Menjelang Piala AFF U-23 dan Bagaimana Efek Regulasi Memainkan Pemain Muda di Liga 1 Untuk Timnas?

Nasional

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menjelang Piala AFF U-23 dan Bagaimana Efek Regulasi Memainkan Pemain Muda di Liga 1 Untuk Timnas?

Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan berlaga di Piala AFF U-23 pada 17-26 Agustus mendatang di Thailand. Indonesia berada di grup B bersama Malaysia dan Timor Leste. Sebagai juara SEA Games 2023, tim berjuluk Garuda ini punya peluang besar untuk menjuarai Piala AFF U-23. Sebab, adanya regulasi wajib memainkan pemain U-23 selama minimal 45 menit kepada tim peserta Liga 1, memudahkan pelatih untuk memilih pemain.

Sampai saat ini, skuad Piala AFF U-23 memang belum diumumkan. Tampaknya, skuad SEA Games 2023 masih akan menjadi tumpuan.



Pemain

Klub

Caps

Adi Satryo (GK)

PSIS Semarang

5

Ernando Ari S (GK)

Persebaya Surabaya

4

Rio Fahmi

Persija Jakarta

5

Rizky Ridho

Persija Jakarta

5

Bagas Kaffa

Barito Putera

5

Alfeandra Dewangga

PSIS Semarang

5

Fajar Fathur Rahman

Borneo FC

5

Haykal Alhafiz

PSIS Semarang

3

Komang Teguh

Borneo FC

3

Witan Sulaeman

Persija Jakarta

5

Beckham Putra

Persib Bandung

5

Ananda Raehan

PSM Makassar

4

Irfan Jauhari

Persis Solo

4

Jeam Kelly Sroyer

Persik Kediri

4

Taufany Muslihuddin

Borneo FC

1

Ramadhan Sananta

Persis Solo

5

Titan Agung

Bhayangkara

0

Caps bermain skuad SEA Games 2023 di Liga 1 hingga pekan kelima. Komang, Taufany, dan Titan mendapat larangan enam kali bertanding dari AFC sebagai buntut dari kericuhan di final SEA Games.

Dengan regulasi memainkan pemain U-23 bagi tim Liga 1, Shin Tae Yong sebagai pelatih, lebih banyak memiliki opsi. Beberapa pemain yang tidak termasuk ke dalam skuad SEA Games pun mendapat jam terbang yang baik bersama klubnya.



Pemain

Klub

Caps

Husna Al Malik (GK)

Persikabo 1973

2

Kadek Arel

Bali United

5

Nyoman Ansanay

PSS Sleman

5

Akbar Arjunsyah

Persija Jakarta

3

Arkhan Fikri

Arema FC

5

Robi Darwis

Persib Bandung

5

Victor Dethan

PSM Makassar

4

Rifky Dwi Septiawan

Persita Tangerang

5

Tony Firmansyah

Persebaya Surabaya

4

David Maulana

Bhayangkara

5

Theo Fillo Numberi

Dewa United

4

Ahmad Fahd Alchoir

Persita Tangerang

5

Esal Sahrul Muhrom

Persita Tangerang

3

Abdul Rahman

RANS Nusantara

5

Andy Harjito

PSM Makassar

2

Pemain U-23 non skuad SEA Games yang tampil bersama klubnya masing-masing hingga pekan kelima.

Lalu, bagaimana jika pemain U-23 sebuah klub dipanggil timnas di luar agenda FIFA seperti Piala AFF U-23 ini?

Sebenarnya, klub berhak menolak pemanggilan timnas bagi pemainnya jika di luar agenda resmi FIFA. Namun, di dalam regulasi Liga 1 2023/2024, jika ada satu pemain U-23 yang dipanggil timnas, maka klub tetap wajib memainkan satu pemain U-23, baik dari 35 pemain yang didaftarkan atau yang dinaikkan dari tim U-20, U-18, atau U-16.

Kemudian, jika ada dua pemain yang dipanggil, maka klub dibebaskan dari kewajiban memainkan pemain U-23.

Pasalnya, beberapa tim mengandalkan lebih dari satu pemain U-23 sebagai pemain kuncinya, seperti Rizky Ridho, Rio Fahmi (Persija), Tony Firmansyah, Ernando Ari (Persebaya), Adi Satryo, Alfeandra Dewangga (PSIS) Ananda Raehan, Victor Dethan (PSM), serta Irfan Jauhari dan Ramadhan Sananta (Persis). Sejak musim lalu, beberapa pemain tersebut mendapat jam terbang tinggi sebelum adanya kewajiban memainkan pemain U-23.

Tidak dimungkiri pemanggilan pemain di luar agenda FIFA juga mengurangi opsi bagi pelatih klub. Pelatih Persija, Thomas Doll, pernah gusar saat para pemain mudanya dipanggil untuk mengikuti training camp (TC) timnas U-20 pada awal tahun 2023 yang akan dipersiapkan untuk mengikuti Piala Dunia.

"Ini tidak benar. Saya tidak bicara mengenai kejuaraannya, tetapi mereka pergi hanya untuk latihan atau pertandingan persahabatan. Tidak ada pelatih yang suka dengan hal itu. Mereka punya kontrak dengan Persija, tetapi mereka selalu pergi hanya untuk sesi latihan. Ini hanya terjadi di Indonesia," kata juru taktik asal Jerman itu dilansir dari bola.com.

Tidak dimungkiri setiap klub ingin tampil dengan pemain-pemain terbaiknya dan menjadi sebuah kerugian apabila ada pemain andalan mereka yang dipanggil ke dalam skuad AFF U-23. Dengan asumsi bahwa Indonesia akan bermain hingga partai puncak, maka pemain-pemain yang dipanggil setidaknya akan melewatkan tiga pertandingan Liga 1.

Perlu dicatat bahwa di tahun ini, timnas U-23 akan menghadapi beberapa ajang. Selain Piala AFF U-23, Garuda Muda juga akan bertanding di Kualifikasi Piala Asia pada 9 dan 12 September (yang juga bertepatan dengan FIFA Matchday), serta Asian Games yang akan dimulai pada 19 September.

Di Kualifikasi Piala Asia, timnas masih akan akan diasuh oleh Shin, sedangkan Indra Sjafri akan melatih di ajang Asian Games. Dua pelatih tersebut mempunyai skema yang cukup berbeda.

Shin menekankan kekuatan dan kecepatan sedangkan Indra sangat gemar dengan penguasaan bola. Tidak heran jika ada pemain yang masuk ke skema Shin, namun tidak masuk ke skema Indra dan begitu pula sebaliknya.

Beckham Putra, misalnya. Pemain Persib Bandung itu dibawa Indra Sjafri ke SEA Games sedangkan ia sama sekali tidak dipanggil Shin ke dalam skuad U-23 untuk Kualifikasi Piala Asia pada Oktober 2021 silam menghadapi Australia.

Etam, begitu Beckham kerap disapa, juga tidak disertakan ke dalam skuad SEA Games 2021 (yang digelar pada 2022) di Vietnam.



Efek Regulasi Memainkan Pemain U-23

Jam terbang di level klub merupakan salah satu kunci penting bagi perkembangan pemain muda. Tanpa jam terbang, pemain akan sulit menemukan performa terbaiknya.

Regulasi wajib memainkan pemain muda, di sisi lain memang membuat regenerasi menjadi cepat dan opsi pemain bagi klub pun bertambah. Mau tidak mau, klub harus memainkan pemain mudanya. Pelatih timnas pun lebih banyak mempunyai opsi pemain. Dari sini, klub dan timnas sama-sama diuntungkan.

Namun, yang lebih penting adalah turnamen reserve yang berjalan rutin, yakni Elite Pro Academy (EPA).Turnamen tersebut bisa menjadi ajang bagi pemain muda yang belum mendapatkan tempat reguler di tim utama, sehingga mereka bisa mendapatkan jam terbang yang cukup.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan EPA akan dijalankan oleh PT LIB secara pasti.

"LIB sudah rapat, sudah sepakat nanti akan menjalankan (kompetisi) Elite Pro Academy-nya. Secara pasti, tidak terkejut-kejut seperti tahun-tahun sebelumnya," terang Erick pada 22 Juni 2023 silam, dilansir dari detik.com.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu pun mengatakan PSSI sudah menggelontorkan dan kepada LIB untuk menggulirkan EPA U-16 hingga U-20.

"Dana yang selama ini dikelola PSSI diberikan ke LIB, tetapi itu tadi, LIB wajib membuat Elite Pro Academy mulai dari U-16, U-18, dan U-20. Jadi ada keberlanjutan di situ," kata dia, seperti dikutip dari tempo.co.

EPA terakhir kali digelar pada Oktober 2022 silam. Turnamen yang hanya digelar selama satu bulan ini tidak memadai untuk menambah jam terbang dan mengembangkan pemain muda.

Regulasi memainkan pemain U-23 rasanya akan berdampak lebih bagus jika dibarengi dengan turnamen kelompok umur yang digelar dalam jangka waktu yang lama.

Komentar