Imbula, Keadilan dan Nikmat sebuah Permainan

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Imbula, Keadilan dan Nikmat sebuah Permainan

Gilbert Imbula Wanga, pemain tengah Olympique de Marseille, adalah salah satu pemain yang mampu menunjukkan penampilan paling menarik di Ligue 1 musim ini. Pemain yang terdaftar dengan nama Giannelli Imbula tersebut secara rutin bermain sebagai starter dan menunjukkan permainan kelas satu. Sayangnya, selepas jeda internasional ia tak langsung dapat bermain kembali.

Atau setidaknya, begitulah awalnya. Kartu merah yang ia terima di pertandingan terakhirnya bersama Marseille telah dibatalkan. Bersamaan dengan itu, dihapuskan pula larangan bertanding yang awalnya harus ia jalani. Dan memang sudah sepatutnya demikian. Atas nama keadilan dan untuk para penikmat permainan Imbula.

Karir Imbula memang sedang menanjak musim ini. Kedatangan Marcelo Bielsa ke Marseille telah membuatnya seolah terlahir kembali. Bersama André-Pierre Gignac, sinar Imbula terlihat lebih terang ketimbang pemain-pemain Marseille lainnya. Strategi dan gaya main yang diterapkan oleh Bielsa telah memaksimalkan potensi kedua pemain.

Permainan Imbula begitu menyenangkan untuk dilihat. Bertenaga dan cepat. Dari lini tengah yang penuh sesak, seringkali pemain terbaik Ligue 2 tahun 2013 tersebut menggiring bola melewati lawan. Bukan dengan keluwesan sekelas pemain-pemain Brasil, namun dengan kemampuan melindungi bola yang sangat baik. Dalam penguasaan Imbula, bola begitu sulit disentuh oleh lawan.

Blaise Matuidi, pemain tengah andalan Paris Saint-Germain dan tim nasional Perancis, menyebut Imbula sebagai pemain yang menarik. Menjelang Le Classique edisi pertama musim ini (9/11) ia bahkan pernah menyebut bahwa pemain yang paling ia tunggu-tunggu sebagai lawan adalah Imbula. Matthew Spiro, blogger Ligue 1, bahkan menyebut pemain yang lahir di Belgia ini sebagai Matuidi yang lebih muda. Tak mengherankan, karena gaya main keduanya memang serupa.

Sepanjang musim ini Imbula selalu dipercaya bermain penuh. Berbanding terbalik dengan musim lal, hanya tujuh kali dalam satu musim; selebihnya sebagai pemain pengganti atau digantikan sebelum pertandingan berakhir. Tak mengherankan jika jam terbangnya secara keseluruhan di Ligue 1 musim lalu (1.304 menit/29 pertandingan), nyaris berhasil ia samai musim ini (1.131 menit/13 pertandingan).

Di musim ini hanya pada dua kesempatan saja ia tidak menghabiskan waktu di atas lapangan hingga pertandingan berakhir; saat menjamu Association Sportive de Saint-Étienne pada pekan kedelapan dan kala bertamu ke Parc des Princes di pekan ke-13. Keduanya di ajang Ligue 1 dan keduanya untuk alasan yang berbeda.

Dalam laga melawan Saint-Étienne, Imbula ditarik keluar untuk memberi tempat kepada Mario Lemina. Sedangkan kala berhadapan dengan Paris Saint-Germain pada hari Minggu (9/11) lalu ia terpaksa meninggalkan lapangan karena wasit Clément Turpin memberi perintah seperti itu. Imbula mendapatkan kartu merah pertama sepanjang karirnya.

Yohan Cabaye terlihat mengerang kesakitan setelah terlibat dalam perebutan bola dengan Imbula di menit ke-77 dalam laga Le Classique edisi pertama musim ini. Tanpa ragu, Turpin mengeluarkan kartu merah dan meminta Imbula meninggalkan lapangan. Pemain yang juga memiliki kewarganegaraan Kongo tersebut terlihat kebingungan, namun ia tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan. Tidak sama sekali ia memprotes dan mempertanyakan keputusan Turpin.

Walaupun kepalanya masih diliputi banyak pertanyaan, Imbula meninggalkan lapangan sembari sesekali menggelengkan kepala. Ia menerima keputusan yang ada walaupun masih nampak tidak percaya. Komentator pertandingan malah menunjukkan reaksi yang berbeda. Berkali-kali ia menegaskan bahwa kontak fisik semacam itu tidak pantas diganjar kartu merah.

Dalam tayangan ulang, nampak bahwa Cabaye sebenarnya memang tidak terkena terjangan yang terlampau keras dari Imbula. Namun keputusan telah dibuat dan Imbula mematuhinya. Walau demikian, keadilan tetap menemukan jalan.

Pada hari Kamis (13/11) komisi disiplin Ligue de Football Professionnel (LFP, badan penyelenggara kejuaraan sepakbola prrofesional di Perancis) memutuskan bahwa mereka mencabut kartu merah Imbula berdasarkan pertimbangan yang diambil dari rekaman video kejadian. Imbula tak harus menjalani larangan bertanding. Selepas jeda internasional nanti, permainannya yang menarik kembali dapat langsung dinikmati.

Komentar