Fakta Rio Ferdinand yang Tak Banyak Orang Tahu

Cerita

by redaksi

Fakta Rio Ferdinand yang Tak Banyak Orang Tahu

Berakhirnya Kisah Cinta bersama John Terry

Minggu, 23 Oktober 2011 di Loftus Road. Chelsea bertandang ke rumah Queens Park Rangers dan kapten mereka, John Terry, terlibat adu argumen dengan pemain tuan rumah, Anton Ferdinand. Saat itulah kata-kata rasis keluar dari mulut Terry.

Anton tidak mau menjelaskan kata-kata apa yang diucapkan oleh Terry. Terry sendiri terus menerus menolak tuduhan tersebut. FA, toh, tetap menyatakan bahwa Terry bersalah karena dirinya telah menghina warna kulit dan/atau ras Anton setelah serangkaian panjang pemeriksaan yang berlangsung hingga satu tahun lamanya.

Terry pun didenda 220 ribu pound sterling oleh FA pada 27 September 2012. Larangan bertanding selama empat laga. Pria asal London itu menerima hukuman yang dijatuhkan kepadanya, dan urusannya dengan FA mengenai hal ini selesai.

Urusan dengan Rio, bagaimanapun, belum usai. Sejak kejadian tersebut, Rio yang memiliki banyak kenangan bersama Terry di jantung pertahanan tim nasional Inggris tak pernah lagi menyukai pasangannya.

“Bagiku, idiot terbesar tetaplah John Terry. Sebagai seorang kapten tim nasional Inggris dan pasanganku di posisi bek tengah ia dapat saja menghindarkan banyak orang dari rasa sakit dengan langsung mengakui bahwa ia mengucapkan kata-kata itu karena suasana yang panas, namun tidak ada maksud rasis di dalamnya.

“Aku rasa itu mungkin memang apa yang terjadi dan kenyataan yang ada. Anton dan aku akan dapat menerima itu – ia malah tidak pernah memberi kami kesempatan. Itu adalah sebuah pengkhianatan. Ia berusaha melarikan diri dari apa yang telah ia lakukan.”

“Barton dan Savage adalah Orang-Orang Baik”

Ada dua kesamaan antara Joey Barton dan Robbie Savage. Pertama, keduanya sama-sama pemain keras. Menghajar lawan adalah sesuatu yang pasti dilakukan oleh Barton dan Savage di setiap pertandingan. Savage bahkan adalah pemain terkotor sepanjang sejarah Liga Primer menurut Daily Mail, sebelum gelar yang kurang menyenangkan tersebut “direbut” oleh Lee Bowyer.

Penilaian Daily Mail berdasar kepada jumlah kartu kuning dan/atau merah yang dikumpulkan oleh setiap pemain, sehingga nama Barton tidak muncul sebagai yang teratas. Namun tentu saja kita tahu bahwa jika saja cara penilaian tidak seperti itu, bisa saja Barton berada di daftar teratas. Ditambah lagi, Barton juga brutal di luar lapangan.

Kedua, Barton dan Savage sama-sama cerewet – dengan cara mereka masing-masing. Sementara berkat sifat banyak omongnya Savage dipercaya untuk bekerja sebagai pundit, apa yang didapatkan oleh Barton adalah tambahan musuh; banyak orang yang tak suka kepada Barton karena ia terlalu banyak omong.

Secara mengejutkan, Ferdinand tidak termasuk di antara orang-orang yang membenci Barton. Well, awalnya ia juga adalah salah satu dari mereka. Namun semuanya berubah setelah Ferdinand bertemu secara langsung dengan Barton. Hal yang sama terjadi ketika ia mengenal Savage lebih dalam.

“Aku tidak mengenalnya, namun ia tidak seperti dirinya dari apa yang aku lihat. Ia adalah orang yang sangat baik. Robbie Savage membuatku bosan setengah mati dalam beberapa kesempatan, namun ia adalah kawan yang baik,” ujar Ferdinand.

Komentar