah. Pertandingan digelar di setiap negara peserta dengan sistem Liga sepanjang tahun.

Kemudian pada tahun 1987, format ini kembali berubah. Argentina menjadi tuan rumah Copa America dan kompetisi dibagi menjadi 3 grup yang meloloskan 4 negara ke semifinal. Jadwal penyelenggaraan Copa Amerika pun berubah menjadi 2 tahun sekali dan terus berlangsung hingga tahun 2001.

Setelah Copa América 2001, Conmebol mengubah lagi jadwal Copa America menjadi tiga tahun sekali. Hanya bertahan 2 edisi di tahun 2004 dan 2007, jadwal kembali berubah menjadi 4 tahun sekali. Setelah edisi 2004 dan 2007 berhasil terlaksana, CONMEBOL kembali mengubah jadwal perhelatan menjadi empat tahun sekali, dihitung sejak Copa América 2007. Perubahan inilah yang menjadi dasar dilaksanakannya Copa América 2011, 2015, dan 2019.

Di tengah-tengah jadwal ini, ada penyelenggaraan pada 2016 yang menimbulkan pertanyaan mengapa bisa terjadi dua pagelaran dalam dua tahun. Jawabannya, Copa América 2016 adalah edisi khusus bertepatan dengan ulang tahun ke-100 CONMEBOL dan Copa América itu sendiri. Perhelatannya pun dibuat spesial dengan menunjuk Amerika Serikat sebagai tuan rumah yang merupakan pertama kali ajang ini diselenggarakan di luar Amerika Latin. Edisi ini hanya selingan dan jadwal selanjutnya akan tetap seperti rencana yaitu 2019.

Namun, setelah Copa America 2019, Copa America berikutnya berlangsung tahun 2020. Kali ini alasan Conmebol menyelenggarakan 2 kali Copa America dalam 2 tahun adalah untuk penyesuaian jadwal dengan Piala Eropa. Tekanan dari klub-klub Eropa yang memiliki banyak pemain Amerika Latin membuat Conmebol harus berkompromi dan menyesuaikan jadwal pesta empat tahunan mereka dengan jadwal Piala Eropa.

Jika Conmebol tidak mengubah jadwal perhelatan Copa America, maka agenda pra-musim klub akan terganggu dari tahun 2022 (Piala Dinia), 2023 (Copa America), dan 2024 (Piala Eropa) karena pada ketiga tahun tersebut terdapat kompetisi antar negara. Hal ini dirasa merugikan klub karena tidak bisa memanfaatkan masa pra-musim secara optimal. Klub-klub Eropa lebih rela untuk kehilangan semua pemain mereka di satu waktu yang bersamaan daripada kehilangan beberapa pemain tiap tahun sehingga lahirlah penyesuaian ini. Kekuatan politik klub-klub Eropa pun sebelumnya telah berhasil mengubah jadwal Piala Afrika dari awalnya dilaksanakan setiap Januari dibuat mundur menjadi Juni. Alasannya hampir sama, banyak klub yang direpotkan karena kehilangan pemain saat musim kompetisi sedang bergulir.

Selain menguntungkan klub-klub Eropa, transisi menuju aturan baru ini memberikan manfaat pula untuk sepak bola Amerika Latin. Karena turnamen diadakan dua kali (2019 dan 2020), sejatinya mental kompetisi negara-negara ini dapat lebih terlatih. Di samping itu, negara Amerika Latin bisa meraup poin yang lebih besar dari negara region lain untuk mendongkrak ranking FIFA mereka menuju Piala Dunia 2022. Perlu diingat bahwa sejak Piala Dunia 2018, FIFA menggunakan ranking FIFA sebagai acuan menentukan komposisi grup sehingga negara yang ranking-nya tinggi berpotensi akan satu grup dengan negara yang ranking-nya lebih rendah atau sederhananya lebih lemah. Hal ini tentu memberikan keuntungan dan meningkatkan probabilitas kembalinya trofi Piala Dunia ke tanah Amerika Latin sejak terakhir kali tahun 2002.

Dengan jadwal Copa América yang baru ini, CONMEBOL telah mengumumkan Copa América 2020 akan dilaksanakan di Argentina dan di tanah kelahiran Pablo Escobar, Kolombia. Kemudian, Ekuador akan menjadi tuan rumah edisi berikutnya yaitu 2024. Sesuai pola tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah edisi 2019, Copa América akan digelar empat tahun sekali di setiap tahun genap yang habis dibagi dengan angka 4. Maka, Copa América secara resmi akan menjadi ajang kabisatan pencinta sepak bola dunia.


Penulis merupakan mahasiswa semester VI Ilmu Politik di Universitas Indonesia. Bisa dihubungi lewat akun Twitter di @hunchoRH

Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis melalui kolom Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada dalam tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis.

Komentar