Alasan Mengapa Simone Zaza Jangan Tinggalkan Juventus pada Januari Ini

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Alasan Mengapa Simone Zaza Jangan Tinggalkan Juventus pada Januari Ini

Simone Zaza bertekad untuk meninggalkan Juventus agar peluangnya membela Italia pada Piala Eropa 2016 tetap terjaga. Dirinya tetap ingin hengkang walau Juventus tidak punya niatan untuk melepasnya. Pasalnya, Zaza sudah kadung kesal karena terbilang jarang dimainkan sepanjang musim ini. Dirinya baru diturunkan sembilan kali dalam seluruh ajang yang diikuti Juventus. Hal itu tidak lepas dari persaingan sengitnya dengan Paulo Dybala, Mario Mandzukic, dan Alvaro Morata.

"Itu benar. Suatu kehormatan (Massimiliano Allegri) mengatakan tidak ingin saya pergi. Tapi ada kejuaraan Eropa pada Juni nanti," imbuh Zaza kepada La Gazzetta dello Sports.

Tapi klub berjuluk Si Nyonya Tua itu sempat luluh tentang niatan Zaza itu. Mereka bersedia melepas Zaza kepada klub yang membayar uang minimal 15 juta euro. Hal itu pun membuat Crystal Palace, Norwich City, dan Watford tertarik. Namun mantan penyerang Sassuolo itu menolak semua tawaran tersebut. Kemudian West Ham United pun ikut-ikutan memburu Zaza, mengingat Andy Carroll dan Enner Valencia kurang tajam dan rentan cedera. Begitu juga Arsenal turut memburu Zaza untuk melapis Olivier Giroud.

Sementara itu Massimiliano Allegri menegaskan jika Zaza akan bertahan dalam skuatnya. "Saya tidak mengerti mengapa dia harus pergi. Seharusnya tidak boleh ada kabar ini tentang dia. Saya berbicara dengan dia setiap hari. Dia adalah pemain berkualitas hebat yang terus meningkat dan penting bagi kita. Jadi akan adil jika ia tetap di sini. Kami memiliki empat penyerang berkualitas dan mereka harus berjuang untuk tempat mereka," jelasnya seperti dikutip Daily Mail.

Baca juga : Laurent Blanc Persilahkan Edinson Cavani Pergi.

Kendati demikian, kesebelasan lain tidak peduli. Mereka terus menggoda Zaza. Bahkan Palace masih belum menyerah meskipun lamarannya pernah ditolak. Bahkan, Zaza pun tidak hanya diminati kesebelasan-kesebelasan Inggris, VfL Wolfsburg dari Bundesliga Jerman pun ingin meminjamnya dengan opsi permanen pada akhir musim ini.

Zaza diproyeksikan Wolfsburg untuk menggantikan Bas Dost yang mendapatkan cedera metatarsal, sehingga kesempatan bermain untuknya di skuat utama cukup besar. Tapi tawaran Wolfsburg ditolak Giuseppe Marotta, CEO Juventus, karena hanya melepas Zaza dengan pembelian permanen. Bahkan Marotta menaikan harga Zaza menjadi 20 juta euro.

Zaza Sebaiknya Bertahan di Juventus

Pada intinya pihak Si Nyonya Tua masih menginginkan Zaza bertahan. Pasalnya ia adalah salah satu pemain asli Italia di Juventus dan Allegri ingin menjaga tradisi itu dalam skuatnya. Alasan itu jugalah yang membaut Daniele Rugani tetap dipertahankan walau ia ingin hengkang. Selain itu Zaza memiliki kekuatan di kaki kirinya, mengingatkan kepada dua mantan penyerang Juventus yakni Christian Vieri dan David Trezeguet.

Torehan 11 gol dari 31 penampilan bersama Sassuolo musim lalu, membuat Juventus menggaetnya dengan harga 18 juta euro pada bursa transfer musim panas lalu. Tapi Zaza memiliki masalah soal mental yang harus dibenahi jika ingin menjadi pilihan utama Allegri. Tahap pertama adalah ia harus sadar diri jika Juventus merupakan kesebelasan besar pertama yang diperkuatnya, sehingga wajar jika ada persaingan ketat di dalam skuat dan itu sudah menjadi risikonya setelah tiba di Kota Turin.

Pemain 24 tahun ini juga wajib menjaga emosinya. Jangan sampai ia kembali berapi-api secara berlebihan seperti ketika melawan Torino di ajang Coppa Italia. Zaza pun hampir mendapatkan kartu merah akibat tingkah provokatifnya saat itu. Hal itu karena ia mengekspresikan sikap emosionalnya di lapangan karena jarang mendapatkan kesempatan bermain.

"Tentu saja saya mengambil beberapa risiko, tapi aku begitu putus asa untuk bermain. Sejauh yang kupikirkan, antusiasme itu bukanlah masalah. Bahkan itu adalah sikap positif dan kebenaran. Jika saya tidak memiliki kemarahan seperti itu, maka saya hanya akan menjadi pemain biasa-biasa saja," ungkap Zaza seperti dikutip dari La Gazzetta dello Sport.

Baca juga : Sassuolo Sebagai Batu Loncatan yang Tepat.

Pemain bernomor punggung tujuh ini pun harus lebih sabar bersama Juventus. Pasalnya, bersama kesebelasan inilah ia berpeluang mendapatkan trofi yang dibutuhkan untuk portofolionya sendiri. Atas faktor itu juga Zaza akan menyadari bahwa pengalaman merupakan hal paling pentung untuk pesepakbola seumurannya, mengingat Si Nyonya Tua terlibat dalam tiga kompetisi pada musim ini.

Sementara itu Allegri pun harus lebih adil dan pintar untuk melakukan rotasi kepada Zaza. Seharusnya, tidak ada pilihan ketiga atau keempat untuk mencadangkan suatu bakat yang hampir matang. Maka hasilnya bukan tidak mungkin Zaza akan menjadi bomber paling mematikan di Italia jika semua hal itu bisa diterapkan minimal dalam satu tahun ke depan.

Sumber lain : Bleacher Reports, Corriere dello Sport, ESPN FC, Evening Standard, Football-Italia, Italian Football Dialy, Metro, Mirror, Talk Sport.

Komentar