Nasihat untuk Super Mario yang Tak Lagi Super

Cerita

by Redaksi 32

Redaksi 32

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Nasihat untuk Super Mario yang Tak Lagi Super

Saat ini, Mario Balotelli tak ubahnya pemain “biasa”. Tak ada sensasi serta gol-gol cantik yang dibuatnya. Bersama AC Milan musim ini, hanya satu gol yang ia ciptakan, padahal ia telah bermain sebanyak 16 kali. Rossoneri meminjam jasa Balo setelah Liverpool tak membawanya ke dalam skuat untuk melakukan tur pra musim ke Asia dan Australia. Sebuah indikasi bahwa kehadirannya tak lagi diinginkan.

Faktor gaji menjadi masalah utama yang membuat The Reds berusaha untuk melepasnya. Pasalnya dengan gaji 90 ribu poundsterling per minggu terasa berat bagi mereka. Selain itu, pemain keturunan Ghana tersebut juga minim kontribusi.
Total, selama berseragam Liverpool ia hanya mampu menyarangkan empat gol, dan hanya satu gol yang berhasil dicetaknya di ajang Liga Primer. Beruntung Milan bersedia menampungnya sebagai pemain pinjaman, sehingga beban gaji Liverpool sedikit berkurang. Sewaktu memperkuat Rossoneri pada musim ini pun ia belum juga mencapai performa terbaiknya seperti kala membela Manchester City.

Penampilan yang buruk selama beberapa musim terakhir membuat Liverpool kesulitan untuk mencari klub yang mau memakai jasanya. Akan tetapi, melihat Liga Super Tiongkok yang sedang getol merekrut pemain di liga-liga Eropa, hal ini tentu bisa menjadi peluang bagi Liverpool. Beberapa kesebelasan seperti Guangzhou Evergrande, Hebei China Fortune, atau Jiangsu Suning F.C., merupakan klub-klub yang paling potensial untuk merekrutnya.

Pemain sekelas Ramires, Jackson Martinez, Gervinho, dan Fredy Guarin, adalah beberapa contoh pemain terkenal yang merumput di Tiongkok. Bahkan, jika dibandingkan kelima pemain tersebut, Balo bisa dikatakan yang menunjukkan performa paling buruk.

Jackson Martinez mungkin bisa menjadi perbandingan paling ideal. Penyerang asal Kolombia tersebut dibeli Atletico Madrid dari Porto dengan harga fantastis: 35 juta Euro, setelah pada musim sebelumnya berhasil menjadi top skor di Liga Portugal. Akan tetapi baru setengah musim bersama Rojiblancos, Jackson sudah dilego ke Tiongkok setelah hanya mencetak dua gol dari 15 laga. Kini, bersama Guangzhou Evergrande ia berhasil mencetak tiga gol dalam empat laga yang dilakoninya. Tentu ini merupakan sebuah peningkatan jika dibandingkan dengan minimnya jumlah gol bersama Atletico.

Meski terbilang jauh dari level liga top Eropa, paling tidak Liga Super Tiongkok bisa membantu memperbaiki performa dan mental sang pemain dengan atmosfer yang lebih ringan. Dan jika hal tersebut dapat terealisasi, tentu tak hanya memberikan keuntungan bagi Balo, baik Liverpool dan klub yang akan merekrutnya, tentu akan terjadi simbiosis yang saling menguntungkan.

Liverpool terbebas dari jeratan gaji yang besar sekaligus mendapatkan dana segar, sedangkan kesebelasan Tiongkok yang akan membelinya tentu akan mendapatkan jasa dari Balo yang tentu akan sangat berguna di Liga Tiongkok tersebut. Mengingat ia masih berusia 25 tahun dan masih mempunyai kesempatan yang panjang untuk memperbaiki kariernya.

Balo telah meraih trofi Seri A dan Liga Primer sebelum menginjak usia 21 tahun. Selain itu ia juga sukses membawa Italia menempati posisi runner-up Piala Eropa 2012. Kini, usianya telah menginjak 25 tahun, usia yang masih panjang untuk berbenah. Mungkin, ia harus belajar dari Jackson Martinez yang mengambil keputusan untuk merantau ke Asia. Balo juga harus membuka mata, bahwa kali ini Serie A dan Liga Primer sedang tak berpihak kepadanya.

Akan tetapi bila kemungkinan tersebut tidak terealisasi dan tak ada klub yang tertarik dengannya bukan tak mungkin Liverpool akan memutus kontraknya esok. Sebuah hal yang sangat disayangkan bagi Super Mario yang sudah tak lagi super. Salam Super.

Foto: eurosport

ed: fva

Komentar