AS Roma Tetap Kalah dari Real Madrid Meski Bermain Efektif, Mengapa?

Analisis

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

AS Roma Tetap Kalah dari Real Madrid Meski Bermain Efektif, Mengapa?

Real Madrid berhak lolos ke babak delapan besar Liga Champions usai menundukkan AS Roma dengan skor 2-0 dalam pertandingan yang dihelat di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (9/3) dini hari. Hasil ini membuat Madrid unggul agregat 4-0.

Gol Madrid baru hadir pada menit ke-64 setelah Cristiano Ronaldo sukses memaksimalkan umpan Lucas Vazquez. Madrid menggandakan keunggulan empat menit kemudian lewat gol Cristiano Ronaldo (ralat: James Rodriguez). AS Roma sendiri bukannya tanpa peluang. Pada babak pertama dan kedua, berulang kali peluang Mohamed Salah dan Edin Dzeko membuat jantung penggemar Madrid berdegup lebih kencang.

Meski kalah, setidaknya ada sejumlah hal menarik dari AS Roma dan Real Madrid dalam pertandingan tersebut.

 Rapatnya Jarak Antar Lini Roma

AS Roma tak ingin kecolongan dua kali. Meski tertinggal secara agregat, tapi pelatih Roma, Luciano Spalletti, tak menginstruksikan anak asuhnya untuk membombardir pertahanan Real Madrid. Spaletti mengoordinasi lini pertahanan dengan sesekali melakukan serangan balik.

Spaletti menginstruksikan poros ganda, Miralem Pjanic dan Seydou Keita untuk bermain lebih rapat dengan lini pertahanan. Ini dilakukan karena Madrid memiliki pemain yang punya kecepatan dan kemampuan kontrol bola yang baik. Kehadiran Pjanic dan Keita diharapkan mampu menetralisir serangan Madrid dari tengah, dan memaksa Cristiano Ronaldo yang diturunkan sebagai ujung tombak, untuk bermain lebih melebar.

Hasilnya adalah pada babak pertama, meskipun melepaskan 16 attemps, tapi tak satupun yang berbuah gol. Malah, kalau melihat secara efektifitas, justru empat attemps Roma pada babak pertama yang jauh lebih mengancam gawang Madrid yang dikawal Keylor Navas.

Hal ini terlihat dari statistik pertahanan Roma di mana kedua bek mereka, Kostas Manolas dan Ervin Zukanovic, justru tak lebih aktif ketimbang Pjanic dan Keita. Sepanjang pertandingan, berdasarkan whoscored, Manolas dan Zukanovic tak sekalipun melakukan tekel. Keduanya pun hanya sekali melakukan intercept. Ini tentu berbeda dengan apa yang dilakukan Pjanic dan Keita yang masing-masing melakukan dua kali tekel, dan dua intercept untuk Pjanic.

Menyerang Lewat Kanan

AS Roma sebenarnya bermain sederhana. Usai menahan serangan Madrid, barulah mereka melakukan serangan. Serangan Roma pun didominasi dari sisi kanan. Serangan tersebut memadukan poros Alessandro Florenzi dan Mohamed Salah.

Florenzi dan Salah menjadi motor sernagan Roma dalam pertandingan tersebut. Peran keduanya begitu menonjol dalam serangan Roma. Pada babak pertama, setidaknya terdapat dua peluang terbuka yang dimiliki Roma atas nama Salah dan Edin Dzeko. Namun, kedua peluang tersebut menyamping.

Sepanjang pertandingan, Roma "hanya" melepaskan 12 attemps dan empat di antaranya mengarah ke gawang. Ini tentu jauh jika dibandingkan Madrid yang melakukan 37 kali attemps dan sembilan di antaranya mengarah ke gawang. Namun, kalau melihat efektifitas attemps tentu Roma lebih unggul. Sayangnya, tidak ada satupun gol yang tercipta dari sejumlah peluang tersebut.

Peran Salah begitu penting. Ia melepaskan tiga attemps dan tiga umpan kunci. Ia pun sukses enam kali melewati hadangan lawan. Namun, karena minimnya bantuan dari lini kedua, Salah seperti bekerja sendirian dan harus memaksimalkan segala peluang yang ia dapatkan.

Hilangnya Peran El Shaarawy

Roma berulang kali melakukan serangan, namun justru putus di tengah jalan. Dengan memaksimalkan satu sisi, praktis tak ada bantuan dari lini kedua yang fokus dalam bertahan. Diego Perotti kerap terlambat membantu serangan, sehingga Salah dan Dzeko mesti memaksimalkan segala peluang yang mereka dapatkan.

Ini tentu sulit dilakukan oleh Salah dan Dzeko mengingat bek Madrid yang dihuni Marcelo, Sergio Ramos, Pepe, dan Danilo, hampir jarang meninggalkan posnya. Mereka bermain padu sehingga sejumlah serangan Roma berhasil dipatahkan.

Kala menyerang, Salah mestinya bisa memindahkan bola dari sisi kanan ke sisi kiri. Namun, berulang kali El Shaarawy seperti kebingungan untuk menempatkan posisi.

Apabila melihat secara statistik penyerangan, Sharaawy memang tidak bisa dibilang buruk. Ia mampu melepaskan dua attemps yang keduanya melenceng dari sasaran. Namun, untuk kontribusi secara tim, ia terbilang minim. Tidak ada umpan kunci yang ia berikan. Jumlah umpannya yang hanya 15 kali merupakan yang paling sedikit dalam pertandingan tersebut, setelah Maicon yang masuk pada menit ke-85.

Saat menyerang, Shaarawy lebih banyak terlambat. Kala bertahan pun Shaarawy tak terlihat begitu padu dengan Lucas Digne. Sayangnya, Spaletti justru masih membiarkan Shaarawy berkeliaran hingga menit ke-74, saat Roma sudah tertinggal 0-2.

Padahal, dengan kondisi seperti itu, sulit bagi Francesco Totti yang masuk menggantikan El Shaarawy untuk membuat perbedaan.

Memanfaatkan Kesalahan

Real Madrid bermain tanpa Karim Benzema. Pelatih Madrid, Zinedine Zidane, pun menurunkan Cristiano Ronaldo sebagai ujung tombak. Kehadiran Ronaldo ditopang kecepatan Gareth Bale dan James Rodriguez di kedua sisi.

Real Madrid memang mendominasi jumlah peluang. Salah satu alasannya adalah mudahnya Toni Kroos dan kolega dalam mematahkan serangan Roma. Saat serangan Roma mentah, mereka pun dengan mudah mengirimkan bola ke lini serang.

Namun, serangan tersebut tak membuahkan gol setidaknya hingga pertengahan babak kedua. Salah satu alasannya karena padatnya area di depan kotak penalti Roma. Ini memaksa Ronaldo bergerak ke sisi untuk membuka ruang. Namun, hal ini membuat Roma memiliki waktu untuk mengatur ulang lini pertahanannya.

Pada menit ke-61, Zidane menurunkan Lucas Vazquez menggantikan Gareth Bale. Masuknya Lucas mengubah sejumlah hal penting dalam serangan Madrid, utamanya serangan dari tengah. Tiga menit setelah Lucas masuk, ia langsung berjasa atas gol yang dicetak Ronaldo.

Masuknya Lucas membuat Rodriguez bermain di belakang Ronaldo. Ini yang membuat peluang Madrid tepat di depan muka gawang menjadi lebih efektif. Setelah gol kedua Madrid yang dicetak Rodriguez, Lucas hampir memberi assist-nya yang kedua, sayang bola sepakan Ronaldo masih menyamping.

foto: theworldgame.sbs.com.au

Komentar