4 Fase Perubahan Barca yang Gagal Diantisipasi Ancelotti

Analisis

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

4 Fase Perubahan Barca yang Gagal Diantisipasi Ancelotti

Dari kunjungan ke Camp Nou, Real Madrid pulang dengan tangan hampa. Barcelona memenangkan pertandingan pagi tadi lewat gol Jeremy Mathieu, dengan sundulan, berkat umpan Messi dari tendangan bebas, kemudian Luis Suarez yang mampu meloloskan diri dari posisi offside, mampu mengontrol umpan bola panjang dan mencetak gol. Sebelumnya Madrid mampu mencetak gol penyeimbang lewat Ronaldo yang menyambut umpan back-heel indah dari Benzema.

Dengan kemenangan ini, Barcelona bertahan di puncak klasemen La Liga. Tak hanya itu, mereka berhasil memperlebar jarak dengan Madrid yang berada di peringkat kedua. Empat angka kini memisahkan kedua kesebelasan.

Madrid sebenarnya tidak tampil buruk. Salah satu buktinya adalah jumlah operan di area pertahanan lawan. Madrid mengungguli Barcelona dalam hal ini, dengan jumlah 134 operan berbanding 115 milik Barcelona. Pemenang pertandingan, toh, tidak ditentukan lewat banyaknya jumlah operan di area pertahanan lawan.

Pada awalnya pertahanan Real Madrid mampu mengantisipasi strategi operan-operan pendek Barcelona dengan cara menekan dan menjaga ruang; mengawasi para pemain lawan yang tidak sedang menguasai bola. Ini memaksa Blaugrana terus mencoba dan mencoba lagi upaya membongkar pertahanan dengan mengandalkan operan-operan pendek untuk mencari celah di pertahanan Los Blancos. Akan tetapi tekanan yang dilakukan Madrid dengan cara secepat mungkin merebut bola dari kaki pemain Barcelona cukup menyulitkan Andres Iniesta dkk.

Ditambah penjagaan ruang pemain Madrid kepada pemain Barcelona yang sedang tak memegang bola membuat Los Blancos berhasil mengintersep operan-operan pendek Blaugrana.

Sejak pertandingan memasuki waktu sekitar 15 menit, situasi terlihat berubah. Blaugrana sudah jarang memperagakan operan-operan pendek. Kesebelasan besutan Luis Enrique tersebut lebih banyak memainkan bola secara individual yang dilengkapi dengan kemampuan dribel mumpuni seperti Neymar, Lionel Messi dan Luis Suarez.

Salah satu yang berhasil adalah ketika Suarez dilanggar Pepe pada menit ke-18. Hasil pelanggaran pun tidak disia-siakan Barcelona karena dari tendangan bebas yang dieksekusi Messi tersebutlah Jeremy Mathieu berhasil menceploskan bola memakai kepalanya.

Setelah Barcelona unggul 1-0 permainan Madrid lebih terbuka yang membuat kedua full-back Los Blancos lebih rajin membantu serangan. Ketika sedang bertahan empat bek Madrid lebih menjaga daerah luar kotak penaltinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk menghentikan kemampuan individu pemain Barca. Bahkan tidak jarang garis pertahanan Ramos dkk mencapai hampir setengah lapangan Stadion Camp Nou.

Alur Serangan

Sesuai prediksi, Madrid menyerang lewat sayap dan bukan Ronaldo bintangnya. Walaupun Ronaldo mencetak gol tunggal Madrid di pertandingan ini, para pemain yang pantas mendapat pujian untuk apa yang mereka lakukan di area pertahanan Barcelona adalah Karim Benzema, Marcelo, dan Isco. Para pemain Barcelona begitu sigap mengatasi setiap serangan yang dilancarkan para pemain Madrid.

Gol Ronaldo pun berasal dari kesigapan Benzema melepaskan umpan dengan tumit menuju Ronaldo. Alih-alih akan terus membawa bola hasil umpan Modric, justru Benzema malah mengumpan ke Ronaldo dengan tumit dan mengecoh kesigapan Pique yang telah menutup ruang gerak Benzema.

Marcelo, seperti trio Ronaldo-Benzema-Bale, adalah bagian utama dari seragan Madrid. Bersama Isco, dirinya adalah bagian utama dari barisam kedua lini serang Madrid.

Jika Ronaldo atau Benzema mengisi barisan pertama di sisi kiri serangan Madrid, Marcelo akan menempatkan diri di barisan kedua. Jika ia menerima bola, Marcelo dapat melepas umpan pendek kepada Isco atau mengirim umpan silang kepada siapapun yang berada di dalam kotak penalti. Atau, dapat pula Marcelo bergerak ke arah dalam sembari menggiring bola. Beberapa kali ia melakukan hal ini, dan beberapa kali pula ia berhasil melepas tembakan ke gawang.

Baca juga: Mempersoalkan Anggapan Banyak Orang tentang El Clasico

Periode Pertahanan Barca

Pendekatan tanpa bola yang dilakukan Barcelona dalam pertandingan ini dapat dibedakan menjadi empat fase berbeda: sejak pertandingan dimulai hingga terciptanya gol pertama (fase pertama), sejak terciptanya gol pertama Barcelona hingga Madrid menyamakan kedudukan (fase kedua), sejak Madrid menyamakan kedudukan hingga Barcelona kembali unggul (fase ketiga), dan sejak Barcelona mencetak gol kedua hingga pertandingan berakhir (fase keempat).

Pada fase pertama, seluruh pemain Barcelona menerapkan strategi zonal marking ketika sedang tidak menguasai bola. Para pemain belakang hingga para penyerang bergerak dalam sebuah kesatuan untuk mencegah Madrid mencapai area berbahaya. Garis pertahanan Barcelona di fase ini tidak terlalu tinggi; pemain terdepan hanya beraksi sedikit melewati garis tengah.

Pada fase kedua, seluruh pemain Barcelona masih bermain dengan strategi yang sama. Selama fase ini, Barcelona sibuk melakukan sapuan di dalam kotak penalti. Selepas gol Madrid (selama fase ketiga) para pemain Barcelona tampil lebih rapat dari sebelumnya. Karenanya, lebih banyak aktivitas pertahanan terjadi di wilayah permainan Barcelona.

Perubahan mencolok nampak pada fase keempat. Setelah mendapatkan gol kedua, Barcelona tidak menumpuk para pemain di area pertahanan. Malah, mereka bermain lebih dekat ke gawang Madrid. Jika pada tiga fase sebelumnya Barcelona lebih banyak menunggu, di fase keempat mereka lebih agresif.

Dan mengapa pertandingan ini terlihat sangat membuat Madrid tak berdaya, itu disebabkan kegagalan Ancelotti  membaca setiap perubahan-perubahan Barca. Meskipun sebenarnya mereka memiliki kesempatan untuk memimpin persaingan La Liga.

Baca juga: Letusan-letusan Pistol di Camp Nou

El Clásico Tom and Jerry

Komentar