Problem Finansial PSM: Respon PSSI dan PT LIB, Serta Pertimbangan Memakai Salary Cap

Nasional

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Problem Finansial PSM: Respon PSSI dan PT LIB, Serta Pertimbangan Memakai Salary Cap

PSM Makassar sedang dilanda permasalahan finansial. Pelatih Bernardo Tavares bahkan sampai harus mengumumkan lelang untuk baju polo, celana, dan trofi pelatih terbaiknya dalam sesi konferensi pers sebelum laga melawan Barito Putera pada 14 September 2023 untuk membantu staf PSM.

Dua pemainnya, yakni Yakob dan Yance Sayuri, menyinggung keterlambatan gaji yang mereka alami di media sosialnya. Saat kami bertanya kepada Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) pada Jumat (15/9/2023), belum ada aduan dari pemain-pemain PSM terkait penunggakan gaji. Di hari yang sama, Yakob Sayuri mengatakan kepada kami bahwa gajinya sudah dibayarkan oleh manajemen PSM.

Di laga melawan Barito Putera (15/9), pendiri Bosowa Group Aksa Mahmud datang ke Stadion BJ Habibie di Parepare. Dalam konferensi pers setelah laga usai, Bernardo Tavares mengucapkan terima kasih kepada Mahmud.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Aksa Mahmud, yang datang untuk menemui pemain dan memberi motivasi kepada pemain," kata pelatih asal Portugal itu.

"Pak Aksa bertemu dengan kita, satu hal yang bagus, luar biasa dan bagus untuk tim merasakan bahwa beliau dekat dengan tim, beliau selalu membantu tim. Dan dengan dia datang, kita dapat keberuntungan dari beliau kita menang di pertandingan hari ini. Dan saya berharap dia bisa datang lebih banyak lagi di pertandingan-pertandingan kita," lanjutnya.

Sementara itu, Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan secara singkat bahwa "Kita (PSSI) percaya PSM pasti menanggulangi permasalahan keuangannya dengan baik." Ia juga mengatakan bahwa PSSI sudah meminta LIB untuk meminta keterangan kepada PSM untuk menjelaskan permasalahan mereka.

Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus beranggapan bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait adanya kesulitan finansial berupa tunggakan gaji dari PSM.

"Karena setiap akhir bulan klub harus melaporkan status pembayaran tim, baik gaji dan lain-lain. Klub juga berkewajiban sampai sejauh mana pembayaran pajak dari operasional tim. Jadi saya punya keyakinan bahwa kalau benar ada tunggakan, artinya itu paling istilahnya tidak berbulan-bulan," kata Ferry kepada redaksi Pandit Football.

Direktur Utama PSM, Sadikin Aksa, merupakan komisaris PT LIB. Ditanya mengenai potensi konflik kepentingan di tubuh LIB, Ferry menjamin tidak ada konflik kepentingan di dalam tubuh LIB.

"Nggak ada hubungannya komisaris sama kesulitan yang ada di klubnya masing-masing. Kalau komisaris itu sebagai pengawas di korporasi. Kalau kaitannya komisaris di liga (LIB), kalau ada masalah di liga, berarti dia punya tanggung jawab melihat ada papa di LIB,” terang Ferry.

"Ya, nggak ada (konflik kepentingan). Apa urusannya. Kan perseronya beda. Kewajiban klub kepada liga (LIB) itu memastikan semua pembayaran itu tepat waktu, makanya dilakukan dan menjadi kewajiban tiap klub melaporkan tiap-tiap bulan. Berarti kalau bicara hari ini, kalau analisa saya, kalaupun nunggak nggak berbulan-bulan. Kalau berbulan-bulan pasti bulan kemarin dia harus melaporkan. Setiap ada laporan saya paham, tahu."

Ferry pun mengatakan seandainya ada klub yang terbukti menunggak gaji, pihaknya akan segera menegurnya.

Sementara itu, pemerhati sepakbola sekaligus editor Jawa Pos Ali Mahrus mengatakan bahwa hal yang terjadi di tubuh PSM bukan hal baru di liga Indonesia.

"Sejak lama hal serupa juga pernah terjadi pada klub lain. PSSI dan operator kompetisi (LIB) sepertinya tidak pernah mau belajar dari yang pernah terjadi. Selalu ada "pemakluman-pemakluman" yang membuat situasi itu terulang," terangnya kepada redaksi Pandit Football (15/9/2023).

Ali menegaskan semestinya sebelum kompetisi dimulai, PSSI dan LIB harus memverifikasi secara detail semua kontestan, dan dinilai apakah kondisi mereka memenuhi syarat untuk ikut kompetisi atau tidak.

"Hal itu lumrah dilakukan di kompetisi manapun. Kalau memang didapatkan fakta ada klub yang masih mempunyai tanggungan atau tunggakan, PSSI atau LIB harusnya tegas kalau memang ingin menggelar kompetisi yang profesional."

Ali juga menyinggung soal salary cap atau batasan nilai gaji yang dikeluarkan sebuah tim yang menurutnya dibutuhkan untuk menghindari kesulitan finansial seperti yang dialami PSM.

"Hal lain yang harusnya dipikirkan secara serius adalah soal salary cap. Tentu akan ada pro kontra. Tapi melihat kondisi riil kompetisi Indonesia sepertinya salary cap dibutuhkan untuk menghindari terjadinya hal seperti yang dialami PSM saat ini," tutup Ali.

Komentar