Kerusuhan Jelang Pembukaan Piala Dunia

Berita

by redaksi

Kerusuhan Jelang Pembukaan Piala Dunia

Beberapa jam sebelum pembukaan Piala Dunia digelar, sejumlah massa kembali melakukan unjuk rasa di Sao Paulo dan Rio de Janiero. Polisi pun menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan secara paksa para pendemo tersebut. Di Rio, sejumlah warga terluka akibat kekerasan yang dilakukan polisi tersebut.

Para pendemo marah pada pemerintah Brasil karena banyaknya uang yang mereka habiskan untuk persiapan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 yang akan berlangsung di Rio de Janiero.

Sebelumnya, para pekerja di bandara menutup akses jalan keluar bandara. Mereka minta kenaikan gaji sebagai bonus Piala Dunia. Pemogokan massal itu telah beralangsung lebih dari 24 jam. Para guru juga berunjuk rasa di pusat kota Rio. Akibatnya, terjadi kepadatan lalu lintas yang menyebabkan kemacetan.

Di Sao Paulo, para polisi mengatasi pendemo dengan menggunakan pentungan dan tameng. Mereka juga menembakan peluru karet, serta gas air mata di dekat stasiun kereta bawah tanah yang akan menuju ke Arena Corinthians, tempat pembukaan Piala Dunia 2014 berlangsung. Para Polisi mulai bereaksi ketika demonstran mencoba untuk memblokir jalanan.

Selain di Sao Paulo dan Rio de Janiero, kerusuhan juga pecah di dua kota tuan rumah Piala Dunia 2014, Belo Horizonte dan Porto Alegre. Di Belo Horizonte, sekitar 200 orang ambil bagian dalam demonstrasi yang menentang pelaksanaan Piala Dunia. Belo Horizente merupakan kota di mana Inggris akan berhadapan dengan Kosta Rika pada 24 Juni mendatang.

Sejumlah demonstran bahkan merusak mobil polisi dengan menghancurkannya. Mereka juga melempari jendela bank dan sejumlah toko.

“Aku sangat menentang Piala Dunia,” ujar salah seorang pendemo kepada AP, “Kami hidup di sebuah negara yang di mana uang tidak diberikan untuk masyarakat, sementara kami melihat berjuta-juta uang dihabiskan untuk membangun stadion.”

Protes ini rencananya akan terus berlangsung selama jalannya Piala Dunia. Tahun lalu, lebih dari satu juta orang turut serta dalam demonstrasi di seluruh Brasil. Mereka menginginkan pelayanan publik yang lebih baik serta menyoroti korupsi yang terjadi di pemerintahan. Mereka juga mempertanyakan tentang tingginya biaya untuk menyelenggarakan Piala Dunia.

Sejak saat itu, sejumlah kelompok kecil anti Piala Dunia kembali turun ke jalan, dengan beberapa dari demonstrasi tersebut berujung pada kerusuhan.

Punggawa Brasil, Neymar, sempat memberikan rasa simpatinya kepada pengunjuk rasa. “Jika mereka ingin mewujudkan sebuah negara yang lebih baik, biarkanlah,” ujarnya, “Aku bersama mereka, tapi aku menentang kekerasan. Itu adalah satu hal yang berbeda.”

Untuk membubarkan massa, polisi bertindak begitu berlebihan. Hanya menangani satu pendemo yang tidak melawan saja, mereka sampai-sampai harus melemparkan granat kejut dan gas air mata berkali-kali. Entah disengaja atau tidak, granat kejut tersebut ternyata dilemparkan ke arah jurnalis yang tengah mengambil gambar. Sejumlah jurnalis pun terluka.

Jurnalis channel televisi CNN, Barbara Arvanitidis, turut terluka akibat kerusuhan yang terjadi di Sao Paulo tersebut. Ia diduga mengalami patah tulang lengan. Pun dengan fotografer kantor berita Associated Press (AP), yang terluka setelah sebuah granat setrum meledak di dekatnya.Kerusuhan tersebut terjadi sekitar 13 kilometer dari Arena Corinthians.

Berikut cuplikan video dari The Telegraph tentang sikap polisi yang sangat berlebihan dalam menangani para pendemo.

[video id="4JG4pprcbvo" site="youtube"][/video]

Sumber gambar: dailymail.co.uk

[fva]

Komentar