Tentang Talenta Jepang yang Hiasi Bursa Transfer 2019

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tentang Talenta Jepang yang Hiasi Bursa Transfer 2019

Klub-klub Eropa sibuk menata diri jelang musim yang baru. Setiap 1 Juli, mereka mulai mendatangkan pemain baru untuk memperkuat tim demi mewujudkan target di musim baru. Menariknya, pada musim panas 2019 ini, klub-klub Eropa mulai melirik para pemain Asia. Pemain Jepang jadi yang terlaris.

Pada bursa transfer musim panas kali ini setidaknya ada 11 pemain Jepang yang punya klub baru di Eropa. Menurut data Transfermarkt, jumlah tersebut lebih banyak dari Korea Selatan yang "menyumbang" enam pemain saja.

Beberapa di antara pemain Jepang yang hiasi bursa transfer musim panas kali ini baru menjajal petualangan baru di Benua Biru, beberapa lain masih melanjutkan kariernya di Eropa. Lebih menarik lagi terdapat pemain yang langsung dikontrak jangka panjang dengan memasukkan klausul pelepasan (release clause) berharga tinggi.

Pemain tersebut adalah Shoya Nakajima. Pemain berusia 24 tahun itu akan berkarier di Portugal setelah diboyong oleh FC Porto dari kesebelasan Qatar, Al-Duhail. Nilai transfernya sebesar 12 juta euro (membeli 50% kepemilikan). Ia dikontrak hingga Juni 2024 mendatang. Porto pun mencantumkan klausul pelepasan kontraknya dengan nilai transfer sebesar 80 juta euro.

Jika ada kesebelasan yang bersedia mengaktifkan klausul pelepasan Nakajima, maka dia akan sejajar dengan perekrutan Kepa Arrizabalaga oleh Chelsea dari Athletic Bilbao dan Lucas Hernandez dari Atletico Madrid ke Bayern Muenchen. Pemain didikan Tokyo Verdy ini pun bisa melampaui transfer Frenkie De Jong ke Barcelona, Rodri ke Manchester City, Kevin De Bruyne ke Man City, bahkan melampaui nilai transfer Zinedine Zidane saat hijrah ke Real Madrid dari Juventus.

Tapi bagi Nakajima kepindahannya ke Porto bukan kali pertama baginya berkarier di Eropa, khususnya Portugal. Sebelum ke Qatar, ia sempat membela klub Portugal lainnya, yaitu Portimonense selama dua musim. Tampil mengesankan, Al-Duhail membelinya dengan nilai transfer 35 juta euro. Nilai tersebut menjadikannya sebagai pemain Jepang dengan transfer termahal sampai saat ini, mengalahkan Hidetoshi Nakata dari AS Roma ke Parma pada 2001 (28,5 juta euro).

Portimonense juga kembali merekrut pemain Jepang pada bursa transfer musim panas ini. Kesebelasan divisi teratas Portugal itu mendatangkan Koki Anzai dengan bebas transfer. Pemain berusia 24 tahun ini pun merupakan pemain didikan Tokyo Verdy dan merupakan pemain satu angkatan Nakajima.

Portimonense tampaknya cukup ketagihan untuk mendatangkan pemain Jepang. Sebelum Nakajima, mereka pernah merekrut Mu Kanazaki pada 2013 dan bermain selama tiga musim di sana. Namun Kanazaki kembali ke Jepang untuk bermain dengan Kashima Antlers dan pemain berusia 30 tahun ini sedang bermain untuk Sagan Tosu.

Anzai sendiri akan jadi pemain Jepang ketiga di skuat Portimonense 2019/20. Sebelumnya mereka sudah diperkuat oleh Hiroki Sugajima dan Shuichi Gonda yang direkrut pada awal 2019 lalu.

Selain Portugal, Sepakbola Italia pun kini kembali kedatangan pemain Jepang. Setelah Keisuke Honda meninggalkan AC Milan pada 2017 dan Yuto Nagatomo hengkang ke Galatasaray dari Inter Milan pada 2018, Takehiro Tomiyasu meneruskan jejak pemain Jepang di sepakbola Italia.

Tomiyasu direkrut oleh Bologna dengan nilai transfer sekitar 9 juta euro. Masih berusia 20 tahun, bakat Tomiyasu memang cukup menjanjikan karena saat ini pun ia telah mengemas 20 caps bersama Tim Nasional senior.

"Setelah bermain di panggung Piala Dunia (U-17 dan U-20) dua kali, keinginan untuk menjelajahi dunia telah tumbuh dalam diriku. Kalau aku ingin menjadi lebih kuat sebagai pemain, aku harus keluar dari cangkangku dan meninggalkan Jepang," ucap Tomiyasu seperti yang dikutip Japan Today.

Tomiyasu akan jadi pemain Jepang ke-11 yang pernah berkiprah di Italia. Selain meneruskan jejak Honda dan Nagatomo, ia mengikuti jejak Hidetoshi Nakata, Atsushi Nagasawa [ralat: Yanagisawa], Masashi Oguro, Mitsuo Ogasawara, Hiroshi Nanami, Shunshuke Nakamura, Takayuki Morimoto dan Kazuyoshi Miura.

Tomiyasu direkrut Bologna dari kesebelasan Belgia, Sint-Truden. Sint-Truden sendiri cukup sering mendatangkan pemain Jepang. Musim ini pun mereka baru merekrut Daniel Yuji Yabuki alias Daniel Schmidt, kiper Jepang keturunan Amerika-Jerman. Bersama Daniel, sekarang ada empat pemain Jepang di Sint-Truden.

Perekrutan pemain Jepang yang dilakukan Sint-Truden sendiri tak lepas dari kebijakan klub ini yang dimiliki oleh perusahaan asal Jepang, DMM.com. Perusahaan di bidang internet ini mengakuisisi penuh kesebelasan berjuluk Der Kanaries sejak 2017 lalu. Sejak saat itu juga mereka kerap mendatangkan pemain Jepang.

Meski begitu, sepakbola Belgia memang mulai percaya pada kemampuan para pemain Jepang. Bukan Sint-Truden saja yang memakai jasa pemain Jepang. Menurut data soccerway, ada Yuya Kubo dan Junya Ito yang dimiliki RC Genk, Yuta Toyokawa di AS Eupen, Naomichi Ueda di Cercle Brugge, serta Ryota Morioka yang kini membela RSC Charleroi (pinjam dari Anderlecht). Sementara itu Jun Amano merupakan pemain yang baru bergabung dengan Lokeren, kesebelasan divisi dua Belgia.

Kepercayaan terhadap bakat pemain muda Jepang juga mulai diperlihatkan oleh dua raksasa Spanyol, yakni Real Madrid dan Barcelona. Real Madrid baru merekrut pemain berusia 18 tahun, Takefusa Kubo. Sedangkan Barcelona rela mengeluarkan 2 juta euro untuk memboyong Hiroki Abe dari Kashima Antlers.

Takefusa Kubo sudah berlatih dengan tim senior Real Madrid

Sepakbola Spanyol juga bukan tempat baru bagi para pemain Jepang. Saat ini ada Takashi Inui yang sejak 2015 membela klub Spanyol seperti SD Eibar, Real Betis dan Alaves. Gaku Shibasaki yang sebelumnya membela Getafe pun baru direkrut Deportivo La Coruna. Selain mereka, setidaknya ada 10 pemain Jepang lain yang bermain di divisi bawah Spanyol.

Di tempat lain, Nikki Havenaar yang merupakan pemain kelahiran Jepang anak dari eks pemain Belanda yang pernah berkarier di Jepang, Dido Havenaar, melanjutkan kariernya di Eropa dengan membela FC Thun di Swiss. Sementara itu Sai van Wermeskerkeren yang merupakan didikan akademi Ventforet Kofu baru meneken kontrak dengan PEC Zwolle setelah dilepas SC Cambuur.

Akademi-akademi klub Jepang terbukti bisa menghasilkan pemain berkualitas yang bisa bersaing di sepakbola Eropa. Masih menurut data Soccerway, setidaknya ada sekitar 125 pemain Jepang yang berkarier di seantero Eropa dengan berbagai liga dan divisi. Jumlah tersebut unggul jauh dari Korea Selatan yang menyebarkan 73 pemain di Eropa. Jumlah tersebut masih bisa bertambah mengingat bursa transfer sepakbola Eropa masih akan dibuka hingga 1 September mendatang.

Komentar