Mengkhidmati Thierry Henry sebagai Salah Satu Trisula Barcelona

Backpass

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengkhidmati Thierry Henry sebagai Salah Satu Trisula Barcelona

Arsenal tahu caranya untuk mengkhidmati kelegendaan seorang Thierry Henry. Perayaan legendarisnya ke gawang sang rival, Tottenham Hotspurs, di musim 2002-03 lalu dijadikan Arsenal sebagai memori yang tak terbatas dalam sebuah bongkahan perunggu yang diukir menjadi patung di depan Emirates Stadium.

Patung yang dirilis pada 10 Desember 2011 lalu menjadi penahbisan diri seorang Thierry Henry sebagai legenda abadi Arsenal. Para penggemar Arsenal boleh bangga dengan si nomer 14 tersebut, namun bukan berarti penggemar kesebelasan lain tidak bisa membanggakan Henry. Toh, dalam sepanjang karirnya, ia pernah membela kesebelasan selain Arsenal juga. Para penggemar Monaco, Juventus, Barcelona bahkan New York Red Bulls pun berhak membanggakan Thierry Henry.

***

Bersama Barcelona, karir pria yang lahir pada 17 Agustus 1977 ini memang tak lebih lama jika dibandingkan dengan karirnya bersama New York Red Bulls. Meski begitu, Thierry Henry sudah mencicipi (hampir) seluruh trofi mayor yang tersedia di bersama Barcelona.

Awal kedatangannya ke Barcelona, ia mengaku berat meninggalkan Arsenal, kebelasan yang membesarkan namanya di dunia sepakbola. Ia juga tak ragu untuk menangisi kepindahannya tersebut. Baginya, ia pindah dengan doa restu sang “ayah”, Arsene Wenger, saat itu.

“Aku tak pernah mempertimbangkan untuk meninggalkan Arsenal,” ungkap Henry seperti dinukil dari wawancaranya bersama beIN Sports. Ia juga menambahkan, “Tapi aku sudah menginjak 29 tahun dan dalam performa yang bagus dan sebagian besar pemain lain sudah meninggalkan Arsenal. Aku juga tidak tahu masa depan Wenger bersama Arsenal.”

Baca juga tentang Thierry Henry lainnya:


Kehadiran dirinya di Barcelona pada musim panas 2007 membuat media massa menyebutnya bagian dari “The Fantastic Four” bersama Ronaldinho, Samuel Eto’o dan Lionel Messi yang masih sangat muda. Memang, dalam pengakuannya, ia tak dijanjikan akan melulu menjadi pemain starter utama dalam tim Barca saat itu.

Musim pertamanya bersama Barcelona memang tak semulus yang diharapkan . Malah, ia tak mendapatkan apapun gelar di musim itu dan harus menelan pil pahit ketika harus memberi Guard of Honor dan dipermak habis-habisan oleh Real Madrid dengan skor 4-1.

Henry yang mencetak satu-satunya gol bagi Barcelona saat itu harus menanggung malu ketika tim pulang dari ibukota. Bagi skuat Barca, malam itu, lebih seram dari mimpi buruk anak kecil yang akan berhadapan dengan jarum suntik.

Kuartet Ronaldinho, Henry, Eto’o & Messi yang digadang-gadang sebagai “The Fantastic Four” harus rela diejek dengan sebutan “The Falsetastic Four”

 Thierry Henry sebagai Tulang Punggung Trisula Barcelona

Kepergian Ronaldinho dari Barcelona memantik beberapa punggawa lainnya untuk hengkang saat itu. Messi yang kehilangan sang mentor (Ronaldinho) dan Henry yang “kangen” akan suasana sepakbola Inggris membuat fondasi “The Fantastic Four" akan terancam berantakan.

Beruntung, kedatangan Guardiola yang ditunjuk sebagi pelatih Barca di awal musim 2008-09 mampu meyakinkan Henry dan Messi untuk bertahan. Henry sendiri yang mengakuinya bahwa Guardiola-lah orang yang mampu membuatnya tetap bermain untuk Barcelona saat itu.

Trisula Messi, Henry dan Eto'o di musim 2008-09 (sumber: goal)
Trisula Messi, Henry dan Eto'o di musim 2008-09 (sumber: goal)

Henry, Eto’o dan Messi adalah tulang punggung Barcelona saat itu. Gelontoran 100 gol-nya sepanjang musim 2008-09 di seluruh kompetisi membuat sejarah tersendiri untuk Barcelona sebelum akhirnya dipecahkan oleh trio Messi, Suarez dan Neymar di musim 2014-15 lalu.

Permainan fluid ketiga penyerang yang mampu bertukar posisi dari sayap ke kotak penalti dan sebaliknya membuat Thierry Henry mampu memaksimalkan potensinya sebagi pencetak gol ulung. Perlu dicatat, trio Messi, Eto’o dan Henry merupakan pemain yang mampu mengkonversi peluang dan ruang sekecil apapun menjadi gol.

Secara pribadi, ia mengingat bagaimana dirinya menghancurkan Real Madrid di Santiago Bernabeu dengan skor 2-6 pada musim 2008-09. Menurutnya hal tersebut “akan terus ia kenang sepanjang hidupnya”.

Simak juga editorial lawas tentang Thierry Henry dari salah satu penulis kami dengan judul; "Thierry Henry dan Saya" 

Ia juga menambahkan bagaimana tahun 2009 adalah salah stau tahun terbaik dalam karirnya. “Kita memenangkan semuanya (enam gelar) dengan bermain sepakbola yang luar biasa. Itu sangat menakjubkan!” tutur Henry.

Tak lupa juga ia memuji Pep Guardiola sebagai pelatih jempolan. Menurutnya, “Pep tahu apa yang akan terjadi dalam pertandingan dan bagaimana hal tersebut akan terjadi.”

“Hal terhebat pada dirinya adalah ia selalu tepat sasaran dan itu semua berada di dalam kepalanya. Itu semua sangat spesial,” lanjut Henry seperti dikutip dari Soccer Laduma.

***

Meski karirnya bergelimang gelar bersama Barcelona, ternyata ia tak berlama-lama untuk singgah di Katalunya. Ketika jam bermainnya mulai kembali terkikis pasca datangnya Ibrahimovic dan bersinarnya Bojan Krkic dan Pedro Rodriguez, ia mencari pelabuhan baru bagi karirnya. Dan pelabuhan yang dipilihnya itu adalah New York Red Bulls di Amerika Serikat.

Henry di Barcelona perannya memang tak sevital Henry di Arsenal, bahkan sangat jauh. Tapi menjadi bagian kesebelasan enam piala dalam satu tahun, ia tentu saja pantas juga diingat dengan sepatutnya dalam sejarah Blaugrana.

Joyeux anniversaire, Monsieur Henry!

Foto: crunchyroll.com

Komentar