Arsenal Juara Liga Champions

Backpass

by Redaksi 21

Redaksi 21

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Arsenal Juara Liga Champions

Kamu tidak salah membaca judul artikel ini. Arsenal pernah menjuarai Liga Champions. Itu terjadi pada 29 April 2007, meski ketika itu yang menjadi juara adalah kesebelasan sepakbola perempuan Arsenal. Mereka berhasil menjadi juara Liga Champions Perempuan UEFA (UWCL), atau yang saat itu dikenal dengan UEFA Women`s Cup.

Juaranya Arsenal adalah sebuah sejarah karena mereka adalah kesebelasan sepakbola perempuan Inggris pertama yang berhasil meraih juara Liga Champions, dan juga mencatatkan diri sebagai kesebelasan pertama di luar Jerman dan Skandinavia (Eropa Utara) yang berhasil menjadi juara Eropa.

Tidak seperti Liga Champions laki-laki yang memainkan sistem grup dan bertemu di pertandingan kandang-tandang, ajang Liga Champions Perempuan saat itu memakai dua kali sistem grup. Fase grup pertama (disebut first qualifying round) terdiri dari sembilan grup, sementara fase grup kedua (second qualifying round) terdiri dari empat grup.

Masing-masing grup, baik di fase pertama dan kedua, berisi empat kesebelasan. Namun perbedaannya, mereka tidak menggunakan sistem kandang-tandang.

Baca juga: Tonggak Awal Kejuaraan Antarklub Sepakbola Perempuan di Eropa

Arsenal tidak harus melewati first qualifying round dan langsung bermain di fase grup kedua. Pada fase kedua ini, Arsenal berada di Grup 4 bersama kesebelasan sepakbola perempuan Brøndby IF dari Denmark, WFC Rossiyanka dari Rusia, dan Femina Budapest dari Hungaria.

Kesebelasan yang saat itu dilatih Hope Powell tersebut tampil sangat baik pada fase grup. Mereka berhasil meraih poin penuh, sembilan dari tiga kemenangan dengan mencetak 12 gol dan kemasukan tiga gol. Dengan tiga kemenangan itu, mereka menjadi juara grup dan berhak melaju ke babak delapan besar.

Pada babak delapan besar (perempat final), sistem dua leg mulai dipakai. Arsenal harus berhadapan dengan kesebelasan sepakbola perempuan Breiðablik dari Islandia. Alex Scott dan kawan-kawan berhasil menang telak dengan skor 5-0 di leg pertama dan 4-1 di leg kedua, untuk memastikan diri lolos ke babak semifinal.


Simak cerita dan sketsa adegan Rochi Putiray tentang rasisme yang jadi musuh bersama di sepakbola:

Di babak semifinal, Arsenal perempuan kembali harus bertemu Brøndby asal Denmark yang sebelumnya pernah bertemu di fase grup. Pada leg pertama, Arsenal berhasil ditahan imbang Brøndby dengan skor 2-2 ketika bertandang di Brøndby Stadium. Namun ketika bermain di kandang sendiri, Arsenal berhasil mengalahkan tamunya dengan skor telak 3-0 lewat gol yang dicetak oleh Rachel Yankey, Karen Carney, dan Julie Fleeting.

Kemenangan dengan agregat 5-2 berhasil membawa Arsenal melaju ke babak final untuk berjumpa Umeå IK dari Swedia. Lawan Arsenal di final bukan lawan sembarangan karena sebelum itu Umeå sudah dua kali berhasil menjadi juara UEFA Women`s Cup (2003 dan 2004).

Arsenal perempuan berhasil keluar sebagai juara setelah berhasil mengalahkan Umeå dengan agregat 1-0. Mereka berhasil mencuri kemenangan di kandang Umeå pada leg pertama berkat gol Alex Scott di injury time babak kedua, kemudian bermain imbang tanpa gol di kandang sendiri, Meadow Park (Borehamwood), pada leg kedua.

Gelar juara tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Arsenal perempuan karena tahun-tahun sebelumnya sepakbola perempuan Eropa didominasi oleh kesebelasan-kesebelasan asal Jerman. Sejak 2003 hingga 2006, kesebelasan asal Jerman tidak pernah absen di Final Liga Champions Perempuan, dengan dua yang terkuat adalah FFC Frankfurt dan Turbine Postdam.

Tahun 2007 menjadi tahun kejayaan bagi kesebelasan sepakbola perempuan Arsenal. Selain tadi berhasil meraih gelar juara Liga Champions, mereka berhasil meraih lima gelar lainnya, yaitu Liga Primer Perempuan, London Country FA Women, Piala Liga, Community Shield, dan juga Piala FA sebagai gelar penutup setelah berhasil mengalahkan Charlton dengan skor 4-1 di partai final.

Dari enam gelar di atas, empat gelar di antaranya adalah gelar bergengsi: Liga Champions, Liga Primer, Piala FA, dan Piala Liga. Sebuah quadruple bersejarah.

Baca juga: (Jangan) Meremehkan Sepakbola Perempuan

Selain berhasil meraih empat gelar juara, kesebelasan sepakbola Arsenal perempuan berhasil mengirimkan delapan pemain ke skuat utama Timnas Inggris yang bermain di Piala Dunia Perempuan 2007 di Tiongkok dan menempatkan tiga pemainnya, yaitu Carney, Yankey, dan Kelly Smith, sebagai pemain utama.

Dengan prestasi yang berhasil diraih oleh para pemain sepakbola perempuan Arsenal, mungkin bisa dibilang sebagai penghibur bagi para pendukung Arsenal khususnya kesebelasan Arsenal laki-laki yang pada tahun 2006 gagal meriah gelar Liga Champions setelah harus kalah dari Barcelona di partai final.

Mereka menjadi daya tarik sendiri dari sebuah klub sepakbola Arsenal yang cukup diperhitungkan di Eropa. Tak hanya kesebelasan laki-lakinya saja yang bisa berbicara banyak di Eropa, tapi para pemain kesebelasan perempuan Arsenal seolah ingin membuktikan bahwa mereka juga patut diperhitungkan di Eropa dan menjadi kebanggaan masyarakat Kota London dan Inggris.

Kapan lagi kita bisa melihat Arsenal menjuarai Liga Champions dan meraih empat gelar bergengsi dalam satu musim? Nyatanya, itu pernah terjadi pada 2007. Kesebelasan perempuan Arsenal lah yang berhasil melakukannya.


Komentar