Melawan Barcelona, Atletico Butuh Lebih dari Sekadar Gol

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Melawan Barcelona, Atletico Butuh Lebih dari Sekadar Gol

FC Barcelona berhasil memenangi pertandingan perempatfinal Liga Champions UEFA di leg pertama atas Atlético Madrid dengan skor tipis 2-1. Kemenangan di Camp Nou, kandang Barça, pada tengah pekan lalu (06/04/2016) tersebut diraih setelah mereka ketinggalan terlebih dahulu melalui gol Fernando Torres pada babak pertama.

Sepuluh menit setelah mencetak gol, Torres langsung mendapatkan kartu kuning kedua sehingga membuat Atlético harus bermain dengan 10 pemain. Pada akhirnya, Luis Suárez berhasil mencetak dua gol di babak kedua.

Cara memenangi pertandingan setelah ketinggalan terlebih dahulu seperti yang mereka lakukan pada leg pertama tersebut sejujurnya merupakan cara memenangi pertandingan yang menggembirakan untuk para Culés.

Namun pada kenyataannya, kemenangan Barça atas Atléti tersebut adalah kemenangan satu-satunya yang berhasil dicetak oleh pasukan Luis Enrique dalam tiga pekan ke belakang (atau dalam empat pertandingan terakhir).

Barça belum memeroleh kemenangan lagi sejak mereka menghajar Arsenal 3-1 di leg kedua babak 16 besar (16/03/2016) di Camp Nou. Setelah itu, mereka bermain imbang 2-2 di kandang Villareal CF di La Liga Spanyol (20/03/2016), kalah 1-2 dari tamunya Real Madrid CF di El Clásico (02/04/2016), menang atas Atléti di leg pertama, dan terakhir adalah kalah 0-1 dari Real Sociedad di San Sebastián (09/04/2016).

Hal sebaliknya justru terjadi untuk Atlético. Sejak mereka menyingkirkan PSV Eindhoven di leg kedua babak 16 besar liga Champions, pasukan Diego Simeone berhasil memenangkan seluruh pertandingan mereka kecuali melawan Barça tengah pekan lalu, termasuk kemenangan terbaru mereka adalah saat mereka menghajar tuan rumah RCD Espanyol dengan skor 3-1.

Dengan hasil-hasil di atas, terutama di La Liga, Atléti sekarang hanya ketinggalan tiga poin di belakang Barça sebagai pemuncak klasemen.

Melihat sejarah, Atlético selalu kalah dari Barcelona

Pertandingan antara Barcelona dan Atlético bisa dibilang pertandingan terbesar di Spanyol saat ini jika kita melihat klasemen sementara di La Liga. Akan tetapi, Barça sudah lama menjadi kesebelasan yang lebih superior daripada Atlético.

Dengan kemenangan terakhir mereka atas Atléti, sekarang ini Barça sudah mencatatkan enam kemenangan beruntun melawan kesebelasan berujuluk Rojiblancos tersebut. Enrique belum pernah kalah dari Simeone dalam enam pertandingan terakhir.

Namun yang menjadi perhatian adalah pada papan skor, Blaugrana selalu menang dengan selisih satu gol atas Atlético. Pasukan Simeone selalu kesulitan melawan kesebelasan asal Katalan tersebut meskipun ia akan selalu ingat momen indah ketika gol Fernando Torres menyingkirkan Barcelona dari perempatfinal Liga Champions pada 2014.

Sayangnya Torres, yang kontraknya akan habis akhir musim ini, harus absen dini hari nanti, padahal ia merupakan pemain yang paling bisa diandalkan untuk mengoyak gawang Barcelona dalam beberapa kesempatan terakhir.

Tetapi dengan bermain di kandang di Vicente Calderón, Simeone memiliki rekor yang fantastis saat bermain di sana. Atlético hanya kalah dua kali dalam 28 pertandingan terakhir mereka di kompetisi Eropa. Mereka harus menang atas Barça dini hari nanti jika mereka ingin lolos ke semifinal.

Permainan keras yang bisa menjadi bumerang bagi Atlético

Dari sekian banyak masalah yang harus dihadapi oleh Simeone, salah satu masalah terbesar mereka adalah soal kedisiplinan skuat Atléti. Rojiblancos adalah kesebelasan yang sangat bertahan jika dibandingkan dengan Barcelona, aksi bertahan mereka adalah keunggulan tersendiri bagi Atlético.

Namun, permainan bertahan yang penuh tekanan dari Atléti sangat berisiko. Mereka memang berhasil bertahan dengan baik tetapi dengan risiko yang tinggi pula. Hal ini tercermin dari jumlah kartu yang mereka dapatkan, terutama, celakanya, saat mereka menghadapi Barcelona.

Aksi bertahan Atlético di leg pertama melawan Barça

Pada lima pertandingan terakhir antara kedua kesebelasan di semua kompetisi, pasukan Simeone sudah menghasilkan lima buah kartu merah, sementara Barcelona tidak menghasilkan satupun. Atlético sudah benar-benar belajar terutama dari leg pertama, bahwa melawan Barcelona dengan 11 pemain saja sudah sulit, apalagi dengan 10 pemain.

Pada leg pertama saja, Atléti mengoleksi tujuh buah kartu kuning yang juga membuat Torres diusir.

Tekanan akan semakin tinggi dilakukan oleh Atlético karena mereka sangat membutuhkan gol. Mereka sudah mendapatkan keuntungan satu buah gol tandang. Bisa mencetak gol saja belum cukup bagi Atléti, karena mereka juga harus tetap menjaga emosi mereka agar tidak merugi akibat harus kehilangan pemain lagi.

Sebaliknya, dengan pertahanan kokoh yang dikomandoi oleh Diego Godín, seharusnya mereka lah yang mampu memancing emosi para pemain Barcelona, terutama Suárez. Hanya saja mereka memang harus unggul satu gol terlebih dahulu jika mereka ingin melancarkan trik tersebut.

Suárez dan Griezmann yang sama-sama bisa diandalkan

Melihat pertandingan pada leg pertama, Antoine Griezmann memang tidak memberi dampak yang besar terhadap permainan Atlético, terutama karena Atléti bermain dengan 10 pemain. Namun dengan absennya Torres, ia akan mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih diandalkan.

Setidaknya ia tidak perlu khawatir dan bisa terus berkonsentrasi menyerang karena Atléti juga kembali bisa mengandalkan Godín di belakang. Bek asal Uruguay ini adalah salah satu bek terbaik di Eropa. Kehadirannya di lini belakang Atlético sangat dibutuhkan dalam meredam trio ‘MSN’ (Lionel Messi, Suárez, dan Neymar).

Perbandingan permainan Antoine Griezmann dan Luis Suárez

Sedangkan jika ada satu pemain yang harus diwaspadai oleh Godín dkk., pemain tersebut adalah Suárez. Suárez, yang juga sama seperti Godin berasal dari Uruguay, bermain lebih efektif daripada Messi dan Neymar di leg pertama.

Tidak seperti Messi dan Neymar yang cenderung bermain cantik, permainan Suárez yang lebih to the point dan sudah mencetak delapan gol di liga Champions musim ini adalah hal yang paling dibutuhkan oleh Barcelona saat menghadapi kesebelasan dengan pertahanan kokoh seperti Atlético.

Tapi hanya Atlético yang bisa menghentikan Barça ... sejauh ini

Dari seluruh (tiga) pertandingan antara Atlético Madrid melawan FC Barcelona musim ini selalu dimulai dan diakhiri dengan sama, yaitu Atlético mencetak gol terlebih dahulu untuk kemudian dikejar dengan dua gol oleh Barcelona.

Atlético kali ini memang lebih membutuhkan gol terlebih dahulu daripada Barcelona. Mereka sudah memiliki modal sebuah gol tandang. Jika mereka bisa menang 1-0, maka mereka akan lolos.

Maka pendekatan di pertandingan dini hari nanti rasanya akan sama seperti pada leg pertama, yaitu Atlético akan sedikit bersabar untuk melakukan serangan balik (karena mereka tidak ingin kebobolan jika mereka melakukan all out attack), dan ketika mereka bisa mencetak gol, mereka akan bertahan lebih ke dalam.

Namun, Simeone harus ingat bahwa Barcelona tidak pernah kalah di Liga Champions musim ini, mereka juga tidak pernah gagal mencetak gol. Terakhir kali mereka kalah dan gagal mencetak gol pada satu pertandingan adalah pada 2014 saat mereka kalah 0-1 dari, ya, dari Atlético.

Atlético juga merupakan kesebelasan yang paling sedikit mencetak gol (12 gol dalam 9 pertandingan) dari seluruh kontestan perempatfinalis Liga Champions musim ini.

Melihat rentetan data dan fakta di atas, Atlético harus bermain luar biasa jika mereka ingin mencatat sejarah lagi; karena hanya mereka saja sejauh dua tahun ini yang bisa membuat Barça kalah dan gagal mencetak gol di Liga Champions.

ed: fva

Komentar