Caracas FC: Tersukses Venezuela, Melempem di Copa Libertadores

Cerita

by Redaksi 10

Redaksi 10

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Caracas FC: Tersukses Venezuela, Melempem di Copa Libertadores

Dalam satu tongkrongan pada 12 Desember 1967, Jose Leon Beracasa dan kawan-kawannya berkumpul di Quinta Rebeca, Venezuela, untuk mendirikan sebuah klub sepakbola. Beracasa tergila-gila pada sepakbola. Sebagian rekannya pun. Mereka berembuk dan bertukar gagasan, yang pada akhirnya sepakat membentuk klub bernama Yamaha FC. Klub ini pada 1986 berganti nama jadi Caracas Futbol Club.

Di awal terbentuknya, Caracas memilih putih sebagai warna kostum utama dan biru tua untuk celana — terinspirasi dari River Plate, klub kesukaan Beracasa dan kawan-kawannya. Kostum kedua berwarna merah anggur dan celana putih. Warna-warna tersebut jauh dari kostum mereka hari ini, yang didominasi warna merah dan karenanya membuat mereka mendapat julukan Los Rojos del Ávila (Si Merah dari Avila).

Diawali dengan tujuan untuk bersenang-senang di waktu senggang, Caracas bentukan Jose Leon Beracasa dan kawan-kawan mulai sering mengikuti kejuaraan di liga distrik. Transformasi dan identitas klub mulai dibentuk. Logo klub berupa singa yang sedang bermain bola dipilih.

Namun, perjalanan Caracas FC di sepakbola Venezuela tak selalu baik-baik saja. Berbagai rintangan pun kerap datang, terutama dari sisi finansial dan pemindahan kepemilikan klub. Meski demikian, mereka selalu bisa keluar dari cobaan tersebut.

Pada 10 Desember 1984, klub ini mulai memasuki era profesional dan mengganti namanya jadi Caracas-Yamaha FC. “Tujuan kami adalah membuat sepakbola berkembang di ibu kota,” tulis Manajer Utama Caracas-Yamaha, Oswaldo Merchan. Klub semakin kuat, mereka merengkuh gelar Copa Venezuela dan promosi ke divisi utama pada 1985.

Setahun berikutnya, kanal televisi RCTV membeli klub ini dan mengganti namanya jadi Caracas Futbol Club. Pada 1989 RCTV meninggalkan Caracas FC dan membuatnya terjerat krisis finansial. Organización Deportiva Cocodrilos pun mengakuisisi Caracas FC hinga sekarang.

Hingga kini, Caracas FC tercatat sebagai klub tersukses di Venezuela dengan raihan 12 trofi Divisi Primera Venezuela, terakhir meraihnya pada musim 2018/19.

Link streaming Boca Juniors vs Caracas FC

Caracas FC Dominan Karena Kesehatan Finansial?

Sepakbola, di Venezuela, bukanlah olahraga favorit. Kondisi ini telah berlangsung lama, bahkan ketika Caracas FC masih berupa wacana pembentukan. Bisbol dan bola basket adalah dua olahraga yang lebih banyak diminati.

Kendati mulai berangsur mengalami perkembangan, sepakbola Venezuela juga kerap dilanda intrik politik. Hal ini ditambah carut-marut Venezuela yang dilanda krisis. Tingkat kejahatan di negara ini sangat tinggi, termasuk di ibu kota Caracas.

Salomon Rondon, eks pemain West Bromwich Albion yang kini bermain untuk tim Liga Super China, Dalian Pro, sempat menggambarkan situasi kota kelahirannya yang dinilai sangat menakutkan.

“Hidup di Caracas itu bukan seperti hidup. Selalu ada ketidakpastian yang akan menyertaimu. Suatu hari, mungkin saja tiba-tiba akan ada orang yang membunuhmu tanpa sebab. Kau bekerja di pagi hari, dan di sore hari kau tidak akan pulang ke rumah,” ucapnya dikutip The Guardian.

Lain itu, masalah ekonomi-politik negara semakin buruk. Presiden Federasi Sepakbola Venezuela (FVF) dinyatakan meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit usai ditangkap dengan tuduhan penggelapan dana dan pemalsuan tanda tangan.

Kematiannya membuat kursi jabatan kosong. Dengan segala kesemrawutan yang melanda, manajer timnas Venezuela, Richard Paez, meminta FIFA untuk campur tangan.

Di luar itu sejumlah pemain dan klub kena imbas dari situasi terkini akibat dampak pandemi. Beberapa pemain tidak digaji karena klub dilanda krisis keuangan. Bahkan, sejumlah pemain dari sejumlah klub terpaksa menjual barang-barang yang dimilikinya untuk sekadar bertahan hidup.

Perbedaan terjadi di Caracas FC. Mereka menjadi salah satu tim yang mampu mematuhi aturan FIFA dan WHO di masa-masa pandemi. Tak hanya itu, antara klub dan pemain juga terjalin kesepakatan yang saling menguntungkan.

Gelandang Caracas FC, Ricardo Andreutti, ikut bersuara mengenai situasi ini. “Mereka [klub-klub lain] bukan proyek yang serius dan berkelanjutan. Mereka tidak memiliki struktur, tidak ada perencanaan, dan direktur mereka hanya peduli pada uang dan kekuasaan,” katanya.

“Caracas FC mempunyai nilai-nilai lain, berkomitmen untuk meningkatkan olahraga dan hal-hal administratif setiap hari.”

Dengan situasi tersebut, tak heran jika Caracas FC bisa lebih fokus dalam mengejar prestasi dibandingkan tim-tim lainnya di Venezuela. Terlepas dari pandemi, apa yang diutarakan Andreutti menyiratkan bahwa Caracas FC membuat para pemain "nyaman", alih-alih memikirkan persoalan di luar lapangan. Skuad tinggal berkonsentrasi pada pertandingan dan memberikan performa maksimal.

Kendati demikian, Caracas FC belumlah terlalu kuat di pentas sepakbola Amerika Latin. Bersaing dengan klub-klub legendaris dengan materi pemain yang lebih baik semisal Independiente, River Plate, atau Boca Juniors, membuat Caracas FC mesti meningkatkan kualitas.

Partisipasi perdana Caracas FC di Copa Libertadores terhitung baru, yakni pada 1993. Kala itu, mereka tak mampu berbuat banyak lantaran menjadi juru kunci Grup 1 di bawah Minerven, Sporting Cristal, dan wakil Peru, Universitario.

Sejauh ini, Caracas FC telah berpartisipasi sebanyak 12 kali di Copa Libertadores. Dalam jumlah kesempatan itu, prestasi terbaik mereka hanya sampai babak perempat final pada 2009. Musim ini, kesempatan untuk menyamai prestasi tersebut cukup sulit.

Dalam laga pemungkas penyisihan Grup H, Anderson Contreras dan kawan-kawan akan menghadapi partai hidup-mati melawan Boca Juniors. Untuk lolos ke fase gugur, mereka mesti meraih kemenangan. Jika kalah, Caracas berpeluang disalip Libertad yang punya jumlah poin sama (7).

Tayangan langsung semua pertandingan Copa Libertadores serta highlights pertandingannya dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).

Komentar