Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A?

Analisis

by Muhammad Farhan Yazid

Muhammad Farhan Yazid

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Siapa Bisa Hentikan Inter di Serie A?

Inter Milan menunjukkan tren positifnya musim ini dengan mendominasi Serie A sampai pekan ke-26. Tim besutan Simone Inzaghi baru kalah 1 kali di liga musim ini. Tak hanya itu, Nerazzurri berhasil meraih 8 kemenangan beruntun, termasuk kemenangan atas Atalanta dalam partai tunda pekan ke-21 pada Kamis, (29/02) malam.

Dalam 8 kemenangan tersebut, Inter berhasil mencetak 5 clean sheet beruntun serta menorehkan 25 gol dan hanya kebobolan 4 gol. Meski kehilangan beberapa pemain andalan seperti Andre Onana, Milan Skriniar, dan Marcelo Brozovic yang membantu mereka melangkah sampai final Liga Champions musim lalu, Inter tidak goyang.

Saat ini, Inter tengah memimpin perebutan scudetto dengan keunggulan 12 poin dari peringkat dua Juventus. Anak asuh Simone Inzaghi, mencetak 67 gol (tertinggi di lima liga top Eropa) dan hanya kebobolan 12 gol (terendah di lima liga top Eropa) dari 26 laga yang dilakoni. Apa rahasia yang membuat La Beneamata masih bisa mendominasi Serie A?

Kecerdikan di bursa transfer

Kesuksesan Inter mendominasi Serie A musim ini tak lain berkat kecerdikan di bursa transfer musim panas 2023/24. Mereka mengambil langkah berani dengan menjual Marcelo Brozovic, pemain yang sudah jadi andalan di posisi gelandang sejak tahun 2016. Meskipun Brozo merupakan salah satu sosok kunci yang membantu Inter melaju ke final Liga Champions musim 22/23, tak menyurutkan hasrat Nerazzurri untuk menjualnya.

Keyakinan Inter melego pemain timnas Kroasia tersebut tak lain berkat keberhasilan transformasi peran Hakan Calhanoglu. Sejak musim 22/23, Calhanoglu diplot jadi pengganti Brozovic yang mulai sering absen karena cedera. Berkat hal itu, musim ini ia jadi lebih fasih memainkan perannya sebagai regista.

Terbaru, Calhanoglu membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut bahwa dirinya adalah regista terbaik di dunia. Ia berhasil menafsirkan peran yang dimainkan Brozo dengan menambahkan lebih banyak keunggulan bagi timnya dalam aspek menyerang. Musim ini, Inter telah mencetak 67 gol, hanya berjarak 4 gol untuk menyamai catatan gol mereka di Serie A musim 22/23. Calhanoglu mengatakan bahwa

Selain melego Brozovic, Inter Mendatangkan striker muda Marcus Thuram dari Borussia Monchengladbach untuk menggantikan Romelu Lukaku yang hijrah ke AS Roma. Performa Thuram di musim pertamanya cukup impresif. Ia dengan cepat beradaptasi di Serie A dengan mencatatkan 10 gol dan 7 asis untuk Nerazzurri termasuk satu gol cantik tatkala melibas AC Milan 5-1 dalam derby Milan (16/09/23) lalu.

>

Kecerdikan Inter di bursa transfer juga ditunjukkan lewat penandatanganan kiper senior, Yann Sommer yang hanya memakan biaya 8 juta euro untuk menggantikan Andre Onana yang dibeli Manchester United dengan harga tinggi yaitu 50 juta euro. Mereka juga mendapatkan pengganti sempurna untuk Milan Skriniar dalam diri Benjamin Pavard. Keduanya berperan penting membuat Inter jadi tim paling sedikit kebobolan di lima liga top Eropa (12 gol).

Selain mendatangkan pengganti untuk pemain inti, Inter juga memperkuat kedalaman skuad dengan meminjam Marko Arnautovic, Davide Frattesi, Carlo Augusto dan Emil Audero. Selain itu, mereka juga mendatangkan Alexis Sanchez, Kristjan Asllani, Juan Cuadrado, dan mempermanenkan Francesco Acerbi dengan total biaya hanya 14 juta euro.

Kecerdikan Inter di bursa transfer tak lain berkat hadirnya sosok Giuseppe Marotta di belakang layar. Setelah meninggalkan Juventus menuju Inter pada 2018 lalu, Marotta yang sudah dikenal ahli dalam mendatangkan pemain bebas transfer yang proper menunjukkan lagi keahliannya di Inter.

Hingga musim 23/24, Marotta telah mendatangkan 14 pemain tanpa biaya transfer untuk Inter termasuk Diego Godin, Onana, Mkhitaryan, Calhanoglu dan Thuram. Tiga nama terakhir bahkan masih jadi pemain inti Nerazzurri. Namun, kecerdikan Inter di bursa transfer tak akan berarti banyak tanpa sosok Simone Inzaghi yang berhasil meramu Inter secara kolektif sehingga jadi tim penghasil gol terbanyak dan kebobolan terendah di lima liga top Eropa ini.

Kinerja Simone Inzaghi

Pemilihan Inzaghi pasca perginya Antonio Conte pada musim 2021/22 ternyata sangat tepat. Ide permainan dengan mengandalkan formasi tiga bek yang tidak jauh berbeda dari keduanya memudahkan pekerjaan Inzaghi di Inter. Meski punya kecenderungan taktik yang sama, kebijakan dan pemilihan pemain antara dua pelatih sangat berbeda.

Hal paling kentara dari keberhasilan Inzaghi di Inter adalah mengembangkan potensi Federico Dimarco yang disia-siakan Conte. Walau punya kesempatan untuk mengembalikan Dimarco ke Inter setelah dipinjamkan ke Parma dan Hellas Verona, Conte tak pernah memberikannya kesempatan untuk kembali. Conte lebih memilih pemain yang lebih senior di posisi wing back kiri di timnya seperti Ashley Young dan Cristiano Biraghi. Berbeda dengan Conte, Inzaghi memberikan Dimarco kesempatan unjuk gigi.

Hasilnya, bek berkebangsaan Italia itu kini jadi salah satu aset serangan mematikan Inter. Meskipun berposisi sebagai bek, musim ini Dimarco ada di peringkat dua Serie A dalam kategori pemain yang paling sering memberikan ancaman, dengan 12 big chance created yang ia hasilkan dan hanya kalah dari Rafael Leao (13). Dimarco juga telah menciptakan 4 gol dan 6 asis musim ini, termasuk gol spektakulernya ke gawang Frosinone yang diyakini akan masuk kategori puskas award.

>

Selain mengembangkan potensi Dimarco dan mentransformasi peran Calhanoglu, Inzaghi juga berhasil menjadikan Inter bicara banyak di ajang Eropa. Berbeda dengan Conte yang tak punya catatan mentereng di Liga Champions atau Liga Europa, Inzaghi hampir memberikan Inter trofi Liga Champions musim 22/23, namun hal tersebut urung terjadi karena kalah dari Manchester City di final dengan skor tipis 1-0.

Inzaghi memang punya reputasi bagus di ajang turnamen. Sejak berkarir menjadi pelatih profesional, ia telah memainkan 9 laga final dan hanya kalah 2 kali (final coppa Italia vs Juve dan final UCL vs Man. City). Tiga musim bersama Inter, Inzaghi telah memberikan 5 gelar (2 Coppa Italia dan 3 Supercoppa Italia).

Keberhasilannya membangun skuad yang ideal dan memaksimalkan peran dan potensi para pemainnya membuatnya punya kans tinggi meraih scudetto musim ini. Selain itu, ketajaman penyerang utama Lautaro Martinez juga membantu pekerjaan Inzaghi. Hingga pekan ke-26, Lautaro telah mencetak 23 gol. Alhasil, jika mampu menjaga konsistensi hingga akhir musim, tak hanya meraih scudetto, Inter mungkin bisa kembali ke final Liga Champions musim ini.

Komentar