Bukan Umpan-umpan Ajaib dan Kemampuan Menciptakan Peluang yang Membuat ?zil Hebat

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bukan Umpan-umpan Ajaib dan Kemampuan Menciptakan Peluang yang Membuat Özil Hebat

Bukan tanpa alasan Arsenal memecahkan rekor transfer mereka ketika mendatangkan Mesut Özil dari Real Madrid pada 2013 lalu. Arsenal membayar mahal untuk jasa bantuan mencetak gol (baca: assist), itu jelas. Namun apa iya itu saja?

Tentu saja bukan hanya itu yang Arsenal dapatkan bersama dengan perginya sejumlah besar dana transfer mereka (50 juta euro menurut Transfermarkt). Banyak keahlian yang mampu Özil tawarkan. Mencetak assist menjadi yang paling banyak dibicarakan karena itulah yang dapat dengan mudah terlihat dan terukur. Berbeda dengan kecerdasan menemukan, mencari, membuka, dan menciptakan ruang serta peluang. Ada pula hal-hal yang datang dalam jumlah sangat banyak sehingga dianggap biasa saja, seperti umpan-umpan lain di luar assist dan umpan-umpan kunci.

Bahkan umpan kunci pun kadang tidak mendapat perhatian sepantasnya. Padahal, jika dipikir lagi, umpan-umpan kunci hanyalah assist yang batal terjadi. Bukan salah Özil jika sebuah assist batal tercipta; salah si penerima umpan tidak mampu mengubahnya menjadi gol.

Tidak semua orang memahami Özil. Dan mungkin karenanya tidak semua orang menyukainya atau mengakui kehebatannya. Alasan paling mudah adalah karena ia terlihat malas. Sering terlihat berjalan dalam pertandingan. Tidak bersemangat. Pada awal karirnya di Inggris ia mendapat banyak kritik dan hanya mendapatkan sedikit pujian.

Özil berbeda dari apa yang diharapkan publik Inggris. Ia tenang dan sepi dalam permainannya. Ia bukan pemain yang meledak-ledak. Özil bukan pencipta tendangan-tendangan keras, tapi umpan-umpan terukur. Ia sulit diterima karena berbeda.

“Ia kadang memusingkan,” ujar Jérôme Boateng, salah satu kawan terdekat Özil di Tim Nasional Jerman. “Aku sudah mengenalnya sangat lama. Dan ... begini, ia tidak melakukan ini dengan sengaja (Boateng menirukan kebiasaan Özil bungkuk, berjalan lambat, ekspresi wajah yang kosong dan lesu). Memang begitu orangnya, memang begitu ia terlihat."

"Ia bukannya ingin membuat orang-orang sebal. Ia selalu melakukan yang terbaik, namun ia seperti orang-orang yang lain, yang mengalami masa-masa sulit. Namun jika ia memiliki kepercayaan diri dan ritme yang tepat ia adalah salah satu pemain terbaik di dunia,” tambah pemain Bayern Munchen tersebut.

Pada kenyataannya, memang seperti itulah Özil dalam permainannya: terlihat malas tetapi berbahaya. Ia seringkali terlihat tidak tertarik kepada permainan, terutama ketika berada dekat garis tepi dan tanpa bola di dekatnya. Satu detik begitu, satu detik kemudian ia berlari menuju titik yang ia pilih untuk menjadi tempatnya terlibat dalam permainan. Terlihat malas adalah bagian dari permaiannya.

“Ia pandai melihat peluang untuk rekan-rekannya, ia dapat membaca ke mana kita berlari. Ia masih dapat melakukan itu dengan lebih baik lagi, bakatnya sangat tinggi, setinggi orang-orang,” lanjut Boateng. “Ketika kamu memiliki kesebelasan yang baik, ia dapat memainkan umpan-umpan yang luar biasa.”

Sangat luar biasa memang umpan-umpan Özil. Penguasaannya terhadap seni mengumpan yang digabungkan dengan pemilihan waktu, serta kemampuannya melihat celah dan kemungkinan yang tidak dilihat kebanyakan orang, membuatnya menjadi salah satu yang terbaik di dunia dalam hal ini. Satu umpan yang paling baik menggambarkan Özil adalah ini.



Bukan itu saja yang membuat Özil hebat. Tidak semua umpan dan assist Özil adalah sebuah keajaiban yang membuat banyak mata terpana. Banyak di antaranya hanyalah umpan sederhana yang ia lepas setelah secara cerdas menemukan ruang untuk menerima umpan dari rekannya. Keindahan tidak hanya terlihat ketika ia menemukan rekan-rekannya, namun juga ketika rekan-rekannya menemukan dirinya.

“Peran central playmaking secara tradisional adalah rumah bagi pemain paling berbakat dari sebuah kesebelasan,” ujar Michael Cox. “Namun alasan keberadaan sang pemain menjadi rusak jika ia meyakini bahwa tugasnya adalah mendominasi kesebelasannya secara total. Tugasnya yang sebenarnya, tentu saja, adalah membantu kesebelasannya berjaya.”

Dengan kata lain, Özil (dan pemain-pemain lain dengan peran nomor 10) tidak boleh hanya menjadi pelepas setiap umpan. Selain menciptakan peluang dengan umpan-umpannya, Özil juga membantu kesebelasannya dengan menjadi pemain yang berada di posisi terbaik untuk menerima umpan. Ia menciptakan peluang dengan umpan dan pergerakan.

“Kebanyakan nomor 10 tidak sempurna karena mereke berkeras melakukan segala hal sendirian, mengecilkan tugas mereka sebagai playmaker” lanjut Cox. “Özil memeluk, dan secara aktif menekankan, sifatnya yang tidak mementingkan diri sendiri.”

Dengan itu Özil menjadi pujaan mereka yang mengerti. Di luar mencetak banyak assist dan menciptakan banyak peluang serta memenangi kejuaraan, prestasi terbaik Özil, barangkali, adalah mendamaikan José Mourinho dan Arsène Wenger.

“Tidak banyak aspek sepakbola yang membuat Arsène Wenger dan José Mourinho secara alami sepakat namun tidak ada perselisihan (antara keduanya) soal Mesut Özil,” tulis Amy Lawrence membuka salah satu tulisannya untuk The Guardian. “Mengingat keajaiban permainannya yang lesu tidak selalu cocok dengan semua orang, menarik bagaimana Özil menginspirasi kekaguman yang sama dari manajer-manajer yang sangat kontras seperti Mourinho yang pragmatis dan Wenger yang romantis. Keduanya telah bekerja bersama sang playmaker Jerman, dan keduanya merasa interpretasi Özil terhadap seni pemain sepakbola yang begitu memesona.”

Jika Mourinho dan Wenger yang kerap berselisih bisa sepaham mengenai Özil, rasanya manajer lain pun akan mengamini pengakuan bahwa Özil adalah salah satu playmaker terbaik yang ada saat ini. Dan Arsenal, kesebelasan yang ia bela saat ini, beruntung memiliki pemain yang tak hanya hebat secara individu, tapi juga sangat berguna bagi tim terutama dengan assist-assist yang ia kreasikan.

Komentar