Inter Milan Memasuki 2018/19 dengan Perlahan tapi Pasti

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Inter Milan Memasuki 2018/19 dengan Perlahan tapi Pasti

Internazionale Milan bertandang ke SS Lazio di pekan terakhir Serie A 2017/18. Satu tempat terakhir di zona Liga Champions jadi taruhannya. Lazio hanya perlu hasil imbang sementara Inter tidak boleh tidak menang. Dua kali Inter tertinggal tapi mereka juga yang mengakhiri pertandingan sebagai pemenang. Terakhir kali Inter lolos ke Liga Champions adalah pada 2010/11, saat menjadi runner-up Serie A.

Kembali lolos ke Liga Champions berarti satu hal: Inter harus memperkuat skuatnya. Mempertahankan pemain-pemain penting musim 2017/18 saja tidak cukup. Mendatangkan pemain-pemain baru juga harus dilakukan, dan tidak boleh asal-asalan.

Stefan de Vrij dan Kwadwo Asamoah mereka datangkan secara gratis dari Lazio dan Juventus. Matteo Politano (US Sassuolo), Keita Balde (AS Monaco), dan Sime Vrsaljko (Atletico Madrid) mereka pinjam dengan opsi pembelian musim depan. Federico Dimarco didaratkan dari FC Sion. Pemain muda Argentina, Lautaro Martinez, direkrut dari Racing Club.

Yang paling wah adalah pembelian Radja Nainggolan dari AS Roma. Dan Inter masih berusaha membawa Luka Modric keluar dari Real Madrid.

"Sebelumnya aku memang ingin kembali [ke Italia] dan aku banyak bicara dengan [Marcelo] Brozovic dan [Ivan Perisic], dan mereka mereka memberiku banyak nasehat," kata Vrsaljko soal kepindahannya ke Inter untuk bergabung bersama dua rekannya asal Kroasia tersebut, Brozovic dan Perisic. Tak heran ada anggapan mereka bertiga kemudian akan membujuk Modric untuk bergabung.

"Soal Luka [Modric], ia adalah temanku dan aku sangat menghormatinya. Jadi aku tak pernah bertanya-tanya soal hal pribadi. Ia akan menentukan sendiri apa yang ia inginkan, tidak tepat bagiku untuk membicarakan soal itu," kata Vrsaljko, dikutip dari Football Italia.

Baca juga: Menyambut Renaisans Serie A

Inter tidak hanya menyambut musim baru dengan pemain-pemain baru, tetapi juga kontrak baru untuk kepala pelatih mereka, Luciano Spalletti. Kontrak baru untuk kapten tim, Mauro Icardi, kabarnya menyusul dalam waktu dekat. Sejauh ini, langkah-langkah Inter terlihat mantap dan tepat.

Asamoah, De Vrij, dan Vrsaljko berarti perbaikan untuk pertahanan Inter. Musim lalu Inter kebobolan 30 gol di Serie A, terbanyak di antara klub-klub empat besar. Para rekrutan lain berarti kedalaman skuat yang lebih baik dan pilihan taktik yang lebih beragam.

Sepanjang musim lalu Spalletti mengandalkan formasi 4-2-3-1. Berkat kedatangan Nainggolan dan Martinez, bukan tidak mungkin Spalletti menurunkan pasukannya dalam formasi 3-4-2-1, dengan kedua pemain baru menempati dua posisi di belakang sang penyerang tunggal, Icardi.

Cristiano Ronaldo boleh jadi sosok paling cocok untuk kebangkitan Serie A, tapi para pemain baru Inter pun tak bisa tidak dilibatkan dalam perbincangan. Tidak satu pun dari mereka punya nama sebesar Ronaldo Luiz Nazario de Lima, pemain terbaik dunia terakhir yang pindah ke klub Serie A (Inter) sebelum Cristiano Ronaldo melakukannya musim ini.

Ronaldo pindah ke Inter pada 1997. Setelah itu Serie A bahkan lebih baik, karena beberapa pemain terbaik dunia adalah mereka yang bermain di Serie A, seperti Zinedine Zidane (1998), Pavel Nedved (2003), Andriy Shevchenko (2004), dan Kaka (2007); meski tak ada satupun dari mereka yang berstatus pemain Inter pada saat itu.

Tapi biar bagaimana, kebangkitan Serie A akan jadi kurang terasa jika Juventus melenggang mulus. Musim lalu Inter bersusah payah lolos ke Liga Champions di pekan terakhir. Musim ini, dengan rekrutan-rekrutan baru yang tepat, Inter diharapkan bisa "naik level" jadi penantang serius Si Nyonya Tua untuk gelar juara Serie A.

Kedalaman skuat yang baik pun akan membantu Spalletti mengembalikan citra Inter sebagai ikon sepakbola Italia di kejuaraan paling bergengsi antarklub Eropa, Liga Champions. Sehebat apa pun Juventus tujuh musim ke belakang, mereka tetap belum mampu menyamai pencapaian Inter sebagai satu-satunya klub Italia peraih trigelar. Inter bahkan menjadi klub Italia terakhir yang bisa menjadi juara Liga Champions.

Tentu menggulingkan dominasi Juventus dan mengulang kejayaan Jose Mourinho akan menjadi tugas yang teramat berat untuk Spalletti. Lebih besar kemungkinan gagal daripada berhasil dalam dua hal itu.

Namun setidaknya, dengan segala yang telah Inter lakukan di bursa transfer kali ini, Inter bisa mengucap selamat tinggal kepada naik-turunnya performa dan datang-perginya pelatih kepala. Inter sudah punya segala yang mereka butuhkan untuk maju perlahan tapi pasti, seperti serangan mereka di bawah arahan Spalletti.


Internazionale Milan akan memulai perjalanannya di Serie A 2018/19 dengan bertandang ke markas Sassuolo, Mapei Stadium, pada Senin dini hari WIB. Serie A sendiri seolah telah menemukan kembali kemewahannya pada musim ini dan menjadikan musim ini layak diikuti kembali seperti era 1990-an.

Komentar