Dominasi Jerman di Kompetisi Sepakbola Perempuan Eropa

Backpass

by Redaksi 18

Redaksi 18

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dominasi Jerman di Kompetisi Sepakbola Perempuan Eropa

Pada Mei 2000, Komite Eksekutif UEFA menyetujui sebuah proposal tentang perlunya kompetisi sepakbola Eropa untuk perempuan. Setahun kemudian dihelat sebuah kompetisi antarkesebelasan sepakbola perempuan yang menjadi anggota UEFA. UEFA Women’s Cup nama kompetisi tersebut.

Gelaran pertama UEFA Women’s Cup pada musim 2001/02 diikuti 32 kesebelasan yang terbagi dalam 8 grup. Masing-masing grup berisi 4 kesebelasan.

Hanya kesebelasan yang menjadi juara grup yang berhak lolos ke babak perempatfinal. Pertandingan di perempatfinal dan semifinal masing-masing digelar dengan sistem dua leg.

Final UEFA Women’s Cup ketika itu mempertemukan Umea IK dengan FFC Frankfurt. Umea merupakan wakil dari Swedia; FFC Frankfurt berasal dari Jerman.

Laga final digelar di Waldstadion, Frankfurt, pada 23 Mei 2002. Lebih dari 12.000 penonton hadir menyaksikan laga tersebut. Jumlah tersebut tercatat sebagai rekor jumlah penonton pertandingan sepakbola perempuan yang digelar di Eropa.

Bermain di kota sendiri tentunya merupakan suatu keuntungan bagi FFC Frankfurt. Dan keuntungan itu tak sedikit pun disia-siakan mereka.

Berkat gol yang dijaringkan Stefi Jones pada menit ke-68, ditambah gol yang dicetak oleh kapten kesebelasan, Brigita Prinz, pada menit ke-90, FFC Frankfurt keluar sebagai juara UEFA Women’s Cup edisi pertama.

Juaranya FFC Frankfurt seakan menjadi penanda kedigdayaan kesebelasan asal Jerman di kompetisi tersebut. Di musim-musim berikutnya, UEFA Women’s Cup selalu didominasi oleh kesebelasan asal Jerman.

Dari 16 kali penyelenggaraan sejauh ini, sebanyak 9 di antaranya dimenangi oleh kesebelasan asal Jerman. Frankfurt menjadi juara sebanyak 4 kali, Wolfsburg 2 kali, Turbine Postdam 2 kali, dan Duisburg sekali. Tradisi tersebut bisa berlanjut di musim ini—Vfl Wolfsburg berhasil melenggang ke babak final dan akan menghadapi Olympique Lyonnais.

Kesebelasan sepakbola perempuan Jerman memang terkenal tangguh dalam berlaga di kompetisi Eropa. Sebelum di ajang UEFA Women’s Cup, dominasi Jerman sudah terlihat di ajang Piala Eropa perempuan.

Tim Nasional perempuan Jerman pertama kali berhasil menjuarai ajang Piala Eropa perempuan pada 1989. Tampil di rumah sendiri, die Nationalelf berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Norwegia di babak final dengan skor telak 4-1.

Keberhasilan berlanjut di edisi Piala Eropa perempuan 1991. Kembali bertemu Norwegia di partai puncak, Jerman menang 3-1.

Selanjutnya, dari tahun 1995 hingga 2013, Tim Nasional perempuan Jerman selalu menjuarai Piala Eropa perempuan. Mereka menjadi kesebelasan yang paling banyak mengoleksi trofi dengan total 8 kali menjadi juara.

Salah satu pemain andalan Tim Nasional perempuan Jerman, Birgit Prinz, adalah pemain penting FFC Frankfurt. Sehingga tak heran jika ia bisa menularkan mental juara yang dimilikinya kepada kesebelasannya, Frankfurt, saat berlaga di UEFA Women’s Cup.

Sedangkan salah satu faktor yang menjadi kunci sukses Jerman di kompetisi sepakbola perempuan Eropa adalah sistem kepelatihan yang berkelanjutan. Tim Nasional perempuan Jerman sangat jarang sekali berganti-ganti pelatih.

Sejak sepakbola perempuan diperkenalkan pada 1982, tercatat hanya ada empat pelatih yang menangani Tim Nasional perempuan Jerman. Di antaranya adalah Gero Bisanz (1982-1996), Tina Theuneu (1996-2005), Silvia Neid (2005-2016), dan Setffi Jones (2016-sekarang)

Saat Bisanz menjadi pelatih, Tina Theuneu adalah asistennya. Ketika giliran Theuneu yang menjabat sebagai pelatih, Neid adalah asisten untuknya. Dengan demikian, setiap pelatih baru otomatis sudah tak asing lagi dengan sistem yang diterapkan oleh pelatih sebelumnya. Hal ini akan memudahkan mereka dalam meneruskan dan mengembangkan permainan tim nasional.

Komentar